



Demokrat Bungkam Aktivis Palestina, Grup 'Wanita Muslim untuk Kamala Harris' Pilih Bubarkan Diri
Kelompok yang menamakan diri "Wanita Muslim untuk Harris" itu kecewa setelah ada laporan para aktivis pro-Palestina dilarang bersuara saat Konvensi Nasional Demokrat (DNC) di Chicago.
Aktivis Palestina sudah meminta Harris yang kini menjadi Wakil Presiden AS agar berkomitmen memangkas bantuan militer untuk Israel dan mendorong gencatan senjata di Gaza.
Mereka berencana kembali menyampaikan permintaan itu saat acara DNC yang berlangsung hingga hari Kamis pekan ini.
"Dalam hati nurani, kami tidak bisa melanjutkan Wanita Muslim untuk Harris-Walz, mengingat adanya informasi baru ini dari gerakan Tidak Berkomitmen ini, bahwa tim Wapres Harris menolak permintaan mereka agar aktivis Palestina berbicara di panggung saat DNC," demikian pernyataan kelompok itu di Instagram, dikutip dari Sputnik News.
"Kami berharap DNC dan tim Wapres Harris membuat keputusan tepat sebelum konvensi berakhir. Demi masing-masing dari kita."
Pada hari Kamis salah satu pemimpin Gerakanan Nasional Tidak Berkomitmen (UNM), Abbas Alawieh, mengatakan Demokrat menolak warga Amerika-Palestina berbicara saat acara DNC.
"Kami berpikir hal itu tak bisa diterima. Kami berpikir bahwa ini adalah partai yang seharusnya tidak membungkam suara masyarakat," kata Alawieh di media sosial Twitter.
Dia menyebut situasi yang menimpa para aktivis Palestina itu adalah kesalahan Demokrat.
Alawieh dan aktivis lainnya kemudian menggelar aksi protes dengan cara duduk di luar tempat konvensi.
Menurut Washington Post, Demokrat khawatir suara aktivis pro-Palestina akan "mengancam persatuan" yang ditampilkan saat konvensi.
Meski demikian, tidak ada alasan yang disampaikan oleh Demokrat mengenai penolakan tersebut.
Saat berpidato dalam acara DNC, Harris berujar pemerintah sedang "bekerja siang malam" untuk membebaskan warga Israel yang disandera Hamas dan mewujudkan kesepakatan gencatan senjata.
Tak hanya itu, Harris mengatakan dia akan terus memastikan Israel punya kemampuan untuk membela diri.
Adapun beberapa waktu lalu calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menolak kesepakatan tentang pembebasan sandera di Jalur Gaza.
Menurut laporan PBS, Trump takut kesepakatan itu bisa membantu calon Harris memenangkan pilpres.
“Laporan bahwa mantan Presiden Trump berbicara lewat telepon dengan Perdana Menteri Israel, mendesaknya agar saat ini tidak menyetujui kesepakatan karena hal itu dipercaya akan membantu kampanye Harris,” kata Judy Woodruff, wartawan PBS.
Blinken: Israel sudah menyetujui usulan
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berujar Israel sudah menyetujui usulan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Blinken kemudian meminta Hamas untuk turut menyetujuinya.
Para pejabat AS berharap kesepakatan gencatan senjata bisa membatalkan serangan balasan Iran dan Hizbullah ke Israel.
Ketegangan di Asia Barat meningkat setelah Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan panglima Hizbullah Fuad Shukr.
Blinken dilaporkan berbincang dengan Netanyahu selama 2,5 jam pada hari Senin. Dia akan pergi Mesir dan Qatar untuk membicarakan negosiasi.
AS, Mesir, dan Qatar sudah berperan menjadi juru penengah selama berbulan-bulan. Namun, perundingan gencatan senjata tak kunjung membuahkan hasil.
“Dalam pertemuan yang sangat konstruktif dengan Perdana Menteri Netanyahu, dia mengonfirmasi kepada saya bahwa Israel mendukung usulan [gencatan senjata] itu,” kata Blinken kepada wartawan, dikutip dari Associated Press.
Menurut Blinken, andai nantinya Hamas juga menyetujui usulan itu, para juru runding masih memerlukan waktu beberapa hari untuk memahami “penerapan kesepakatan” itu.
Dia menyebut masih ada beberapa persoalan rumit yang memerlukan keputusan para pemimpin.
Sementara itu, Hamas mengaku sudah tak lagi percaya kepada AS sebagai juru penengah.
Hamas menuding AS berpihak pada Israel karena AS membuat tuntutan baru yang ditolak oleh Hamas.
Adapun Netanyahu mengatakan Israel mengapresiasi AS yang sudah menujukkan upayanya membebaskan warga Israel yang disandera Hamas di Gaza.
Dia berujar kini sedang ada upaya untuk membebaskan sebanyak-banyaknya sandera dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Diperkirakan masih ada sekitar 110 warga Israel yang masih disandera di Gaza. Israel menyebut sepertiganya sudah meninggal.
Pada bulan November 2023 ada lebih dari 100 sandera yang dibebaskan saat gencatan senjata selama seminggu.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #demokrat #bungkam #aktivis #palestina #grup #wanita #muslim #untuk #kamala #harris #pilih #bubarkan #diri