3 Bulan Lebih Terisolasi dari Bantuan Medis, Warga Gaza Akhirnya Dapat Bantuan WHO
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. (ANTARA/Xinhua/aa.) WHO berhasil kirim bantuan medis pertama ke Gaza sejak Maret, namun Menteri Israel Itamar Ben-Gvir serukan penghentian total bantuan di tengah krisis kemanusiaan yang makin parah. ((ANTARA/Xinhua/aa.)
12:06
27 Juni 2025

3 Bulan Lebih Terisolasi dari Bantuan Medis, Warga Gaza Akhirnya Dapat Bantuan WHO

Setelah terputus selama lebih dari tiga bulan, bantuan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya berhasil masuk ke Gaza pada Rabu (25/6/2025).

Keberhasilan pengiriman bantuan medis ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan akut dan sistem kesehatan yang nyaris lumpuh akibat konflik dan blokade.

Untuk diketahui, akses bantuan medis ke Gaza sebelumnya terhenti sejak 2 Maret 2025. Akibatnya, situasi di wilayah itu terus memburuk, dengan lebih dari dua juta warga sipil menghadapi kekurangan obat, makanan, air bersih, dan layanan kesehatan dasar.

Pengiriman bantuan akhirnya terjadi di tengah tekanan internasional untuk membuka akses kemanusiaan, sekaligus desakan dari pejabat tinggi Israel agar bantuan dihentikan total. Berikut perkembangan selengkapnya.

WHO kirim truk medis pertama ke Gaza sejak Maret

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (26/6/2025) mengumumkan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan sembilan truk berisi bantuan medis ke Gaza pada Rabu (25/6). Ini merupakan pengiriman pertama sejak 2 Maret.

Dikutip dari Antara, Jumat (27/6), bantuan tersebut terdiri dari pasokan medis penting, 2.000 unit darah, dan 1.500 unit plasma yang masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom tanpa insiden penjarahan, meskipun jalur distribusinya tergolong berisiko tinggi.

“Pasokan darah dan plasma telah dikirim ke fasilitas penyimpanan dingin di Kompleks Medis Nasser dan akan segera didistribusikan ke rumah sakit yang menghadapi kekurangan kritis di tengah meningkatnya korban luka,” kata Tedros dalam unggahannya di platform X.

Ia menyebut keberhasilan ini sebagai capaian penting di tengah lumpuhnya sistem kesehatan Gaza.

Namun, Tedros menekankan bahwa pengiriman ini “hanyalah setetes air di lautan”, dan menyerukan agar akses bantuan kemanusiaan dibuka lebih luas, tanpa hambatan, dan berkelanjutan.

Israel perketat akses, distribusi bantuan masih kacau

Sementara WHO berupaya membuka kembali jalur kemanusiaan, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir berkukuh menyerukan penghentian total bantuan ke Gaza.

Dalam pernyataannya di media sosial, Ben-Gvir menyebut bantuan yang masuk sebagai “aib mutlak” dan menuding Hamas memanfaatkannya.

Tudingan ini dibantah Komite Tertinggi Urusan Kesukuan Gaza, yang menegaskan distribusi dilakukan secara tertib oleh pemuka suku dan badan internasional. Mereka juga meminta delegasi PBB turun langsung untuk verifikasi.

Di lapangan, bantuan memang mulai masuk secara terbatas sejak akhir Mei, namun distribusinya kerap diwarnai kerusuhan dan jatuhnya korban jiwa.

Kembalinya bantuan medis WHO ke Gaza menjadi titik terang di tengah krisis kemanusiaan yang kian dalam.

Namun, tantangan distribusi di lapangan, sikap keras sebagian pejabat Israel, serta sistem logistik yang tidak memadai masih menjadi hambatan besar.

Tanpa komitmen internasional yang lebih kuat dan akses tanpa hambatan, jutaan warga Gaza tetap terjebak dalam kondisi hidup yang sangat memprihatinkan.

Tag:  #bulan #lebih #terisolasi #dari #bantuan #medis #warga #gaza #akhirnya #dapat #bantuan

KOMENTAR