Megawati Hangestri: Suara Lantang untuk Atlet Indonesia di Tengah Cedera dan Kontroversi Proliga
Megawati Hangestri saat membela Gresik Petrokimia di Proliga 2025. (@petrovoli_)
14:06
21 Mei 2025

Megawati Hangestri: Suara Lantang untuk Atlet Indonesia di Tengah Cedera dan Kontroversi Proliga

Di balik senyum ramah dan kepribadiannya yang bersahaja, Megawati Hangestri Pertiwi menyimpan keresahan mendalam tentang masa depan atlet voli di Indonesia. Dikenal sebagai "Megatron" karena kekuatan smes-nya yang luar biasa, Megawati bukan hanya ikon di lapangan, tetapi juga menjadi suara berani yang menyuarakan kenyataan pahit dunia olahraga tanah air.

Dalam wawancaranya yang kembali ramai diperbincangkan pada Selasa (20/5), Megawati secara terbuka menyampaikan kritik kepada induk organisasi voli Indonesia, PBVSI, dan pemerintah. Ia menilai, salah satu penyebab mandeknya prestasi voli putri Indonesia adalah minimnya jam terbang di level internasional.

"Target emas selalu diulang, tapi kalau tidak diberi kesempatan bertanding di luar negeri, bagaimana kami bisa bersaing? Tahun lalu saja kami hampir tidak ikut try out," ujar Megawati dalam wawancara dengan SPOTV.

Ia menyoroti betapa pentingnya menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Thailand atau Vietnam agar kualitas permainan tim nasional bisa meningkat. "Kalau tidak sering bertemu lawan kuat, kami tidak berkembang. Rasanya seperti jalan di tempat," tegasnya.

Perjuangan Tak Kenal Lelah dari Korea Selatan ke Tanah Air

Pernyataan Megawati tidak muncul tanpa dasar. Musim 2024–2025 menjadi saksi kiprah gemilangnya bersama Daejeon Red Sparks di Liga Voli Korea.

Ia tampil sebagai MVP dalam beberapa putaran dan membawa timnya finish sebagai runner-up. Ia juga mencatat sejarah sebagai atlet berhijab pertama yang tampil di liga tersebut, mencerminkan bagaimana profesionalisme dan nilai-nilai keimanan bisa berjalan seiring.

Namun, kebahagiaan musim yang penuh prestasi itu berubah menjadi tantangan baru ketika Megawati mengalami cedera serius pada final Liga Korea melawan Pink Spiders. Ia mengalami robekan sepanjang 22 cm pada otot betis akibat penggunaan berlebih (overuse).

Cedera itu mulai terasa sejak leg pertama, namun Megawati tetap memaksakan diri bermain hingga laga ketiga. Setelah kembali ke Indonesia, ia sempat dikontrak oleh Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia untuk tampil di babak Final Four hingga Grand Final Proliga 2025.

Sayangnya, kondisi fisiknya tidak memungkinkan tampil maksimal. Bahkan, Megawati sempat meminta kontraknya dibatalkan.

"Saya cedera dan minta putus kontrak. Tapi Petrokimia bilang, tidak apa-apa, mereka tetap ingin saya datang meski hanya tampil sebentar. Mereka support penuh," ungkapnya dalam podcast bersama Deddy Corbuzier.

Bahkan, Megawati sempat meminta manajemen Petrokimia untuk menurunkan nilai kontraknya karena merasa tidak tampil penuh. "Saya bilang, buat apa dibayar segitu kalau saya tidak main banyak," tuturnya dengan jujur.

Namun perjalanan Megawati di Proliga 2025 tak lepas dari kontroversi. Setelah Gresik Petrokimia gagal ke final usai Jakarta Popsivo Polwan menundukkan Jakarta Pertamina Enduro 3-0, Megawati melontarkan sindiran tajam dalam siaran langsung TikTok miliknya.

"Aku capek menjunjung tinggi sportivitas terus. Nggak di Korea, nggak di Indonesia, aku selalu berusaha fair. Tapi ternyata capek juga jadi aku," ucapnya yang langsung viral dan memantik berbagai reaksi.

Pernyataan itu memicu pro-kontra. Di satu sisi, banyak yang menilai Megawati hanya mengungkapkan rasa frustasinya secara manusiawi. Di sisi lain, kritik terhadap sportivitas kompetisi menjadi bahan diskusi publik, terutama di tengah atmosfer persaingan yang sengit di Proliga.

Menariknya, perhatian terhadap Megawati tidak hanya datang dari dalam negeri. Legenda voli Korea Selatan, Park Mi-hee, menyayangkan keputusan Red Sparks yang tidak memperpanjang kontrak Megawati.

"Kalau dia mau kembali ke Korea, saya akan bantu carikan klub," ujar Park, menegaskan betapa dihormatinya Megawati di luar negeri.

Melalui seluruh kisah perjuangannya, Megawati telah membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar atlet berprestasi, tetapi juga sosok yang berani bersuara demi kemajuan. Ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga masa depan para atlet muda Indonesia.

"Banyak talenta hebat di Indonesia, tapi seperti tidak diasah. Karena minim pengalaman, kami sulit berkembang," tegas Megawati.

Apa yang disampaikan Megawati sejatinya adalah cerminan cinta dan kepeduliannya terhadap dunia olahraga. Ia ingin sistem yang lebih adil, pembinaan yang lebih serius, dan panggung yang lebih luas bagi atlet Indonesia.

Jika suara seperti Megawati terus digaungkan, bukan tidak mungkin masa depan olahraga Indonesia akan lebih cerah. Dan Megawati sendiri, dengan segala keteguhannya, adalah simbol dari harapan itu.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #megawati #hangestri #suara #lantang #untuk #atlet #indonesia #tengah #cedera #kontroversi #proliga

KOMENTAR