Pejabat Lebanon: Hizbullah Tolak Usulan AS untuk Redakan Pertempuran dengan Israel
Ilustrasi - Pejuang Hizbullah Lebanon berdiri di dekat beberapa peluncur roket di desa Aaramta, Lebanon Selatan. Hizbullah memandang gagasan yang disampaikan oleh perunding veteran AS sebagai sesuatu yang tidak realistis. 
15:50
18 Januari 2024

Pejabat Lebanon: Hizbullah Tolak Usulan AS untuk Redakan Pertempuran dengan Israel

- Hizbullah yang didukung Iran menolak gagasan awal Amerika Serikat (AS) untuk meredakan pertempuran sengit dengan Israel.

Dalam usulannya, AS meminta Hizbullah menarik pasukannya lebih jauh dari perbatasan.

Meski begitu, pejabat Lebanon mengatakan, Hizbullah tetap terbuka terhadap diplomasi AS untuk menghindari perang yang menghancurkan.

“Hizbullah siap mendengarkan,” ujar seorang pejabat senior Lebanon yang mengetahui pemikiran kelompok tersebut, Kamis (18/1/2024), dikutip dari The Times of Israel.

Pejabat itu juga menekankan, kelompok tersebut memandang gagasan yang disampaikan oleh perunding veteran AS Amos Hochstein pada kunjungan ke Beirut pekan lalu sebagai sesuatu yang tidak realistis.

Posisi Hizbullah adalah akan menembakkan roket ke Israel sampai ada gencatan senjata penuh di Gaza.

Israel juga Ingin Akhiri Perang

Diberitakan US News, Israel juga mengatakan ingin menghindari perang.

Namun, kedua belah pihak mengatakan mereka siap berperang jika diperlukan.

Israel memperingatkan akan merespons lebih agresif jika kesepakatan untuk membuat kawasan perbatasan aman tidak tercapai.

Eskalasi seperti ini akan membuka babak baru yang besar dalam konflik regional.

Hizbullah telah memberi isyarat bahwa setelah perang Gaza berakhir, maka mereka akan terbuka bagi Lebanon untuk merundingkan kesepakatan yang dimediasi mengenai wilayah yang disengketakan di perbatasan.

“Setelah perang di Gaza, kami siap mendukung perunding Lebanon untuk mengubah ancaman menjadi peluang,” kata seorang pejabat senior Hizbullah kepada Reuters, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Hizbullah sebelumnya menahan tembakan selama gencatan senjata 7 hari di Gaza pada akhir November 2023.

Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, mengatakan masih ada peluang diplomatik untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan.

Sekjen PBB Ungkap Keprihatinannya

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan keprihatinannya atas ketegangan yang sedang berlangsung antara Israel dan Lebanon.

Pertempuran antara Israel dan Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Lebanon telah meningkat.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sejak tentara Israel melancarkan serangan militer mematikan ke Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baku tembak lintas batas baru-baru ini terjadi antara Hizbullah dan pasukan Israel, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.

Sekjen PBB lantas mengatakan, konflik lain seperti di Gaza tidak boleh terjadi di Lebanon.

“Kita tidak bisa melihat Lebanon apa yang telah kita lihat di Gaza."

"Dan kita tidak bisa membiarkan apa yang terjadi di Gaza berlanjut,” ujarnya di markas besar PBB, Senin (15/1/2024), dilansir Anadolu Agency.

Ilustrasi - Tentara Israel berpindah posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel. Ilustrasi - Tentara Israel berpindah posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel. (AFP/JALAA MAREY)

Antonio Guterres menyebut, puluhan ribu orang di utara Israel dan selatan Lebanon telah mengungsi akibat pertempuran tersebut dan akses kemanusiaan di Lebanon terus terhambat.

“Berhenti bermain api di Garis Biru, kurangi eskalasi, dan akhiri permusuhan sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan 1701,” jelasnya.

Sekjen PBB pun mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza.

“Serangan gencar pasukan Israel di Gaza selama 100 hari ini telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan tingkat pembunuhan warga sipil pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal,” katanya.

Ia menekankan, sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak.

“Tidak ada yang bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina," imbuh dia.

Guterres juga menguraikan dasar-dasar tertentu untuk operasi kemanusiaan yang efektif di Gaza.

Menurutnya, PBB dan mitra-mitranya tidak dapat memberikan bantuan secara efektif ketika Gaza masih berada di bawah serangan bom besar-besaran dan tanpa henti oleh Israel.

Dia juga mencatat bahwa operasi bantuan menghadapi rintangan besar di perbatasan Gaza dan hambatan besar dalam distribusi di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #pejabat #lebanon #hizbullah #tolak #usulan #untuk #redakan #pertempuran #dengan #israel

KOMENTAR