Rusia Persiapkan Konflik Berskala Besar Melawan NATO, Barat 'Kaget' Tak Sangka Secepat Itu
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan wawancara kepada pembawa acara talk show AS Tucker Carlson di Kremlin di Moskow pada 6 Februari 2024. 
12:20
22 Maret 2024

Rusia Persiapkan Konflik Berskala Besar Melawan NATO, Barat 'Kaget' Tak Sangka Secepat Itu

– Institut Penelitian Perang (ISW) mengklaim Rusia tengah mempersiapkan konflik berskala besar melawan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Klaim ISW itu didasarkan pada indikator keuangan, ekonomi, dan militer Rusia.

ISW menyebut konflik seperti itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Namun, rencana Rusia itu bisa dikatakan membuat para pakar Barat "kaget" lantaran lebih cepat daripada perkiraan mereka.

Dilansir dari Euro News, militer Rusia saat ini dilaporkan tengah menjalani reformasi struktural guna menyokong perang di Ukraina.

Di samping itu, reformasi tersebut juga bertujuan untuk memperbesar kemampuan konvensional Rusia dalam persiapannya menghadapi potensi konflik dengan NATO pada masa mendatang.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah menjelaskan beberapa rencana untuk menguatkan kemampuan militer konvensional negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu.

Shoigu menyebut Rusia berencana membentukan dua gabungan pasukan angkatan darat, dan 14 divisi, dan 16 brigade pada penghujung tahun ini.

Namun, ISW memperkirakan Rusia masih kekurangan jumlah personel, infrastruktur militer, dan kemampuan pelatihan guna mengisi divisi dan dan formasi itu.

Laporan ISW itu juga mirip dengan pernyataan Kepala Staf Umum Polandia bernama Jenderal Wieslaw Kukula.

Kukul mengklaim Rusia tengah bersiap menghadap konflik melawan NATO pada dekade berikutnya.

Klaim itu disampaikan Kukul saat acara debat untuk memperingati 25 tahun masuknya Polandia ke dalam organisasi NATO.

“Rusia sedang bersiap menghadapi konflik melawan NATO, sangat sadar bahwa aliansi itu adalah struktur pertahanan,” kata Kukul dikutip dari Euractiv.

Kukul menyebut keinginan Rusia untuk melancarkan serangan didasarkan pada tiga faktor.

Faktor itu ialah ideologi, potensi pertahanan, dan kesempatan. Faktor yang terakhir adalah yang paling susah diprediksi.

“Rusia itu negara oportunis dan akan memanfaat setiap kesempatan dan kelemahan yang muncul yang bisa dioperasionalkan guna mencapai kepentingannya sendiri,” katanya menambahkan.

Seperti Kukula, Kepala Intelijen Luar Negeri Estonia bernama Kaupo Rosin berujar bahwa Rusia sedang mempersiapkan konfrontasi jangka lama.

“Rusia telah memilih jalan, yakni konfrontasi jangka panjang,” kata Rosin dikutip dari Reuters.

Selangkah dari Perang Dunia III

Beberapa saat setelah terpilih kembali sebagai Presiden Rusia, Putin memperingatkan NATO perihal potensi perang besar di antara kedua pihak.

Kata Putin, konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO berarti “selangkah dari Perang Dunia III berskala besar”.

“Saya pikir hampir tidak ada seorang pun yang menginginkan hal itu,” ujar Putin pada hari Senin pekan ini, dikutip dari Time.

Peringatan Putin itu keluar selepas Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku tidak mengesampingkan kemungkinan pengiriman tentara Prancis ke Ukraina jika invasi Rusia berlanjut.

Sementara itu, beberapa negara NATO sebelumnya telah memperingatkan bahwa Rusia bisa mengetes kebijakan pertahanan bersama NATO.

Klausul itu dikenal sebagai Pasal 5. Isinya ialah pernyataan bahwa serangan terhadap salah satu negara NATO dianggap sebagai serangan terhadap NATO seluruhnya.

Dilansir laman Foreign Policy, Rusia disebut bisa melakukannya dalam tiga atau empat tahun mendatang.

Menurut 29 berkas data militer antara tahun 2008 hingga 2014, Rusia akan mempertimbangkan untuk melancarkan serangan nuklir jika ada musuh yang masuk ke wilayah darat Rusia.

Hal lain yang juga bisa memicu serangan nuklir Rusia ialah jika 20 persen rudal balistik strategis kapal selamnya dihancurkan.

Putin sendiri pada bulan Februari lalu berujar bahwa kekuatan nuklir nuklir Rusia sepenuhnya berada dalam kondisi siap dan mampu menyerang target di Barat.

Kekuatan nuklir itu termasuk senjata nuklir hipersonik yang pertama kali disinggung Putin tahun 2018 lalu.

Adapun tahun lalu Putin menempatkan senjata nuklir taktis ke Belarusia.

Selain itu, Rusia pernah dilaporkan berencana mengerahkan senjat nuklir di luar angkasa yang bisa menghancurkan satelit negara-negara Barat.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #rusia #persiapkan #konflik #berskala #besar #melawan #nato #barat #kaget #sangka #secepat

KOMENTAR