Netanyahu Tutup Kuping, Instruksikan IDF Susun Rencana Relokasi Warga Gaza Sesuai Perintah Trump
PERDANA MENTERI ISRAEL - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025), menampilkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, berbicara dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Netanyahu mendukung upaya Trump merelokasi warga Gaza, untuk mempercepat usulan itu Netanyahu mengintruksikan pasukan IDF untuk segera menyusun rencana pemindahan warga Gaza. 
09:50
7 Februari 2025

Netanyahu Tutup Kuping, Instruksikan IDF Susun Rencana Relokasi Warga Gaza Sesuai Perintah Trump

Presiden Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan pasukan pertahanan negara (IDF) untuk segera menyusun rencana relokasi atau pemindahan warga Gaza.

Perintah ini diungkap Netanyahu kepada Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS akan “mengambil alih” Gaza yang 15 bulan hancur lebur karena perang.

"Saya menyambut baik rencana berani Presiden AS Trump, yang dapat memungkinkan sebagian besar penduduk Gaza meninggalkan negara itu dan pergi ke berbagai tempat di dunia," kata Katz, dikutip dari Anadolu.

"Saya telah menginstruksikan IDF untuk menyiapkan rencana guna memungkinkan keberangkatan sukarela bagi penduduk Gaza. Mereka dapat pergi ke negara mana pun yang bersedia menerima mereka," imbuhnya.

Untuk mempercepat rencana relokasi skala besar, Israel mengklaim akan memfasilitasi evakuasi masyarakat Gaza yang bersedia meninggalkan wilayah itu via jalur laut dan udara.

Tak sampai itu warga Palestina yang bersedia pindah juga akan diintegrasikan ke negara tuan rumah sambil diberikan fasilitas rekonstruksi jangka Panjang.

Namun Katz tidak menjelaskan lebih detail apakah para pengungsi akan diizinkan kembali ke Gaza di kemudian hari.

Gaza Bakal Diubah Jadi Riviera-nya Timur Tengah

Rencana relokasi ini di gagas Netanyahu untuk mendukung usulan Presiden AS Donald Trump yang beberapa waktu lalu mengatakan bahwa AS akan mengambil alih Jalur Gaza, sementara orang-orang Palestina yang tinggal di sana harus pergi.

Menurut Trump, Gaza telah lama dianggap sebagai "zona kehancuran" (demolition site) yang perlu dibangun kembali dari nol.

Alasan tersebut yang mendorong ambisi Trump untuk mengubah wilayah itu menjadi Riviera-nya Timur Tengah.

Riviera sendiri merupakan salah satu destinasi wisata paling ikonik di Italia, terkenal dengan pantai-pantainya yang eksotis, desa-desa berwarna-warni di tebing, serta kaya sejarah dan kuliner khas.

“AS akan mengambil alih Jalur Gaza, membersihkannya dari senjata berbahaya, mengembangkan ekonomi di sana, menciptakan ribuan lapangan kerja, dan menjadikannya sesuatu yang bisa dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah,” kata Trump.

Kendati usulan Trump diklaim dapat mengembangkan ekonomi di Gaza, menciptakan ribuan lapangan kerja, dan menjadikannya sesuatu yang bisa dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah.

Namun rencana itu mendapat kecaman dari para petinggi dunia, termasuk negara-negara Arab, Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.

PBB bahkan mengatakan pemindahan paksa warga Palestina sama saja dengan pembersihan etnis.

Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut seruan Trump itu adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

"Presiden Mahmoud Abbas dan para pemimpin Palestina menyatakan penolakan keras mereka terhadap seruan untuk merebut Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina dari tanah air mereka," demikian pernyataan kantor kepresidenan Palestina.

Warga Gaza Tolak Ide Trump

Merespon usulan relokasi yang diajukan Donald Trump, Warga Palestina di Jalur Gaza menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan tanahnya.

Warga Palestina di Gaza juga mengatakan rencana itu sama sekali tidak mungkin.

Warga Palestina khawatir terulangnya "Nakba" atau "malapetaka" ketika ratusan ribu orang mengungsi atau diusir dari rumah mereka sebelum dan selama perang yang terjadi setelah berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.

"Kami telah menanggung pemboman dan kehancuran selama hampir satu setengah tahun, namun kami masih tetap berada di Gaza," kata seorang pria kepada BBC Arabic.

"Kami lebih baik mati di Gaza daripada meninggalkannya. Kami akan tinggal di sini sampai kami membangunnya kembali. Trump dapat melakukan apa pun yang dia inginkan, tetapi kami dengan tegas menolak keputusannya." imbuhnya.

Penolakan turut dilontarkan Raafat Kalob, ia khawatir tentang konsekuensi pertemuan Trump-Netanyahu terhadap hidupnya. Dia berharap rencana Trump tidak akan berhasil.

"Saya berharap kunjungan Netanyahu ke Trump akan mencerminkan rencana masa depannya untuk menggusur paksa rakyat Palestina dan menggambar ulang Timur Tengah," kata Kalob yang berdiri di dekat blok bangunan yang runtuh akibat perang di kota Jabalia, Gaza utara.

 "Saya sungguh berharap rencana ini tidak berhasil," imbuhnya.

(Tribunnews.com / Namira)

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #netanyahu #tutup #kuping #instruksikan #susun #rencana #relokasi #warga #gaza #sesuai #perintah #trump

KOMENTAR