Kena Musibah Kebakaran, Keluarga Bos Tahu di Jakarta Dianiaya Tetangga, Bukan Ditolong
ILUSTRASI PENGANIAYAAN. 
23:21
4 Februari 2025

Kena Musibah Kebakaran, Keluarga Bos Tahu di Jakarta Dianiaya Tetangga, Bukan Ditolong

Nasib malang menimpa keluarga Sarji (55).

Pabrik tahu dan rumah mereka di Jalan Dr Saharjo, Gang Bakti 6, Manggarai, Jakarta Selatan, mengalami kebakaran, Minggu (2/2/2025) malam.

Seorang tetangga berinisial AS bukannya menolong, malah menganiaya anak dan istri Sarji.

"Cuma yang saya sesalkan ada tetangga yang rumahnya tingkat, begitu kejadian dia kesel baru bangun rumah, istri ama anak saya dipukul," ujar Sarji saat diwawancarai di lokasi, Senin (3/2/2025). 

AS diduga menganiaya karena kesal rumahnya nyaris terbakar akibat pabrik tahu milik Sarji dilalap api.

Sebab, saat peristiwa kebakaran terjadi, AC baru saja selesai membangun rumahnya. 

"Jadi, dianggapnya gara-gara lo, rumah dia bisa habis (kebakaran), padahal enggak kena," kata Sarji.

Padahal, Sarji juga tak menyangka pabrik tahunya kebakaran.

Dia pun tak menginginkan peristiwa itu terjadi. Namun, AC malah tak bisa membendung emosinya dan memukul anak serta istri Sarji. 

"Istri saya dipukul bahunya sebelah kanan sama wajah, anak saya wajah," ucap Sarji.

Akibat pemukulan itu, anak dan istri Sarji mengalami luka lebam. Namun, kini luka itu sudah tidak terlalu parah dan perlahan menghilang.

Kronologi Kebakaran: Dipicu Tungku Penggorengan

Peristiwa ini bermula saat salah satu karyawan Sarji menggoreng tahu pong dengan menggunakan tungku kayu sekitar pukul 14.00 WIB. Begitu tahu itu matang, karyawan Sarji mencoba mematikan api dengan air.

"Dari tungku penggorengan tahu habis goreng udah dimatiin, karyawan kan dagang ditinggal tuh, karena kan selesai jam 14.00 WIB siang gorengnya," ungkap Sarji.

Namun, ternyata api belum benar-benar padam dan akhirnya kembali membesar sekitar pukul 21.00 WIB.

Mulanya, Sarji tidak mengetahui pabrik tahu yang berada persis di belakang rumahnya itu kebakaran.

Dia baru mengetahui kejadian ini setelah diberitahu pengemudi motor yang melintas di depan rumahnya.

"Saya di depan lagi ada tamu, di pabrik enggak ada orang satu pun, ketahuan pas ada motor lewat, dia bilang itu di belakang ada kebakaran," kata Sarji.

Mengetahui itu, Sarji langsung melihat ke area belakang rumahnya. Namun, saat itu kobaran api sudah terlanjur membesar.

Api itu juga ikut merembet ke area belakang rumah Sarji.  

Dia sudah berupaya memadamkan api itu dengan peralatan seadanya. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil.

Akhirnya, dia menghubungi petugas pemadam kebakaran hingga datang sekitar 112 personelke lokasi.

Setelah satu jam berjibaku melakukan proses pemadaman, petugas melakukan proses pendinginan pukul 22.01 WIB. Kemudian, proses pemadaman dinyatakan selesai sekitar pukul 23.27 WIB.

Akibat kebakaran ini Sarji memperkirakan kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah.

"Kalau rumah masih bisa dibenarin, kalau pabrik tahu gimana susah kalau ditotal semuanya buat bangun ada kali Rp 400 - 500 juta," pungkas dia. 

Lapor Polisi Diminta Selesaikan secara Kekeluargaan

Merasa tak terima anak dan istrinya dianiaya, Sarji langsung membuat laporan ke Polsek Tebet.

"Saya sudah lapor ke polsek," ungkap Sarji.

Namun, setibanya di Polsek Tebet, polisi justru menyarankan Sarji agar menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan. 

Akhirnya, Sarji menuruti saran dari polisi untuk menunggu proses penyelesaian secara kekeluargaan.

Namun, sampai saat ini masalah itu belum juga bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak kepolisian berencana melakukan mediasi. Dalam mediasi itu, Sarji ingin mengetahui alasan AC sampai tega memukul anak dan istrinya.

"Belum (diselesaikan), hari ini baru mau ketemu, RT, RW, lurah, polsek, Koramil, maksudnya apa masalahnya kok istri saya dipukul gara-gara kebakaran," tegas dia. (Kompas.com)

Editor: Willem Jonata

Tag:  #kena #musibah #kebakaran #keluarga #tahu #jakarta #dianiaya #tetangga #bukan #ditolong

KOMENTAR