Pemagang Indonesia Putuskan Tetap Tinggal di Wilayah Noto Hanto Pasca Gempa Ishikawa Jepang
Dimas sebelumnya ikut dalam pengungsian saat bencana Noto Hanto Ishikawa Jepang, 1 Januari 2024 lalu.
"Saya ingin menghemat uang, untuk keluarga, saya ingin melihat (keluarga saya) sebenarnya. Tapi saya tidak bisa melakukannya, ini masih pekerjaan yang panjang di Jepang," kata Dimas Maolana Satrio kepada wartawan Asahi, Sabtu (20/1/2024).
Pasca gempa di Semenanjung Noto, orang asing yang bekerja di Jepang terpaksa mengungsi.
Di Kota Noto, Prefektur Ishikawa, lebih dari 40 orang Indonesia bekerja sebagai pemagang teknis dalam penangkapan cumi-cumi untuk belajar perikanan.
Saat gempa mengguncang, para peserta pelatihan melarikan diri ke tempat tinggi terdekat dan semuanya aman.
Dimas Maolana Satrio tinggal di asrama yang pasokan airnya sampai kini masih terputus.
Dimas memutuskan untuk tinggal di Noto supaya bisa tetap mengirim uang kepada keluarganya.
"Mereka hidup dalam kecemasan dan menunggu dimulainya kembali penangkapan ikan sesegera mungkin," tulis Asahi.
Sekitar 1.300 orang terdaftar warga negara Indonesia yang ada di Prefektur Ishikawa Jepang.
Anggaran perbaikan untuk Ishikawa dianggarkan mulai 1 April 2024 sebesar satu triliun yen.
Saat ini anggaran darurat awal untuk membantu para pengungsi sedikitnya telah dicairkan sekitar 100 juta yen oleh pemerintah Jepang.
Sedikitnya 232 orang meninggal akibat bencana alam gempa bumi dengan kekuatan 7,6 magnitudo.
Sementara sekitar 18 orang masih hilang dan dalam pencarian hingga saat ini.
Setiap hari ini sedikitnya 100 orang terinfeksi corona di lokasi pengungsian di Ishikawa.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: [email protected] Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.
Tag: #pemagang #indonesia #putuskan #tetap #tinggal #wilayah #noto #hanto #pasca #gempa #ishikawa #jepang