Israel Persiapkan Serangan ke Rafah, Hamas Peringatkan akan Hentikan Perundingan Gencatan Senjata
Warga Palestina bergegas mencari perlindungan saat asap mengepul setelah pemboman Israel di pusat Kota Gaza pada 18 Maret 2024. Tanggapan Hamas muncul ketika Netanyahu berjanji untuk terus melakukan invasi darat ke Rafah. 
18:50
21 Maret 2024

Israel Persiapkan Serangan ke Rafah, Hamas Peringatkan akan Hentikan Perundingan Gencatan Senjata

- Hamas memperingatkan agar tentara Israel tidak melakukan operasi militer di Kota Rafah di Gaza selatan.

Hamas mengatakan, hal itu akan sangat mempengaruhi negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung mengenai kembalinya tawanan Israel yang ditahan oleh gerakan Palestina.

Tanggapan Hamas ini muncul ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk terus melakukan invasi darat ke Rafah.

Adapun Rafah merupakan tempat lebih dari 1 juta pengungsi Palestina berlindung.

“Penilaian kami adalah bahwa setiap serangan terhadap Rafah akan berdampak signifikan terhadap situasi para pengungsi dan kelanjutan perundingan, menghalangi jalan menuju kesepakatan apa pun,” ungkap juru bicara Hamas Jihad Taha, Rabu (20/3/2024), dilansir The New Arab.

“Kami menuntut komunitas internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi hak asasi manusia dan kemanusiaan global, dan lembaga terkait lainnya untuk juga menjalankan tanggung jawab mereka untuk mengungkap proyek genosida dan pembantaian Zionis, dan untuk melindungi rakyat kami sesuai dengan hukum internasional dan konvensi, mengutuk perilaku kriminal pemerintah pendudukan teroris ini," papar Hamas.

Diperkirakan 1,5 juta warga Palestina – lebih dari separuh penduduk Gaza – mengungsi di Rafah setelah melarikan diri dari pertempuran di tempat lain di wilayah tersebut.

Ketakutannya adalah serangan Israel akan membuat penduduk kota tidak punya tempat lagi untuk lari.

Israel sejauh ini telah menyarankan untuk memindahkan penduduknya keluar dari Rafah sebelum mereka memulai serangannya.

Namun, hal ini ditolak karena dianggap sangat tidak masuk akal oleh sebagian besar ahli.

"Para mediator telah memperingatkan (Israel) agar tidak mengambil langkah ini dan menuntut fokus untuk menghentikan agresi dan memastikan keberhasilan upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata," jelas Taha.

Persiapan Serangan Darat di Rafah Butuh Waktu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tentaranya sedang bersiap untuk memasuki Rafah di Jalur Gaza selatan.

“Ini akan memakan sedikit waktu," kata Netanyahu, Rabu, dikutip dari Anadolu Agency.

Dalam pidatonya di televisi yang disiarkan melalui akun resminya di X, Netanyahu memulai dengan merangkum rincian panggilan teleponnya dengan Presiden AS Joe Biden pada Senin (18/3/2024) lalu.

“Pada awalnya, kami sepakat bahwa Hamas perlu dilenyapkan."

"Namun selama perang, bukan rahasia lagi, ada perbedaan pendapat di antara kita mengenai cara terbaik untuk mencapai tujuan ini,” ungkap Netanyahu.

Pada Selasa (19/3/2024), Netanyahu mengatakan kepada anggota parlemen Israel bahwa dia menyampaikan kepada Biden bahwa satu-satunya cara bagi Israel untuk menyelesaikan tujuan yang dinyatakannya yaitu 'menghilangkan Hamas' adalah dengan 'terjun langsung'.

Di sisi lain, AS telah mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung serangan Israel terhadap Rafah, kecuali Israel menyajikan rencana yang kredibel untuk melindungi nyawa warga sipil.

Namun, para pengamat kritis seperti organisasi hak asasi manusia mengatakan bahwa serangan Israel di Rafah secara praktis tidak mungkin tidak melibatkan banyak korban sipil, pengungsian massal, dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah membawa bencana besar.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang dipimpin oleh Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.

Hampir 32.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan lebih dari 74.000 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Pengungsi Palestina berjalan di antara kios-kios di pasar jalanan darurat di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Maret 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Pengungsi Palestina berjalan di antara kios-kios di pasar jalanan darurat di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Maret 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (MOHAMMED ABED / AFP)

Israel sebelumnya dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.

Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida, dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

LSM dan kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa serangan tersebut dapat membunuh ribuan warga sipil lagi, dengan 32.000 warga Gaza telah terbunuh, dan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di wilayah tersebut.

AS bersama Mesir dan Qatar, merupakan bagian dari tim mediasi yang berupaya mencapai gencatan senjata, atau setidaknya penghentian sementara serangan brutal Israel di Gaza.

Namun, tekad Israel untuk menyerang Rafah akan membuat kesepakatan apapun menjadi mustahil, karena adanya kekhawatiran bahwa perundingan akan gagal total.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #israel #persiapkan #serangan #rafah #hamas #peringatkan #akan #hentikan #perundingan #gencatan #senjata

KOMENTAR