Michigan Setujui Pusat Data Raksasa Oracle dan OpenAI di Tengah Kontroversi Energi dan Ekspansi Global Industri AI
— Peta persaingan global industri kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) memasuki fase baru ketika negara bagian Michigan memberikan persetujuan krusial bagi pengembangan pusat data raksasa milik Oracle Corp. dan OpenAI.
Keputusan ini menegaskan bahwa akses energi dan ketahanan infrastruktur kini menjadi isu strategis, seiring para raksasa teknologi dunia berlomba mengamankan kapasitas komputasi skala besar.
Persetujuan tersebut memungkinkan DTE Energy Co., perusahaan utilitas listrik Michigan, memasok daya ke pusat data Oracle–OpenAI di Saline Township dengan kapasitas sekitar 1,4 gigawatt. Skala ini setara kebutuhan listrik sebuah kota besar dan mencerminkan lonjakan permintaan energi akibat ekspansi pusat data AI di Amerika Serikat, sekaligus memicu kekhawatiran publik terkait dampak lingkungan dan stabilitas jaringan.
Melansir Bloomberg, Jumat (19/12/2025), Michigan Public Service Commission secara bulat menyetujui permintaan DTE Energy untuk mempercepat persetujuan kontrak pasokan listrik proyek bernilai miliaran dolar AS tersebut.
Ketua komisi, Dan Scripps, menegaskan kesepakatan itu dirancang untuk melindungi kepentingan publik. “Mereka menunjukkan manfaat finansial bersih bagi pelanggan DTE lainnya,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa kontrak tersebut mewajibkan jaminan di muka dan “tidak mengasumsikan pelanggan akan selalu berada dalam kondisi keuangan yang sehat.
Scripps menekankan bahwa struktur perjanjian dirancang untuk melindungi sistem kelistrikan dan memastikan risiko proyek tidak dibebankan kepada masyarakat. Pernyataan ini mencerminkan kehati-hatian regulator di tengah kritik yang meningkat terhadap pusat data berskala besar yang dinilai menyerap listrik dalam jumlah ekstrem.
Dalam dokumen pengajuan kepada regulator, DTE menyebut Oracle akan menanggung sebagian besar biaya proyek, termasuk kewajiban pembayaran minimum bulanan serta denda jika kontrak dihentikan lebih awal. Proyek ini didukung pembiayaan utang sekitar 14 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 234 triliun dengan kurs Rp 16.720 per dolar AS. Pasar merespons positif keputusan tersebut, dengan saham DTE dan Oracle masing-masing menguat tipis di bawah 1 persen.
Analis Citigroup Inc. menilai persetujuan ini tetap sarat kontroversi, namun memuat mekanisme pengaman yang signifikan. “Ini seharusnya membantu menghindari skenario di mana listrik tetap menyala untuk pusat data Oracle sementara masyarakat mengalami pemadaman,” tulis analis Citigroup dalam catatan riset, seraya menambahkan bahwa pusat data berskala besar akan menjadi pihak pertama yang kehilangan pasokan saat terjadi kondisi darurat sistem.
Sementara itu, OpenAI menyatakan kampus Stargate di Michigan merupakan bagian dari rencana pengembangan kapasitas 8 gigawatt di Amerika Serikat serta investasi lebih dari 450 miliar dolar AS—sekitar Rp 7.524 triliun—dalam tiga tahun ke depan bersama mitra-mitra Stargate. Perusahaan tersebut menegaskan bahwa satu gigawatt setara dengan kapasitas sebuah reaktor nuklir konvensional.
Oracle, dalam pernyataan resminya, menyebut pusat data ini akan menghadirkan manfaat ekonomi jangka panjang, termasuk peningkatan penerimaan pajak bagi sekolah dan pemerintah daerah. Perusahaan juga menegaskan bahwa persetujuan regulator “memastikan pelanggan Michigan terlindungi dari kenaikan tarif listrik” akibat proyek tersebut.
Meski demikian, penolakan warga tetap mencuat dalam rapat dengar pendapat. Scripps beberapa kali menghentikan interupsi dari audiens. “Itu yang terakhir,” katanya sambil menunjuk ke arah warga yang bertanya. Seorang warga, Tim Bruneau, menyampaikan kekhawatiran atas potensi pencemaran udara dan sungai di sekitar lokasi proyek.
Selain itu, kritik paling keras disampaikan petani lokal Beth Foley. Dalam forum tersebut, dia menilai keputusan regulator mencerminkan keberpihakan pada kepentingan politik dan korporasi besar. “Warisan yang Anda tinggalkan adalah tunduk pada tekanan politik dengan mengorbankan warga yang seharusnya Anda layani,” kata Foley.
Dia menambahkan, “Saya melewati lokasi itu setiap hari, dan yang saya lihat terasa seperti kiamat.” Pernyataan ini menegaskan ketegangan antara ekspansi global industri AI dan keresahan komunitas lokal.
Tag: #michigan #setujui #pusat #data #raksasa #oracle #openai #tengah #kontroversi #energi #ekspansi #global #industri