1.500 Pasukan Khusus Korut Sudah Ada di Timur Jauh Rusia, Rengekan Ukraina Makin Kencang ke NATO
Komentar itu muncul setelah agen mata-mata Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah memutuskan untuk mengirim pengerahan pasukan “skala besar” untuk mendukung perang Moskow di Ukraina.
"Sekitar 1.500 pasukan khusus mereka (Korea Utara) sudah berada di Timur Jauh Rusia yang menjalani pelatihan," tambahnya.
"Ini membuktikan sekali lagi bahwa Moskow menginginkan perang yang lebih besar dan lebih lama dan berusaha menyeret sekutu-sekutunya ke dalam perang," kata sumber itu.
Ukraina tampaknya menggunakan informasi ini, yang dibantah Rusia, untuk menggaungkan apa yang mereka sebut sebagai 'Victory Plan' ke NATO.
Pada intinya, rencana ini meminta NATO untuk mengundang masuk Ukraina ke dalam anggota pakta pertahanan tersebut.
“Dan ini, pada gilirannya, membuktikan bahwa Ukraina melakukan langkah tepat dengan berbicara dengan sekutunya sekarang tentang memperkuat posisi kami sesuai dengan 'Rencana Kemenangan'.”
Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky minggu ini meluncurkan peta jalan lima poin yang sangat dinanti-nantikan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
Hal ini mencakup seruan kepada sekutu Kiev untuk memperpanjang undangan untuk bergabung dengan aliansi NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
“Kami membutuhkan lebih banyak kerja sama sekarang untuk mencegah Moskow membeli waktu dan entah bagaimana mendapat manfaat dari semua ini,” kata sumber Kyiv.
“Tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana ini akan terjadi di medan perang jika militer Korea Utara ada di sana. Ini mungkin memperumit situasi,” tambah sumber itu.
Pyongyang dan Moskow telah menjadi sekutu sejak pendirian Korea Utara setelah Perang Dunia II, dan telah semakin dekat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Seoul dan Washington telah lama mengklaim bahwa Kim Jong Un telah mengirim senjata untuk digunakan di Ukraina.
Dalam foto tak bertanggal ini, tentara Korea Utara terlihat di Provinsi Pyongan Utara. (Daily NK)'Gadaikan' Donbass ke Barat Ketimbang Dicaplok Rusia
Ukraina ngotot untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meskipun dalam kondisi perang dengan Rusia.
Kiev juga bermaksud mencabut larangan pembatasan serangan ke wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh sumbangan Barat.
Langkah tersebut menjadi bagian dari rencana kemenangan untuk menghadapi Rusia yang disampaikan oleh Presiden Volodymyr Zelensky kepada parlemen, Rabu (16/10/2024).
Zelensky tak sudi Donbass jatuh ke Rusia melalui negosiasi. Ia memilih 'menggadaikan' wilayah tersebut kepada Barat untuk dikelola bersama.
Dikutip dari Strana, Zelensky kepada parlemen menyampaikan lima poin rencana kemenangan Ukraina yaitu:
- Bergabung ke NATO bahkan sebelum perang berakhir.
- Melanjutkan operasi di wilayah Rusia dan mencabut pembatasan oleh Barat atas serangan di wilayahnya. Menembak jatuh pesawat Rusia bersama dengan mitra, memperluas penggunaan pesawat nirawak dan rudal Ukraina; akses ke intelijen mitra.
- Penempatan "paket pencegah non-nuklir" strategis NATO di wilayah Ukraina.
- Pengembangan potensi ekonomi-strategis Ukraina dan penguatan sanksi terhadap Federasi Rusia.
- Setelah perang, militer Ukraina dapat menggunakan pengalaman mereka untuk memperkuat pertahanan NATO dan Eropa. Kontingen AS di Eropa dapat digantikan oleh militer Ukraina.
Zelensky mengungkapkan pada poin kedua, ketiga, dan keempat memiliki lampiran rahasia yang disampaikan kepada mitra tetapi dirahasiakan kepada pihak lain.
"Semakin jarang kata 'Ukraina harus menang'. Kemenangan telah menjadi kata yang tidak mengenakkan bagi sebagian orang," kata Zelensky.
Demikian juga dengan para sekutu yang selama ini mendukungnya. Menurut Zelensky, negara-negara Barat kini makin banyak yang bicara mengenai negosiasi di balik layar.
Zelensky menegaskan tidak menerima usulan negosiasi, karena akan merugikan negaranya. Ia menjelaskan bahwa jika terjadi negosiasi maka sebagian dari wilayah Donbass di timur Ukraina akan dicaplok oleh Rusia.
Padahal wilayah tersebut memiliki sumber daya alam yang sangat besar dengan kandungan uranium, titanium, litium, dan grafit.
"Sumber daya strategis Ukraina senilai triliunan dolar akan memperkuat Rusia."
Zelensky bahkan menawarkan kepada negara Barat, untuk bersama-sama melindunginya dan mendapatkan uang darinya.
Ia menegaskan bahwa invasi Rusia bertujuan untuk merebut Donbass yang kaya akan sumber daya alam.
"Dan ini adalah kesempatan kita untuk pertumbuhan ekonomi, memperkuat Uni Eropa demi otonomi ekonomi dan keamanan. Dan ini adalah kesempatan bagi Amerika Serikat dan mitra dari G7 untuk bekerja sama dengan Ukraina, yang dapat memberikan keuntungan investasi," kata Zelensky.
Pasukan Ukraina menyerang Rusia (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)Ia menambahkan bahwa ada tambahan rahasia pada poin ini, yang disampaikan kepada mitra. Ukraina mengusulkan agar AS dan Eropa membuat perjanjian tentang perlindungan bersama atas sumber daya ini, investasi bersama, dan penggunaan bersama potensi ekonomi.
Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan mengatakan poin-poin tersebut hanya serangkaian slogan yang tidak selaras.
"Itulah sebabnya mereka mengangkat badut ini ke tampuk kekuasaan, yang seharusnya menghabisi Ukraina sebagai negara dan membunuh sebanyak mungkin warga Ukraina," kata Zakharova dikutip dari Russia Today.
Zakharova juga mengatakan bahwa Zelensky telah mendorong negara-negara Barat dan NATO untuk terlibat langsung dalam peperangan dengan Rusia.
"Jika digabungkan, semua poin dan sub-poin rahasia itu bukanlah 'rencana' untuk kemenangan Zelensky. Ini adalah rencana untuk kemalangan Ukraina dan rakyat Ukraina," ujar Zakharova.
(oln/afp/anews/*)
Tag: #1500 #pasukan #khusus #korut #sudah #timur #jauh #rusia #rengekan #ukraina #makin #kencang #nato