Bisa Sebabkan Kematian! Berikut Penyebab Leptospirosis dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi tikus. (Sumber: freepik)
19:34
26 Maret 2024

Bisa Sebabkan Kematian! Berikut Penyebab Leptospirosis dan Cara Mengatasinya

 - Masuknya musim hujan memicu peringatan terhadap bencana banjir, terutama bagi penduduk di daerah rawan. 

Tujuannya adalah agar mereka siap menghadapi potensi dampak negatif banjir, seperti kehilangan harta benda dan risiko penyakit seperti Leptospirosis, yang dapat ditularkan melalui kontak dengan air yang tercemar oleh kencing tikus.

Penyebab Leptospirosis

Dikutip dari alodokter.com, Senin (26/3), leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang dapat bertahan hidup di ginjal hewan selama beberapa tahun. 

Beberapa hewan yang dapat menjadi penyebar bakteri tersebut antara lain anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus. 

Bakteri Leptospira dapat mencemari air dan tanah melalui urine hewan pembawa, dan bertahan dalam lingkungan tersebut selama beberapa bulan atau bahkan tahun.

Manusia dapat terinfeksi bakteri Leptospira melalui kontak langsung dengan kulit yang terkena urine hewan, kontak dengan air dan tanah yang terkontaminasi, atau konsumsi makanan atau minuman yang tercemar oleh urine hewan pembawa. 

Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau melalui saluran tubuh seperti mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan. Meskipun jarang terjadi, leptospirosis juga dapat menular antar manusia melalui ASI atau hubungan seksual.

Faktor Risiko Leptospirosis

Leptospirosis umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, karena iklim yang hangat dan lembap memungkinkan bakteri Leptospira bertahan lebih lama. Orang yang berisiko tinggi terkena leptospirosis termasuk mereka yang:

1. Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, atau nelayan.

2. Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan.

3. Memiliki pekerjaan yang terkait dengan sistem saluran pembuangan atau selokan.

4. Tinggal di daerah rentan banjir.

5. Sering melakukan kegiatan olahraga atau rekreasi air di alam terbuka.

Gejala Leptospirosis

Dikutip dari kemkes.go.id, Selasa (26/3), berikut adalah tanda-tanda penyakit leptospirosis yang bisa dialami oleh individu yang terinfeksi:

  1. Kenaikan suhu tubuh secara tiba-tiba (demam)

  2. Kelemahan umum

  3. Mata yang merah

  4. Kulit yang menguning

  5. Sakit kepala

  6. Nyeri otot di area betis

Gejala tersebut biasanya sembuh dalam satu minggu. Namun, pada beberapa kasus, individu bisa mengalami fase lanjutan penyakit leptospirosis yang dikenal sebagai penyakit Weil. Tahap ini ditandai oleh peradangan akibat infeksi.

Penyakit Weil bisa muncul 1-3 hari setelah gejala leptospirosis awal. Gejalanya bervariasi tergantung organ yang terkena, termasuk demam, penyakit kuning, pembengkakan tangan dan kaki, kesulitan buang air kecil, perdarahan, nyeri dada, sesak napas, detak jantung cepat, kelemahan, dan sakit kepala.

Pencegahan Penyakit Leptospirosis

Setelah memahami gejala yang muncul akibat paparan bakteri Leptospirosis, penting untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan, seperti:

  1. Menggunakan sarung tangan dan sepatu bot saat membersihkan rumah atau selokan.

  2. Mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan aktivitas.

Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat dapat waspada terhadap penyakit seperti Leptospirosis yang terkait dengan banjir. Penting untuk segera berkonsultasi dengan fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala Leptospirosis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan Penyakit Leptospirosis

Leptospirosis dalam keadaan ringan biasanya dapat sembuh tanpa perawatan khusus, bahkan secara alami dalam waktu 7 hari. Namun, pada kasus yang parah, pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.

Berikut beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan untuk pasien dengan leptospirosis berat:

Pemberian Obat-obatan:

Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti penisilin, amoxicillin, ampicillin, doxycycline, atau azithromycin. Selain itu, obat penurun demam dan nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen juga dapat diberikan.

Perawatan di Rumah Sakit:

Jika infeksi berkembang menjadi parah dan menyerang organ (Weil's disease), perawatan di rumah sakit diperlukan. Antibiotik akan diberikan melalui infus, dan beberapa tindakan tambahan dilakukan seperti:

  • Pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi.

  • Suplementasi vitamin K untuk mencegah perdarahan.

  • Pemasangan ventilator jika ada gagal napas.

  • Pemantauan fungsi jantung.

  • Transfusi darah jika terjadi perdarahan berat.

  • Prosedur cuci darah untuk mendukung fungsi ginjal.

Kemungkinan pemulihan dari Weil's disease tergantung pada organ yang terpengaruh dan tingkat keparahannya. Pada kasus yang parah, kematian dapat terjadi akibat perdarahan atau komplikasi pada paru-paru atau ginjal.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #bisa #sebabkan #kematian #berikut #penyebab #leptospirosis #cara #mengatasinya

KOMENTAR