Kerek Inflasi dan Harga Minyak Dunia, Indonesia Minta Konflik di Timur Tengah Diakhiri
Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Diplomasi Ekonomi Didin Wahyudin menyampaikan pidato di kampus UIII Depok (7/5). (Hilmi Setiawan/Jawa Pos)
12:00
7 Mei 2024

Kerek Inflasi dan Harga Minyak Dunia, Indonesia Minta Konflik di Timur Tengah Diakhiri

    - Konflik di Timur Tengah yang berkepanjangan, terus menuai respon dari sejumlah negara. Termasuk dari pemerintah Indonesia. Pasalnya, konflik atau peperangan di Gaza yang tidak kunjung usai itu, berdampak pada perekonomian dunia.    Harapan supaya konflik di Timur Tengah itu usai, disampaikan Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Diplomasi Ekonomi Didin Wahyudin di kampus Universitas Internasional Islam Indonesia (UIII) pada Selasa (7/5). Didin hadir mewakili Menlu Retno Marsudi dalam forum ilmiah bertajuk International Conference on Muslim World and Business 2024.   Dalam kesempatan itu, Didin mengatakan bahwa perekonomian dunia saat ini masih penuh tantangan. Khususnya karena masih belum redanya peperangan di Ukraina.   Kemudian konflik kemanusiaan di Gaza antara Israel dan Palestina atau Hamas yang masih berlangsung. "Terkait dengan konflik di Timur Tengah, tidak ada yang meraih keuntungan," katanya.    Dia mengatakan, akibat gejolak di Gaza, membawa dampak perekonomian ke berbagai negara. Sebab akibat peperangan itu, harga minya dunia menjadi naik.   Dampak lainnya inflasi global tidak bisa dihindari. Untuk itu dia menekankan bahwa konflik di Timur Tengah itu harus diakhiri.   Dampak terhadap harga minyak dan inflasi itu, semakin sulit diprediksi. Pasalnya eskalasi konflik di Timur Tengah sulit untuk diprediksi.   Tiba-tiba eskalasi konflik bisa meningkat seketika. Seperti yang terjadi belakangan. Termasuk Iran dengan mengirim sejumlah roket ke Israel beberapa waktu lalu.    Pada kesempatan itu, Didin juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara berpengaruh di kawasan maupun dunia. Untuk itu, Indonesia akan terus berjuang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.   "Termasuk dalam pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan," katanya.    Sementara itu terkait dengan konflik di Gaza, Indonesia mengambil peran strategis lainnya. Diantaranya lewat sosok mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Secara khusus perwakilan Hamas meminta JK mengambil peran untuk perdamaian di Gaza.   Di sela kunjungan ke Malaysia, JK menggelar pertemuan delegasi Hamas. Pertemuan yang dilaksanakan pada Minggu (5/5) waktu setempat di Kuala Lumpur itu, digelar secara tertutup.   Delegasi Hamas dipimpin oleh Dr Bassem Naim. Dia adalah pejabat Biro Politik dan Wakil Kepala Urusan Internasional Hamas.    Pertemuan itu membahas upaya solusi konflik secara permanen dan kontemporer antara Israel dan Palestina. Dalam pertemuan itu, JK secara khusus diminta untuk bisa memediasi kedua belah pihak yang bertikai. Sehingga bisa segera mengakhiri kekerasan di Gaza, yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.    Poin-poin penting dalam pertemuan itu, disampaikan oleh Hamid Awaludin yang ikut sebagai anggota delegasi bersama JK. Dia mengungkapkan salah satu fokus pembicaraan itu, terkait pada upaya penghentian kekerasan yang mengorbankan masyarakat sipil secara massif.    Hamid menceritakan, dalam pertemuan itu Naim membeberkan adanya pembantaian warga Palestina di Gaza dengan motif genosida. “Dunia-pun sudah mengutuk tindakan kejam Israel tersebut, kecuali Amerika Serikat," terang Naim dalam pertemuan itu, seperti disampaikan Hamid.   Namun seperti yang publik ketahui, Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu kewalahan sendiri menghadapi rakyatnya yang memprotes tindakan pemerintah Israel.   Pertemuan yang relatif tertutup ini berlangsung di sebuah wilayah di luar Kota Kuala Lumpur. Diskusi dengan pihak Hamas tersebut berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Pertemuan ini bermula ketika salah satu Pimpinan Hamas mengontak Hamid Awaludin yang juga mantan Menkumham RI.   "Komunikasi itu untuk bisa diatur bisa bertemu dan berdiskusi dengan Pak JK, pada Minggu 5 Mei 2024 di tempat yang telah ditentukan," kata Hamid.    Dia menuturkan, sebenarnya upaya untuk mengakhiri konflik secara permanen antara Israel dan Palestina sudah dilakukan sebelumnya oleh JK bersama tim. Upaya itu dilakukan sekitar Juli dan pertengahan Oktober 2023 lalu. Namun pembicaraan tersebut sempat terhenti akibat serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #kerek #inflasi #harga #minyak #dunia #indonesia #minta #konflik #timur #tengah #diakhiri

KOMENTAR