



5 Tradisi Unik Umat Buddha Rayakan Waisak di Indonesia, Nomor 5 yang Paling Ditunggu-Tunggu!
- Hari Raya Tri Suci Waisak yang diperingati oleh umat Buddha di seluruh dunia sebentar lagi akan tiba.
Momen yang memperingati tiga peristiwa penting dalam agama Buddha mulai dari kelahiran hingga wafatnya Siddharta Gautama ini juga dirayakan melalui tradisi yang unik.
Tradisi unik saat perayaan Waisak ini ternyata salah satunya sudah dilakukan sejak lama oleh umat Buddha di beberapa wilayah Indonesia.
Dikutip dari situs berita ANTARA dan kemenag.go.id, berikut ini adalah lima tradisi unik saat perayaan Waisak yang dilakukan oleh umat Buddha di Indonesia.
1. MemandikanPatung Buddha
Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Sang Buddha dan dilakukan sebagai pemurnian spiritual dalam kehidupan umat Buddha.
Selama upacara ini berlangsung, umat menyiramkan air bersih dan wangi ke patung (rupang) Buddha sambil mengucapkan doa dan paritta (ayat suci).
Tradisi memandikan Patung Buddha melambangkan penyucian secara lahir dan batin selama perayaan Waisak.
Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi umat Buddha untuk senantiasa menjaga hati dan pikiran yang jernih.
2. Pindapatta
Pindapatta secara etimologis berasal dari bahasa Pali yang berarti mengumpulkan atau memohon makanan.
Tradisi Pindapatta biasanya dilakukan dengan memberi sedekah makanan kepada para biksu menjelang perayaan Waisak.
Tradisi ini mencerminkan semangat berbagi dan rasa empati kepada para biksu yang hidup dengan penuh kesederhanaan.
Pindapatta dilakukan menjelang Waisak untuk meneladani dan menghayati cara hidup biksu yang diliputi kebijaksanaan.
3. PengambilanApi Dharma dan Air Berkah
Pengambilan Api Dharma dan Air Berkah adalah salah satu tradisi unik yang dilakukan oleh umat Buddha menjelang perayaan Waisak.
Tradisi yang sering ditemui di Jawa Tengah ini dilakukan untuk mengambil Api Dharma dan Air Berkah masing-masing dari Grobogan dan Umbul Jumprit, Temanggung.
Api Dharma dan Air Berkah yang sudah diambil kemudian dibawa ke altar di Candi Mendut, Magelang, untuk disemayamkan sebelum perayaan Waisak tiba.
Pada keesokan harinya, Api Dharma dan Air Berkah dibawa selama prosesi menuju ke Candi Borobudur, Magelang, sebagai bagian dari upacara puncak perayaan Waisak.
4. Kirab Waisak
Kirab Waisak melambangkan perjalanan batin sekaligus kontemplasi untuk memperingati kelahiran hingga wafatnya Sang Buddha.
Prosesi kirab ini dilaksanakan oleh para biksu, bhante, dan ribuan umat Buddha yang datang dari berbagai wilayah.
Rangkaian kirab Waisak dimulai pertama kali dari Candi Mendut kemudian berakhir di Candi Borobudur.
Kirab Waisak menjadi bentuk penghormatan dan permenungan mendalam selama prosesi berlangsung.
5. Festival Lampion Waisak
Pelepasan lampion ke langit menjadi tradisi yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang dalam perayaan Waisak.
Tradisi unik ini menjadi simbol untuk melepas energi negatif sekaligus representasi doa dan harapan umat Buddha untuk menyambut masa depan yang damai.
Festival yang sudah ada sejak 1929 ini dilakukan dengan menerbangkan ribuan lampion pada saat malam hari di Candi Borobodur.
Tradisi yang unik ini menyatukan ribuan umat Buddha yang datang dari berbagai wilayah di Candi Borobudur.
Tag: #tradisi #unik #umat #buddha #rayakan #waisak #indonesia #nomor #yang #paling #ditunggu #tunggu