



Cara Memilih Suplemen yang Baik untuk Tubuh, Benarkah yang Alami Lebih Berkhasiat?
- Label “alami” sering dianggap sebagai jaminan bahwa suatu produk, termasuk suplemen, pasti aman dan lebih efektif. Tapi benarkah semua suplemen alami lebih baik untuk tubuh?
Para ahli justru mengingatkan bahwa anggapan ini bisa menyesatkan dan berisiko, apalagi jika tidak disertai pemahaman ilmiah yang memadai.
Di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, permintaan suplemen alami terus meningkat seiring tren gaya hidup sehat. Namun, menurut Alex Teo, Director of Research Development and Scientific Affairs Herbalife Asia Pacific, masyarakat harus lebih cermat dalam memahami kandungan dan efek dari suplemen, baik yang berlabel alami maupun sintetis.
Sebab, tidak semua yang berasal dari alam otomatis aman dikonsumsi, apalagi tanpa aturan dosis yang jelas.
Label Alami Bukan Jaminan Aman
Banyak orang berpikir bahwa karena suplemen berbahan dasar tumbuhan, maka efek sampingnya kecil atau bahkan tidak ada. Padahal, faktanya bisa sebaliknya. Contoh nyatanya adalah akar licorice yang populer dalam pengobatan herbal. Jika dikonsumsi berlebihan, justru bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan gangguan elektrolit.
Sebaliknya, suplemen sintetis sering kali diformulasikan dengan dosis presisi dan sudah melewati uji klinis ketat. Tujuannya, agar efeknya bisa terukur dan aman untuk dikonsumsi. Artinya, kualitas suplemen—baik alami maupun sintetis—harus dinilai berdasarkan data ilmiah, bukan hanya klaim pemasaran.
5 Mitos tentang Suplemen Alami
Untuk membantu konsumen lebih bijak, berikut beberapa kesalahpahaman umum tentang suplemen alami:
1. Alami = Aman
Banyak zat alami justru bisa berbahaya jika tidak digunakan dengan tepat. Tanaman tertentu bahkan bisa mengandung logam berat beracun seperti timbal dan arsenik.
2. Bisa Dikonsumsi Bebas Tanpa Batas
Vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K bisa menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan toksisitas jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang.
3. Bisa Gantikan Obat Resep
Suplemen bukan pengganti obat untuk penyakit kronis. Fungsinya adalah mendukung gaya hidup sehat, bukan menyembuhkan penyakit berat secara mandiri.
4. Aman Dicampur dengan Obat
Beberapa bahan alami bisa mengganggu kerja obat tertentu. Contohnya, ekstrak teh hijau bisa berefek negatif bila dikombinasikan dengan obat jantung, dan bawang putih bisa memengaruhi pengencer darah.
5. Bisa Menggantikan Pola Makan Seimbang
Suplemen tidak bisa menggantikan asupan gizi dari makanan sehari-hari. Makanan utuh tetap sumber utama nutrisi yang paling lengkap.
Panduan Memilih Suplemen yang Tepat
Agar tidak salah pilih, pastikan suplemen yang dikonsumsi sudah mendapat izin edar dari BPOM dan punya label jelas mengenai dosis, komposisi, serta petunjuk penggunaan.
Menurut Peraturan BPOM No. 10 Tahun 2024 dan No. 24 Tahun 2023, produsen suplemen wajib menyampaikan informasi produk secara transparan untuk mencegah penggunaan yang salah.
Selain itu, konsumen disarankan memilih produk yang telah melalui uji pihak ketiga dan memiliki sertifikasi mutu. Terpenting, jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memulai suplemen, terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan.
“Label alami seharusnya tidak langsung menjadi alasan utama memilih suatu suplemen. Fokuslah pada kualitas, dosis yang tepat, dan bukti ilmiahnya. Dengan cara itu, kita bisa membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab untuk mendukung kesehatan jangka panjang,” ujar Alex Teo.
Tag: #cara #memilih #suplemen #yang #baik #untuk #tubuh #benarkah #yang #alami #lebih #berkhasiat