Berapa Lama Otak Bertahan Tanpa Oksigen?
Otak manusia sangat kompleks dan juga organ yang rentan karena bergantung pada suplai darah mengandung oksigen terus menerus. Tanpa oksigen, sel-sel otak mulai mati.
Tetapi, berapa lama otak bisa bertahan tanpa oksigen? Jawaban dari pertanyaan ini tidak mudah.
Dijelaskan oleh dokter ahli saraf vaskular Dr.Danny Gonzales dari Arizona, Amerika, otak manusia memerlukan lebih banyak energi dibanding organ tubuh lainnya.
Walau ukurannya hanya 2 persen dari rata-rata berat badan orang dewasa, tetapi otak memakai 20 persen darah beroksigen yang dipompa oleh jantung.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Cek Fakta"Otak kita butuh suplai oksigen sangat besar untuk menjaga keseimbangan dari elektrolit, mineral yang membawa muatan listrik dan kunci untuk menghantarkan impuls listrik ke sistem saraf," kata Gonzales.
Durasi pasti dari otak untuk mengalami kerusakan permanen karena kekurangan oksigen tergantung pada beberapa faktor termasuk tingkat dan durasi ketiadaan oksigen.
Hal ini karena terganggunya suplai darah ke otak mungkin sebagian, misalnya pada kasus stroke atau cedera kepala, atau pun keseluruhan, misalnya saat serangan jantung sehingga fungsi jantung berhenti total.
Stroke memang tidak membuat sel otak mati seketika, tetapi jika kekurangan oksigen itu tidak segera diatasi, maka efeknya makin parah pada otak.
Kekurangan oksigen sekitar 5 menit saja sudah bisa menyebabkan koma, kejang, dan kematian sel-sel saraf.
Untungnya seseorang bisa pulih dari terganggunya fungsi otak setelah serangan stroke jika penanganan segera dilakukan.
"Setiap cedera otak anoksik berkepanjangan (yang disebabkan oleh kekurangan oksigen) yang mengakibatkan kematian sel dalam jumlah besar, meningkatkan risiko diagnosis kematian otak,” kata Gonzalez.
Kematian otak, juga dikenal sebagai "kematian berdasarkan kriteria neurologis", adalah hilangnya fungsi otak secara total dan tidak dapat diperbaiki.