Irak Kirim Pulang 1.905 Tentara Suriah yang Kabur Saat Rezim Assad Tumbang, Senjatanya Ditahan
Ribuan tentara Suriah itu kabur ke Irak demi mencari perlindungan di negara itu sehari sebelum jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Meski memulangkan personel tentara Suriah, Irak menyatakan menahan senjata-senjata mereka, yang jumlah nya diperkirakan mencapai ribuan.
Irak menjelaskan kalau senjata-senjata ini menunggu untuk diserahkan kepada pemerintahan baru Suriah setelah terbentuk, menurut pernyataan dari Komando Operasi Gabungan Irak.
Pernyataan tersebut, yang diterbitkan oleh Kantor Berita resmi Irak (INA), mengungkapkan kalau para prajurit, termasuk perwira dan personel Suriah yang ditempatkan di perbatasan al-Bukamal, baru-baru ini mencari perlindungan di Irak.
"Pada tanggal 7 Desember, personel militer Suriah, termasuk perwira, prajurit, dan penjaga di perbatasan al-Bukamal, memasuki Irak untuk mencari perlindungan karena peristiwa terkini di Suriah," bunyi pernyataan tersebut.
Sebagai tanggapan, angkatan bersenjata Irak mengizinkan masuknya mereka atas dasar kemanusiaan setelah memperoleh persetujuan resmi.
Bashar Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.
Para tentara eks rezim Bashar al-Assad di Suriah tinggal di tenda-tenda di padang pasir Irak. (Shaam)Tinggal di Tenda-Tenda di Padang Pasir
Setelah kabur ke Irak, dalam sebuah foto dan video yang viral di media sosial, ribuan tentara Suriah eks-rezim Bashar al-Assad menempati tenda-tenda di padang pasir di Irak.
Para tentara itu disebut kabur ke Irak setelah milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menumbangkan rezim Assad dan menguasai Damaskus, ibu kota Suriah.
Menurut laporan, jumlah tentara itu melebihi 2.000 personel, termasuk para perwira.
Shaam menyebutkan Kementerian Kementerian Pertahanan Irak telah memerintahkan satuan-satuan militer di Provinsi Arba untuk mendirikan ratusan tenda.
Menurut Wali Kota Rutba, Imad al-Dulani, tenda itu kemudian dihuni oleh 2.125 tentara eks rezim Assad.
Dulani berkata para tentara itu memilih menyerahkan diri kepada pihak berwenang setelah rezim Assad runtuh.
Sementara itu, Kantor Berita Irak atau INA pekan lalu melaporkan setidaknya ada 2.000 tentara eks rezim itu yang menyeberang ke Irak karena milisi pemberontak mendapat kemajuan di Suriah.
Shaam yang dikenal sebagai media oposisi di Suriah menyindir para tentara itu.
“Anggota pasukan Assad memperoleh pengalaman tinggal di perkemahan setelah mereka menjadi penyebab langsung munculnya ratusan ribu pengungsi yang tinggal di tenda-tenda di tengah sulitnya kondisi kemanusiaan, ditambah dengan berlanjutnya kelangkaan sebagian besar kebutuhan hidup, seperti listrik, air, sanitasi, dan penghangan saat musim dingin atau pendingin saat musim panas,” kata Shaam.
Media-media Arab menyampaikan informasi yang mengindikasikan keberadaan Ali Mamlouk, mantan Direktur Kemanan Nasional Suriah, di Pegunungan Qandil di Irak utara, dekat dengan perbatasan Iran.
Irak Tak akan Beri Suaka
Beberapa hari lalu para pejabat Irak telah berujar bahwa negaranya tidak punya keinginan untuk memberikan suaka kepada ribuan eks tentara Suriah yang kabur ke Irak,
The New Arab menyebut ada sekitar 3.000 eks tentara Suriah yang kini berada di Provinsi Anbar.
Narasumber dari Irak mengatakan para tentara yang kabur itu tak akan diizinkan untuk tetap tinggal di Iran sebagai pengungsi.
“Mereka akan tetap tinggal di Irak pada periode mendatang hingga situasi mereka ditentukan dan kepulangan mereka secara aman bisa terjamin,” kata salah satu narasumber.
“Irak berkomitmen memastikan kesejahteraan mereka sembari mereka tetap berada di wilayah Irak dan segera setelah mereka dibawa kembali melewati perbatasan.”
Pada hari Sabtu kemarin Irak mengaku telah menerima ratusan tentara Suriah yang kabur karena pertempuran melawan milisi pemberontak makin sengit.
Para tentara itu awalnya berencana pulang ke Damaskus melalui jalur udara. Akan tetapi, rezim Assad yang tumbang dengan cepat sekali telah memaksa pemerintah untuk menunda rencana pemulangan tentara.
Wakil Kepala Kemanan dan Pertahanan di parlemen Irak, Sagvan Sindi, mengatakan pemerintah kini membahas cara terbaik untuk menangani para tentara itu.
“Persoalan ini terkait dengan cara bagaiman pemerintah Irak menangani para tentara Suriah,” ujar Sindi.
Sementara itu, Wali Kota Al-Qa’im, Turki Mohammed, mengatakan pihak berwenang memfasilitasi para tentara setelah mereka melucuti senjata sendiri di perbatasan.
“Irak menerima hampir 3.000 eks tentara Suriah, termasuk perwira, selama beberapa hari belakangan,” kata Mohammed.
Dia mengatakan sejak saat itu para tentara menjadi tanggung jawab otoritas militer Irak. Pejabat Irak mengatakan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya disediakan kepada mereka.
Ali Abbas, juru bicara Kementerian Migrasi Irak, mengatakan para eks tentara Assad itu kini diterima sebagai “tamu” hingga kondisi di perbatasan membaik.
“Personel militer Suriah dirawat oleh tentara Irak di lokasi dekat perbatasan. Mereka akan dipulangkan setelah situasi di Suriah dapat diatasi,” katanya pada hari Selasa.
(oln/fbr/anews/*)
Tag: #irak #kirim #pulang #1905 #tentara #suriah #yang #kabur #saat #rezim #assad #tumbang #senjatanya #ditahan