Sahabat Prabowo di Ambang Perang Iran vs Israel, Raja Abdullah Teguhkan Nasib Yordania, Indonesia?
Raja Yordania Abdullah II, mengenakan seragam militer, ikut serta dalam operasi penerjunan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, di Yordania pada 27 Februari 2024. Raja Abdullah II sahabat Prabowo menjadi sorotan setelah militernya mencegat serangan rudal Iran ke Israel, posisi Indonesia dibahas 
12:30
16 April 2024

Sahabat Prabowo di Ambang Perang Iran vs Israel, Raja Abdullah Teguhkan Nasib Yordania, Indonesia?

- Raja Yordania, Raja Abdullah II menjadi sorotan setelah pasukan militernya ikut andil mencegat serangan rudal Iran ke Israel.

Yordania disebut-sebut memihak Israel karena menghalangi agresi Iran.

Belakangan, Pemerintah Raja Abdullah II beralasan, serangan Iran ke Israel mengancam keamanan dan otoritas wilayah Yordania.

Hal ini lantaran rudal yang ditembakkan Iran ke Israel melewati wilayah Yordania.

Di sisi lain, Yordania juga bakal bereaksi sama jika agresi dilakukan Israel ke Iran dengan menerbangkan rudal melewati wilayahnya. 

Lantas kini, sikap politik luar negeri sahabat Menteri Perhtahanan RI, Prabowo Subianto tersebut dipertanyakan.

Raja Abdullah II sebelumnya telah berbicara dengan Presiden AS, Joe Biden untuk bersikap dalam perang regional Timur Tengah ini.

Pada Minggu (14/4/2024), Raja Abdullah mendesak Joe Biden untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Dikutip dari Daily Star, Pembicaraan tersebut juga menyinggung pentingnya kelanjutan koordinasi antara AS dan Yordania mengenai isu-isu regional.

Menyusul serangan Iran terhadap Israel baru-baru ini, pemerintah Yordania secara vokal menyerukan agar semua pihak yang terlibat menahan diri.

Selama rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Bisher Khasawneh, para pemimpin Yordania menekankan perlunya deeskalasi dan tindakan bertanggung jawab oleh semua pihak untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Pemerintah Yordania meyakinkan warganya bahwa negara tersebut beroperasi secara normal, dengan layanan penting seperti pendidikan dan layanan kesehatan terus berjalan tanpa gangguan.

Pemerintah juga menyatakan dukungan penuhnya terhadap Angkatan Bersenjata Yordania dalam menjaga keamanan nasional.

Geopolitik Yordania

Diberitakan The National News, Yordania secara resmi merupakan pendukung solusi dua negara dan mendukung negara Palestina.

Negara ini sebelumnya menguasai Tepi Barat sampai Israel merebutnya pada perang tahun 1967, dan merupakan rumah bagi jutaan warga Palestina, banyak dari mereka adalah pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka oleh Israel.

Namun Yordania juga menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada tahun 1994, dan merupakan sekutu dekat Amerika Serikat, pendukung terpenting Israel.

Kerajaan Arab Saudi juga terlibat dalam konflik berdarah dengan militan Palestina pada tahun 1970, dan mewaspadai Hamas dan kelompok lain yang akan menyeret mereka ke dalam perang.

Hal ini terbukti merupakan tindakan penyeimbang yang rumit bagi raja Yordania ketika ia mencoba menavigasi lingkungan regional yang berbahaya.

Warga Yordania semakin vokal dalam mengkritik hubungan Yordania dengan Israel, di media sosial dan pada protes di dekat kedutaan Israel dan beberapa tempat lain di Amman di mana pihak berwenang mengizinkan demonstrasi.

Pemerintah di Amman berupaya melawan upaya Hamas untuk memobilisasi dukungan dari warga Palestina.

Para pejabat menanggapi dengan cibiran setelah komandan Hamas Mohammed Al Deif meminta warga Yordania dan negara Arab lainnya untuk “bergerak menuju Palestina” pekan lalu.

Menteri Komunikasi Muhannad Al Mubaideen menggambarkan seruan Al Deif sebagai tindakan “putus asa”.

Samih Maaytah, mantan menteri informasi, mengatakan bahwa kewarganegaraan Yordania harus dicabut dari setiap tokoh Hamas yang terlibat dalam apa yang disebutnya agitasi.

Komentar mereka muncul di tengah demonstrasi di Rabieh, distrik Amman tempat kedutaan Israel berada.

Hampir setiap hari, sejak pekan lalu, ribuan orang berkumpul untuk menuntut Yordania membuka front melawan Israel dan membatalkan perjanjian perdamaian tahun 1994.

Setidaknya dua kali, pasukan keamanan telah membubarkan para pengunjuk rasa, untuk mencegah mereka mendekati kedutaan Israel.

Beberapa pemimpin Front Aksi Islam, cabang Ikhwanul Muslimin di Yordania, telah ditangkap dalam demonstrasi tersebut. Hamas didukung oleh Ikhwanul Muslimin, yang dilarang di sebagian besar negara Arab, tetapi tidak di Yordania.

Saud Sharafat, mantan anggota senior intelijen Yordania, mengatakan bahwa beberapa pemimpin Hamas dan pendukung mereka di Teheran ingin menggambarkan pemerintah Yordania sebagai “menolak keinginan masyarakat.”

Ia memuji pihak berwenang yang mampu mengatasi tantangan ini, dan mengatakan bahwa mereka telah menunjukkan keahliannya dalam membiarkan para pengunjuk rasa menguji batas-batas perbedaan pendapat, sekaligus menjaga ketertiban umum.

Protes harian sebagian besar dilakukan oleh laki-laki muda dari latar belakang kelas pekerja. Teriakan umat Muslim “Tuhan Maha Besar” sering kali menyela nyanyian yang mengagung-agungkan para pemimpin militer Hamas.

Anggota gerakan sayap kiri dan sekelompok pensiunan militer yang menentang hubungan kerajaan dengan Israel juga menghadiri protes tersebut, diikuti oleh beberapa siswa di universitas swasta dan sekolah menengah swasta yang mahal.

Namun intinya adalah anggota Ikhwanul Muslimin dan simpatisan mereka, kata Sharafat, pendiri Pusat Studi Globalisasi dan Terorisme Shorufat.

“Ikhwanul Muslimin adalah satu-satunya yang bisa mengatur jalan seperti ini,” kata Sharafat. Kelompok ini mungkin melampaui batasan yang memungkinkan mereka beroperasi secara legal di Yordania, tambahnya.

Seruan mereka agar Yordania membatalkan perjanjian damai dengan Israel, yang merupakan landasan kebijakan luar negeri Amman dan aliansi dengan Washington, “sama saja dengan bunuh diri politik” dan akan terus diabaikan oleh pihak berwenang, katanya.

Dia memuji cara Raja Abdullah menangani perang tersebut, dan kebijakannya yang mengubah kerajaan tersebut menjadi pusat pasokan kemanusiaan untuk dikirim ke Gaza.

Raja juga mendapat dukungan nyata dari AS mengenai perlunya membendung tindakan Israel di Tepi Barat, dengan tujuan utama mencegah gelombang pengungsi lagi ke Yordania.

Kerajaan ini menerima pengungsi pada tahun 1948 dan 1967, sehingga sebagian besar dari 10 juta penduduk Yordania adalah keturunan Palestina.

Mayoritas dari mereka mempunyai kewarganegaraan Yordania.

Warga Palestina dan keturunannya memainkan peran penting di sektor swasta, sementara anggota suku yang berada di wilayah tersebut sebelum Transyordania didirikan sebagai protektorat Inggris menopang pasukan keamanan dan birokrasi.

Legitimasi politik raja di antara kedua kelompok tersebut diperkuat oleh peran tradisional Hashemite sebagai penjaga Masjid Al Aqsa di Yerusalem, salah satu situs paling suci dalam Islam.

Namun Raja Abdullah telah menegaskan bahwa Yordania tidak dapat menerima gelombang pengungsi lagi.

Dalam pertemuan dengan para pejabat Arab dan Barat , raja tidak menyembunyikan rasa frustrasinya karena upaya Yordania untuk melakukan gencatan senjata di Gaza sebelum Ramadhan gagal menemukan terobosan, kata seorang diplomat senior yang baru-baru ini bertemu dengan para pejabat istana.

Posisi Indonesia

Wawancara Presiden Joko Widodo usai melepas bantuan kemanusiaan untuk rakyat Sudan dan Palestina melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/4/2024) - Fahmi Ramadhan Wawancara Presiden Joko Widodo usai melepas bantuan kemanusiaan untuk rakyat Sudan dan Palestina melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/4/2024) - Fahmi Ramadhan (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Raja Abdullah II merupakan sahabat Menhan Prabowo Subianto.

Sedikit banyak, sikap politik Raja Abdullah menempatkan Indonesia sebagai rekan bilateral juga berpengaruh.

Terkait konflik Iran vs Israel, Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu bereaksi.

Diketahui, Indonesia merupakan satu dari sejumlah negara dengan tegas menentang agresi Israel atas Palestina.

Indonesia teguh pendirian mendukung kemerdekaan Palestina.

Sejumlah upaya bahkan dilakukan, salah satunya adalah menyerukan perdamaian dunia dalam pertemuan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Hari ini, Selasa (16/4/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menggelar rapat intern membahas serangan Iran ke Israel.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai acara halal bihalal Golkar di DPP Golkar Slipi, Jakarta, Senin (15/4/2024).

"Bapak presiden besok (hari ini) akan mengadakan rapat internal mengenai ini," kata Airlangga.

Pemerintah kata Airlangga akan mempersiapkan langkah langkah untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari konflik kedua negara tersebut.

Salah satunya  dampak dari resiko tingkat suku bunga global yang tinggi dalam jangka waktu yang lama atau atau higher for longer di Amerika Serikat.

Fenomena tersebut terjadi karena volatilitas ekonomi global yang terus meningkat karena tidak stabilbya geopolitik di Timur Tengah.

"Memang juga yang dikhawatirkan kan ekonomi Amerika masih kuat dan interest rate masih tinggi di Amerika walaupun mereka berhasil menangani inflasi, tetapi mereka higher interest rates for longer, jadi itu yang harus kita antisipasi," katanya.

Meskipun demikian kata Airlangga fundamental ekonomi Indonesia sekarang kuat untuk menahan dampak yang ditimbulkan.

Selama fundamental ekonomi kuat dan politik yang solid kata dia dampak dari serangan Iran ke Israel dapat diantisipasi.

"Tetapi selama kita solid ekonominya, solid politiknya insya Allah transisi situasi ini kita bisa jaga bersama, apalagi kita tentu berharap dewan keamanan PBB bisa mengambil langkah-langkah supaya terjadi deeskalasi bukan eskalasi," katanya.

Abdullah II Sahabat Prabowo

Raja Yordania Abdullah II berpidato pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan di Kanselir di Berlin, Jerman, pada 17 Oktober 2023. Raja Yordania Abdullah II berpidato pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan di Kanselir di Berlin, Jerman, pada 17 Oktober 2023. (Tobias SCHWARZ / AFP)

Berlanjut pada hubungan Raja Abullah II dengan Prabowo, keduanya telah saling mengenal lama sejak sekitar tahun 1998.

Mengutip WartaKota, komunikasi keduanya beredar di media sosial setelah Prabowo Subianto diumumkan memenangi Pilpres 2024 berdasarkan rekapitulasi perhitungan hasil Pemilu 2024.

Melalui sambungan telepon, Raja Abdullah II mengucapkan kegembiraan dan kebanggaannya kepada Prabowo.

"Turut gembira untukmu, kawanku," ucap Abdullah II dalam percakapan berbahasa Inggris itu.

"Terima kasih, Yang Mulia," jawab Prabowo.

Prabowo lalu berjanji akan menghubungi Abdullah II dalam beberapa pekan ke depan untuk berbincang kembali.

Niat itu disambut baik Abdullah II. Ia bahkan ingin bertemu secara langsung dengan Prabowo.

"Saya hendak menghubungi Anda beberapa minggu lagi mungkin," kata Prabowo.

"Ahlan wa sahlan (silakan). Dan di saat waktunya pas, saya ingin berkunjung dan memberi selamat kepadamu secara langsung. Saya sangat berbahagia untukmu," ujar Abdullah II.

Reaksi girang Raja Yordania Abdullah II atas kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 bukan tanpa sebab.

Pasalnya, Prabowo Subianto sempat tinggal bertahun-tahun pasca kerusuhan 1998 di Yordania.

Di Amman,Yordania Prabowo Subianto banting setir menjadi pengusaha.

Di Yordania, Prabowo menjalankan bisnis yang lebih dulu dijalankan oleh adiknya yakni Hasyim Djojohadikusumo yang dikenal sebagai pengusaha minyak di Kazakhtan.

Selama tinggal di Yordania, Prabowo kerap bertemu dengan sahabatnya yang juga Putra Mahkota Kerajaan Yordania, Pangeran Abdullah II atau Abdullah II bin Al-Hussein.

Kini Abdullah II pun sudah menjadi Raja Yordania. Prabowo dan Abdullah II yang kini menjadi Raja Yordania diketahui sudah lama bersahabat.

Keduanya merupakan alumni Fort Benning, sebuah lembaga pendidikan pasukan khusus militer di Amerika Serikat.

Ketika di Yordania, Prabowo pun disambut hangat oleh Abdullah II.

Oleh Abdullah II, Prabowo banyak dikenalkan oleh mentor-mentor bisnis yang andal.

Mentor-mentor bisnis itu merupakan rekomendasi dari Abdullah II. Hingga akhirnya, Prabowo mantap menekuni bisnis selama beberapa tahun tinggal di Yordania.

Bahkan, Prabowo sempat ditawari pindah kewarganegaraan dari RI ke Yordania.

Akan tetapi, permintaan itu ditolak oleh Prabowo dengan alasan ingin tetap mengabdi kepada Indonesia.

(Tribunnews.com/ChrysnhaWartaKotaLive.com/Desy Selviany)

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #sahabat #prabowo #ambang #perang #iran #israel #raja #abdullah #teguhkan #nasib #yordania #indonesia

KOMENTAR