Masih Gagal Tangkap Yahya Sinwar, Israel Tunggu Kepala Biro Politik Hamas Buat 'Kesalahan'
Pemimpin gerakan Hamas di Gaza, Yahya Sinwar. 
11:20
9 September 2024

Masih Gagal Tangkap Yahya Sinwar, Israel Tunggu Kepala Biro Politik Hamas Buat 'Kesalahan'

– Israel hingga kini masih gagal menangkap Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar di Jalur Gaza.

Meski demikian, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant meyakini Israel akan bisa menangkap Sinwar dan saudaranya jika keduanya membuat satu saja “kesalahan”.

“Sinwar bersaudara tidak kebal, mereka seperti [Mohammad Deif] dan [Marwan] Issa, dan mereka akan membuat kesalahan dan kita akan menangkapnya,” ujar Gallant saat meninjau poros Netzarim di Gaza, Minggu, (8/9/2024), dikutip dari Sky News Arabia.

Pernyataan Gallant itu disampaikan setelah beberapa upaya mewujudkan gencatan senjata berujung pada kegagalan.

Penangkapan atau pembunuhan para pemimpin Gaza, terutama Sinwar dan saudaranya, disebut akan sangat mempengaruhi kemampuan Israel dalam perundingan gencatan senjata.

“Kita di Gaza perlu mencapai dua tujuan: melenyapkan Hamas dan memulangkan para tentara yang diculik. Kita mengupayakannya dengan seluruh kekuatan kita,” kata Gallant.

Dalam gambar arsip tertanggal 14 Desember 2022 ini, pimpinan gerakan Hamas Islam Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza pada. - Hamas menunjuk Sinwar pada 6 Agustus 2024 sebagai pemimpin politik baru. Dalam gambar arsip tertanggal 14 Desember 2022 ini, pimpinan gerakan Hamas Islam Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza pada. - Hamas menunjuk Sinwar pada 6 Agustus 2024 sebagai pemimpin politik baru. (AFP/MOHAMMED ABED)

Menteri itu mengatakan Israel akan terus memberikan tekanan militer dengan cara menyerang Hamas.

“Kita akan bisa menangkap Mohammed Sinwar dan juga Yahya Sinwar.”

Di samping itu, Gallant memberikan sinyal bahwa militer Israel tengah bersiap untuk menghadapi situasi apa pun yang muncul di Israel utara.

Israel hingga kini masih direcoki oleh serangan udara kelompok Hizbullah di Lebanon.

Adapun seorang anggota senior tim negosiasi Israel memberi tahu keluarga sandera bahwa kesepakatan gencatan senjata belum akan dicapai dalam dekat dekat.

“Saat ini tampaknya kesepakatan itu belum akan tercapai. Bahkan, tahap pertama gencatan senjata. Satu-satunya cara untuk maju ialah mengakhiri perang ini,” kata negosiator itu dikutip dari Channel 12.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mulai mengevaluasi strategi untuk membebaskan warga Israel yang disandera di Gaza dan mewujudkan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri AS Antohny Blinken sempat berkata bahwa AS mungkin akan menyodorkan usulan baru dalam beberapa hari.

Namun, pejabat AS lainnya mengatakan usulan itu belum akan disampaikan dalam waktu dekat.

“Ini masa yang sulit. Gedung Putih sedih, marah, dan frustrasi,” kata seorang pejabat AS.

Sinwar disebut menyamar sebagai perempuan

Beberapa waktu lalu media Inggris bernama Daily Express melaporkan bahwa Sinwar “berpakaian seperti perempuan” agar tidak diketahui.

Shalom Ben Hanan, mantan pejabat keamanan Shin Bet, menyebut Sinwar tidak terus berada di terowongan selama 24 hingga 36 jam dalam satu waktu.

Dengan mengutip sumber intelijen, Daily Express menyebut Sinwar sadar bahwa teknologi Israel bisa mendeteksi gerakan di dalam terowongan.

“Dia harus bergerak untuk menghindari kesalahan yang bisa menjadi fatal bagi dia,” kata sumber itu.

Laporan baru-baru ini menyebutkan Sinwar hanya memiliki kontak terbatas dengan dunia luar. Pesan yang dikirimkan kepada pemimpin Hamas lainnya memerlukan waktu yang jauh lebih lama daripada sebelumnya.

Seorang petempur Hamas dalam jaringan terowongan yang menjadi infrastruktur utama milisi perlawanan menghadapi keunggulan pasukan Israel dalam perang Gaza. Setelah 11 bulan perang pecah, Israel belum juga berhasil mencapai target perang, satu di antaranya gegara faktor terowongan Hamas ini. Seorang petempur Hamas dalam jaringan terowongan yang menjadi infrastruktur utama milisi perlawanan menghadapi keunggulan pasukan Israel dalam perang Gaza. Setelah 11 bulan perang pecah, Israel belum juga berhasil mencapai target perang, satu di antaranya gegara faktor terowongan Hamas ini. (khaberni)

IDF hampir tangkap Sinwar

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pernah mengaku hampir menangkap Sinwar di sebuah terowongan di Gaza.

Menurut IDF, andai saja mereka tidak terlambat “beberapa menit”, Yahya Sinwar bisa ditangkap.

“Kami sudah dekat. Kami berada di kompleksnya. Kami memasuki kompleks bawah tanah. Kompleksnya ‘panas,’” ujar Komandan Divisi Ke-98 IDF Brigjen Goldfus pada hari Minggu, (11/8/2024), dikutip dari The Times of Israel.

Goldfus mengklaim pihaknya menemukan banyak uang di dalam kompleks tersebut.

“Kopinya masih panas. Senjata berserakan di sekeliling.”

Menurut dia, Sinwar baru saja pergi beberapa menit sebelum IDF tiba di terowongan.

Pada bulan Februari lalu IDF merilis video yang memperlihatkan salah satu terowongan Gaza.

Menurut Israel, terowongan itu digunakan Sinwar, keluarga Sinwar, dan pejabat senior Hamas untuk berlindung di tengah perang.

Terowongan itu tampak memiliki dua kamar mandi, satu daput, dan area untuk tidur.

Selain itu, ada pula ruang terpisah yang menurut IDF digunakan oleh Sinwar sendiri. Di dalamnya terdapat berangkas berisi uang miliaran.

Goldfus menyebut IDF memerlukan waktu hingga 10 jam agar bisa menembus pertahanan Hamas di Khan Younis.

Dia mengatakan terowongan menjadi pusat Hamas. Oleh karena itu, agar Israel bisa mengalahkan Hamas, terowongan harus dihancurkan.

“Ketika saya merencanakan operasi sekarang, pertama-tama saya melihat terowongan, dan dari sana saya pergi ke permukaan,” katanya.

Goldfus adalah salah satu perwira senior IDF yang memimpin serangan terhadap Hamas di Gaza.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #masih #gagal #tangkap #yahya #sinwar #israel #tunggu #kepala #biro #politik #hamas #buat #kesalahan

KOMENTAR