Munas Pertama Pejagindo, Jaga Harga dan Ketersediaan Jagung sebagai Komoditas Potensial di Indonesia
Peserta Munas Asosiasi Perkumpulan Pedagang dan Produsen Jagung Indonesia (Pejagindo) Ke-1 digelar di Surabaya, Rabu (18/9) mengukuhkan Tani Harmoko sebagai Ketua Umum.
17:18
19 September 2024

Munas Pertama Pejagindo, Jaga Harga dan Ketersediaan Jagung sebagai Komoditas Potensial di Indonesia

 Asosiasi Perkumpulan Pedagang dan Produsen Jagung Indonesia (Pejagindo) resmi mengukuhkan susunan pengurus melalui penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) ke-1 di Surabaya, Rabu (18/9).

Hadir dalam Munas Pertama Pejagindo sebagai keynote speaker Batara Siagian selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Ia menyambut baik berdirinya Pejagindo. Menurutnya, asosiasi itu merupakan praktik baik kolaborasi.

‘’Kami sebagai pemerintah sangat mendukung lahirnya Pejagindo dengan tujuan mewadahi aspirasi pelaku usaha, pedagang dan produsen jagung. Ini loncatan yang sangat penting dalam industri. Kebutuhan pangan kalau tidak diakselerasi dengan inovasi bisa menyebabkan masalah kelaparan dan malnutrisi,” kata Batara.

Pejagindo lahir dari keresahan petani jagung di daerah pada 2023. Mereka meminta para pedagang besar untuk membentuk asosiasi demi menjaga harga jagung dan memastikan penyerapan produk bisa maksimal.

Setidaknya ada empat tujuan utama berdirinya Pejagindo. Sebagai wadah penyampaian aspirasi industri, saluran advokasi untuk masukan kebijakan, dan wadah untuk aksi bersama secara nasional. Tujuan lain terbentuknya Pejagindo sebagai penerapan program seperti penguatan organisasi anggota dan kemitraan petani.

Turut hadir pada kegiatan Munas Pejagindo Koordinator Stabilisasi Harga Pangan Direktorat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Jan Pieter Sinaga, Wakil Pemimpin Wilayah I Perum Bulog Jawa Timur Cori Trisilawati, dan Ketua Kelompok Tim Kerja Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur Chanifa Ratnafani. Serta Gabungan Pengusaha Pakan Ternak dan para offtaker.

Ketua Umum Pejagindo terpilih Tani Harmoko mengungkapkan, setelah dihantam pandemi Covid-19, industri jagung masih harus menghadapi kendala iklim. Yakni kejadian Elnino dan Lanina yang dampaknya memengaruhi supply-demand komoditas pangan. Khususnya jagung.

Peserta Munas Asosiasi Perkumpulan Pedagang dan Produsen Jagung Indonesia (Pejagindo) Ke-1 digelar di Surabaya, Rabu (18/9) mengukuhkan Tani Harmoko sebagai Ketua Umum.

‘’Perlu kita sadari bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar yang memiliki implikasi strategis. Baik ketersediaan maupun keterjangkauannya bagi seluruh lapisan masyarakat. Kementerian Pertanian pun berupaya mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Ini juga mempengaruhi komoditas jagung yang merupakan komoditas potensial dan menjadi salah satu kebutuhan pangan paling penting di Indonesia. Baik untuk konsumsi pangan maupun pakan,” terang Harmoko.

Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian merupakan dua langkah konkret yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan jagung nasional. Intensifikasi misalnya, dapat dilakukan dengan penyediaan benih unggul bagi para petani jagung. Sehingga kualitas dan kuantitas hasil panen meningkat.

‘’Hasil panen ini lah yang akan diserap oleh offtaker dari titik produksi dimana sentra jagung berada untuk kemudian disalurkan agar dapat terserap oleh perusahaan pakan atau pangan baik lokal maupun ekspor,” papar Harmoko.

Ketua umum pertama Pejagindo itu berpesan tiga hal kepada pengusaha dan produsen jagung. Ia mengapresiasi berdirinya organisasi yang sudah melebarkan sayapnya baik dalam segi kepengurusan maupun kegiatan bersama.

Harmoko juga mengajak seluruh yang hadir untuk bersama meningkatkan peran dan kontribusi nyata. ‘’Saya yakin seluruh anggota memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan industri jagung yang berkelanjutan,” tuturnya.

‘’Kita akan terus menggiatkan penerapan program Pejagindo untuk memperkuat kontribusi nyata organisasi bagi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat,” imbuh Harmoko.

Hal terakhir namun tak kalah pentingnya adalah membangun kolaborasi, sinergi dan kerjasama. Baik dengan pemerintah, petani jagung, offtaker dan seluruh pemangku kepentingan industri jagung.

‘’Untuk itu saya harap Munas ke-1 Pejagindo tahun 2024 dapat membuahkan program kerja yang semakin mendorong pencapaian dan kinerja organisasi ke depan. Terutama untuk mendorong industri jagung yang berkelanjutan agar tercipta keselarasan dari sektor hulu hingga sektor hilir,” cetus Harmoko.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #munas #pertama #pejagindo #jaga #harga #ketersediaan #jagung #sebagai #komoditas #potensial #indonesia

KOMENTAR