Lebanon Bisa Jadi Gaza Kedua, Kemiskinan Meningkat, Perekonomian Susut hingga 9,2 Persen
Gambar yang diambil dari kota selatan Tyre ini menunjukkan asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan desa Rmadiyeh di selatan Lebanon, pada 7 Oktober 2024. - Tentara Israel mengatakan pada 7 Oktober bahwa mereka telah mengerahkan divisi lain untuk berpartisipasi dalam operasi di Lebanon -- menjadikannya pengelompokan pasukan ketiga dengan kekuatan divisi yang digunakan dalam pertempuran darat melawan Hizbullah. (Photo by KAWNAT HAJU / AFP) 
11:00
25 Oktober 2024

Lebanon Bisa Jadi Gaza Kedua, Kemiskinan Meningkat, Perekonomian Susut hingga 9,2 Persen

Ekonomi Lebanon diproyeksikan bakal mengalami penyusutan tajam, menyusul kemunduran perekonomian Gaza yang telah lebih dulu hancur akibat perang.

Menurut laporan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) ekonomi Lebanon diperkirakan menyusut 9,2 persen pada  2024.

Bahkan, jika perang berakhir pada akhir tahun 2024, ekonomi Lebanon diprediksi akan terus berkontraksi sebesar 2,3 persen pada tahun 2025 dan 2,4 persen pada tahun 2026.

Proyeksi ini diungkap apabila eskalasi konflik antara Hizbullah dengan Israel di Lebanon terus berlanjut hingga akhir tahun.

“Meningkatnya permusuhan di Lebanon menimbulkan dampak yang sangat besar pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat. Akibatnya ekonomi Lebanon menyusut hingga 9,2 persen,” kata laporan UNDP di laman resminya.

Adapun prospek ekonomi yang buruk tersebut terjadi dampak dari perlambatan drastis dalam hal aktivitas ekonomi.

Israel berdalih serangannya ke Lebanon ditujukan untuk memutus mata rantai militan Hizbullah di negara itu.

Namun, imbas serangan brutal Israel yang menargetkan wilayah sipil, roda perekonomian Lebanon perlahan mulai terdampak, terutama di sektor pariwisata, pertanian, manufaktur, dan perdagangan.   


Tak hanya perekonomian yang susut, UNDP memperkirakan tingkat pengangguran di Lebanon akan naik hingga 32,6 persen per akhir tahun ini karena dampak serangan udara Israel.

Itu mencerminkan ketidakmampuan ekonomi dan hilangnya pekerjaan secara signifikan di Lebanon.

Sektor investasi juga diprediksi akan ikut menderita, dengan investasi real estate asing di wilayah selatan turun drastis.

Hal itu memperparah kemerosotan sebelumnya, di mana dalam 6 bulan terakhir investasi langsung asing (FDI) di Lebanon telah susut sekitar 40 persen atau 105 juta dolar AS.

“Masyarakat Lebanon tidak hanya menghadapi ancaman langsung terhadap kehidupan, mereka juga menghadapi meningkatnya kemiskinan, meningkatnya ketidakstabilan sosial, dan kerusuhan sipil,” kata Administrator UNDP, Achim Steiner.

Netanyahu: Lebanon Bisa Jadi Gaza Kedua

Sebelum Israel mengintensifkan serangan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat mengancam akan menghancurkan Lebanon, menghancurkannya seperti saat mereka menghancurkan Gaza.

Ancaman tersebut dilontarkan Netanyahu agar Lebanon melepaskan diri dari kelompok milisi Hizbullah.

"Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke dalam jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza," kata Netanyahu dikutip dari Al Jazeera.

"Saya katakan kepada Anda, orang-orang Lebanon: Bebaskan negara kalian dari Hizbullah sehingga perang ini dapat berakhir," lanjut Netanyahu.

Israel diketahui melakukan serangan pertama ke wilayah Selatan Lebanon sejak 1 Oktober 2024 dengan dalih ingin menetralisasi wilayah perbatasan.

Namun, serangan membuat jumlah korban tewas sipil melonjak,  mencapai 2.000 orang, termasuk 127 diantaranya anak-anak.

Serangan brutal Israel turut memicu eksodus massal, memaksa lebih dari 400.000 orang meninggalkan negara itu ke Suriah dalam dua pekan terakhir, membuat  krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Lebanon.

Badan-badan kemanusiaan termasuk Badan Pengungsi PBB (UNHCR) memperingatkan tentang bencana kemanusiaan yang mengancam di kedua sisi perbatasan.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #lebanon #bisa #jadi #gaza #kedua #kemiskinan #meningkat #perekonomian #susut #hingga #persen

KOMENTAR