Turki Ambil Peran Kunci di Perundingan Hamas-Israel: Diplomasi Ulang Demi Akhiri Konflik Berkepanjangan
Ilustrasi: Mesir tengah menjadi mediator untuk mengakhiri perang Israel dan Hamas. (ABC News)
08:24
9 Oktober 2025

Turki Ambil Peran Kunci di Perundingan Hamas-Israel: Diplomasi Ulang Demi Akhiri Konflik Berkepanjangan

- Upaya perdamaian untuk menghentikan perang di Gaza kembali memasuki babak baru.

Rabu (8/10), sejumlah tokoh intelijen dan diplomat tingkat tinggi dari berbagai negara berkumpul di Sharm el-Sheikh, Mesir, membuka putaran negosiasi yang disebut-sebut sebagai peluang terakhir menuju gencatan senjata permanen.

Salah satu figur yang mencuri perhatian adalah Kepala Intelijen Turki, Ibrahim Kalin, yang kini memainkan peran strategis dalam diplomasi lintas negara.

Kehadirannya menandai keterlibatan aktif Turki dalam upaya menengahi krisis yang telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.

Mengutip laman YeniSafak, negosiasi di Mesir kali ini mempertemukan berbagai kekuatan regional dan internasional.

Dari kawasan Timur Tengah hadir Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman dan Kepala Intelijen Mesir Hassan Rashad, dua negara yang kerap memainkan peran kunci dalam perundingan Gaza sebelumnya.

Amerika Serikat mengirim Utusan Khusus Steve Witkoff dan Jared Kushner, sementara Israel diwakili oleh Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dalam perundingan tidak langsung dengan perwakilan Hamas.

Pertemuan ini menindaklanjuti rencana perdamaian 20 poin yang diumumkan pada 29 September lalu.

Sebuah dokumen yang mencakup pertukaran tahanan, penghentian serangan dua arah, pengawasan senjata, dan rencana rekonstruksi besar-besaran untuk Gaza.

Meski masih dalam tahap penjajakan, sejumlah sumber diplomatik menyebut bahwa Hamas telah menyatakan kesediaan menerima prinsip-prinsip utama proposal tersebut. Jika benar, ini menjadi perkembangan paling positif sejak konflik meledak dua tahun lalu.

Rencana itu juga membuka ruang bagi keterlibatan PBB dan lembaga internasional untuk memastikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza berjalan aman dan transparan, dua hal yang selama ini tersendat akibat blokade dan ketegangan politik.

Keterlibatan Turki dalam perundingan Sharm el-Sheikh bukan sekadar simbol dukungan terhadap Palestina. Langkah ini menegaskan strategi baru Ankara untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan setelah sempat meredup.

Pemerintahan Recep Tayyip Erdoğlgan tampak berupaya memulihkan peran Turki sebagai mediator yang dipercaya banyak pihak, baik oleh dunia Arab maupun Barat.

Dengan menempatkan Ibrahim Kalin di garda depan, Ankara ingin menunjukkan bahwa isu Palestina tetap menjadi prioritas moral dan politik luar negeri Turki.

Namun, di balik harapan besar itu, jalan menuju perdamaian tetap terjal. Analis politik Timur Tengah menilai, hambatan utama masih terletak pada minimnya rasa saling percaya antara Israel dan Hamas, serta tekanan politik domestik di masing-masing negara.

Krisis kemanusiaan di Gaza sendiri sudah mencapai titik genting. Ribuan warga masih tinggal di tenda-tenda pengungsian tanpa akses memadai terhadap air bersih, listrik, dan layanan medis.

Situasi ini memperkuat desakan global agar gencatan senjata segera direalisasikan, bukan sekadar dibahas.

Sementara mengutip sumber lainnya, pertemuan di Sharm el-Sheikh disebut sebagai upaya paling serius sejak konflik Gaza kembali berkobar.

Di tengah meningkatnya tekanan internasional, banyak pihak berharap negosiasi kali ini bisa menjadi titik balik menuju perdamaian yang nyata, bukan sekadar janji diplomasi di atas kertas.

“Semua pihak tampak menyadari bahwa tidak ada kemenangan dalam perang ini, hanya kehilangan. Pertemuan di Sharm el-Sheikh adalah tentang mencari cara agar penderitaan ini akhirnya berhenti," ujar seorang diplomat Mesir yang enggan disebut namanya.

Editor: Bayu Putra

Tag:  #turki #ambil #peran #kunci #perundingan #hamas #israel #diplomasi #ulang #demi #akhiri #konflik #berkepanjangan

KOMENTAR