



Hizbullah Kian Gahar, AS Tidak Berencana Kurangi Suplai Senjata ke Israel
Hal itu dia lontarkan saat ditanya apakah pemerintahan Joe Biden saat ini sedang mempertimbangkan pengurangan laju pengiriman senjata ke Israel.
“Singkatnya, tidak – kami tidak mempertimbangkan hal itu,” kata Leaf.
Dalam konferensi pers digital, Leaf menambahkan kalau pihak Israel dan Palestina masih dalam negosiasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di tengah perang Israel di Jalur Gaza.
Di sisi lain, Leaf menyoroti eskalasi di perbatasan Utara Israel dengan Lebanon di mana serangan Hizbullah makin intensif ke entitas pendudukan.
“Ada tingkat ketidakstabilan yang serius di perbatasan utara itu,” katanya sehubungan dengan konflik Lebanon-Israel.

Rekor Ekspor Senjata
Di sisi lain, data menunjukkan kalau AS saat ini sedang kekurangan stok senjata mereka yang menipis karena tingginya ekspor ke negara lain.
Laporan Reuters pada Rabu (31/1/2024), mengutip data Departemen Luar Negeri AS menunjukkan nilai ekspor senjata AS melonjak 16 persen pada 2023 dengan nilai USD 238 miliar atau sekitar Rp 3.700 triliun.
Rekor ekspor senjata ini dilaporkan menjadikan prospek saham perusahaan peralatan militer seperti Lockheed Martin, General Dynamics, dan Northrop Grumman menguat.
Sebagai informasi, ada dua cara utama pemerintah asing membeli senjata dari perusahaan AS: negosiasi langsung dengan pihak perusahaan atau menghubungi pejabat Departemen Pertahanan di kedutaan AS. Keduanya memerlukan persetujuan pemerintah AS.
(oln/memo/rtrs/*)
Tag: #hizbullah #kian #gaharas #tidak #berencana #kurangi #suplai #senjata #israel