Di Tengah Ancaman Pemakzulan, Wapres Sara Duterte Bertarung Pertahankan Kekuasaan Lewat Pemilu Sela Filipina 2025
Para lansia menunggu giliran pemungutan suara midterm elections Filipina 2025. (@robmanilaofficial/Instagram)
12:21
12 Mei 2025

Di Tengah Ancaman Pemakzulan, Wapres Sara Duterte Bertarung Pertahankan Kekuasaan Lewat Pemilu Sela Filipina 2025

- Filipina menggelar pemilu sela atau midterm elections pada Senin (12/5) yang menjadi ajang pertarungan politik antara Presiden Ferdinand Marcos Jr dan Wakil Presiden (Wapres) Sara Duterte.

Meskipun keduanya tidak mencalonkan diri secara langsung, mereka terlibat aktif dalam mendukung kubu politik masing-masing.

Pemilu sela ini dinilai sebagai momentum krusial menjelang pemilihan presiden 2028, di mana kedua tokoh diyakini akan saling berhadapan secara langsung.

Presiden Marcos berusaha mengamankan mayoritas legislatif, sedangkan Sara Duterte yang tengah menghadapi tekanan politik dan ancaman pemakzulan berupaya membentuk aliansi politik dan memperkuat pengaruhnya di tingkat lokal.

Dilansir dari ABS-CBN News, Selasa (26/11/2024), Sara Duterte sebelumnya dituding menyalahgunakan dana intelijen sebesar 125 juta peso hanya dalam waktu 11 hari, yang menjadi isu panas selama masa kampanye.

Di tengah dinamika tersebut, dikutip dari Reuters (12/5) ayah Sara Duterte, mantan Presiden Rodrigo Duterte, tetap maju sebagai calon wali kota Davao meski sedang dalam sorotan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait dugaan pelanggaran HAM.

Ia tetap mendapat dukungan kuat di basis pendukungnya di Mindanao. Hal ini menunjukkan keluarga Duterte masih memiliki pengaruh besar secara lokal.

Pertarungan politik ini bukan hanya soal kursi legislatif, melainkan juga soal arah masa depan Filipina, termasuk isu sensitif seperti kedaulatan maritim dan hubungan politik dengan Tiongkok.

Presiden Marcos mendorong pendekatan tegas terhadap Beijing dan mempererat kerja sama dengan Amerika Serikat. Hal ini berbeda dengan pendekatan Duterte yang dinilai lebih akomodatif terhadap Tiongkok.

Kampanye menjelang pemilu sela ini juga diwarnai oleh maraknya disinformasi di media sosial yang menyasar kedua kubu. Pengamat menilai bahwa narasi digital berperan besar dalam membentuk persepsi publik terhadap kredibilitas masing-masing tokoh politik.

"Pemilu ini lebih dari sekadar referendum informal terhadap pemerintahan Marcos," ujar Aries Arugay, profesor ilmu politik di Universitas Filipina dikutip dari laporan Reuters (12/5).

Hasil dari pemilu sela ini akan menentukan keseimbangan kekuasaan di Senat dan DPR Filipina, yang memegang peran penting dalam kebijakan strategis dan proses pemakzulan.

Dengan meningkatnya tensi antara Marcos dan Duterte, peta politik Filipina diperkirakan akan berubah secara signifikan pasca pemilu ini. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #tengah #ancaman #pemakzulan #wapres #sara #duterte #bertarung #pertahankan #kekuasaan #lewat #pemilu #sela #filipina #2025

KOMENTAR