



Mengenal Santa Lusia dari Sirakusa, Menolak Pernikahan dan Mencabut Matanya Sendiri untuk Peminangnya
- Gereja Katolik mengenal banyak martir yang kemudian dikanonisasikan menjadi orang suci, mereka kemudian disebut santo atau santa. Mereka ini adalah orang-orang yang telah berjasa terhadap gereja Katolik.
Salah satu martir yang terkenal dalam sejarah gereja Katolik adalah Santa Lusia. Ia adalah martir yang meninggal karena persekusi terhadap umat Katolik pada masa kepemimpinan Kaisar Diokletia.
Dilansir dari Ensiklopedia Britannica, menurut pendataan yang tidak dapat dibuktikan, Lusia berasal dari keluarga kaya di Sisilia pada tahun 283.
Walaupun begitu, ia menolak untuk menikah dan kekayaan duniawi. Lusia malahan melakukan sumpah untuk tetap menjadi perawan sesuai dengan tradisi Santa Agatha.
Ayahnya adalah orang keturunan Roma, namun ia meninggal ketika Lusia masih berumur 5 tahun.
Dilansir dari Vatican News, pada tahun 301 Lusia dan ibunya, Eutychia, melakukan ziarah ke Catania, dimana makam Santa Agatha berada.
Pada saat itu juga Eutychia jatuh sakit karena pendarahan. Walaupun sudah melakukan banyak pengobatan, tidak ada yang dapat membantunya. Ziarah ini merupakan pilihan terakhirnya untuk mencari mukjizat.
Takut akan masa depan putrinya, Eutychia menjodohkan Lusia dengan seorang pria pagan kaya bernama Pascasius. Namun, ia tidak mengetahui sumpah perawan anaknya.
Menjadi Martir
Mengetahui sumpahnya, salah satu peminangnya marah dan melaporkan Lusia kepada otoritas Roma setempat. Karena pada saat itu status agama Katolik tidak legal dan dilarang dengan hukuman yang sangat berat.
Setelah itu Lusia dikirim ke rumah bordil dan dipaksa menjadi prostitusi. Namun dengan bantuan surga, tubuh Lusia tiba-tiba tidak dapat dipindahkan, bahkan dengan bantuan kerbau.
Lusia kemudian dijatuhi hukuman bakar. Kayu-kayu dikumpulkan dibawahnya, namun kayu-kayu tersebut tidak bisa terbakar.
Pada akhirnya Lusia menemui ajalnya dengan tertusuknya pedang ke tenggorokannya oleh Pascasius sendiri. Lusia meninggal pada tanggal 13 Desember 304
Ada beberapa kisah dimana Lusia mengalami penyiksaan dengan matanya dicabut. Ada versi lain yang menceritakan bahwa Lusia sendiri yang mencabut matanya karena para peminangnya sangat menyukai matanya yang indah.
Walaupun kedua bola matanya sudah dicabut, ketika tubuhnya sedang disiapkan untuk dikubur, orang-orang yang bertugas menemukan bahwa kedua matanya telah sembuh kembali.
Karena mukjizat tersebut, Lusia kemudian menjadi santa pelindung para penderita penyakit mata.
Sigebert dari Gembloux, mencatat bahwa jasad Santa Lusia terbaring tak tersentuh di Sisilia selama 400 tahun. Hingga Faroald II, Adipati Spoleto, merebut pulau itu dan memindahkan jasadnya ke Corfinium di Abruzzo, Italia.
Lalu pada tahun 972, jasadnya dipindahkan oleh Kaisar Otho I ke Metz dan disimpan di Gereja Santo Vincent.
Pelindung
Nama Lusia memiliki arti "cahaya" dalam bahasa Latin. Hal ini juga dilibatkan dalam simbolisasi Santa Lusia sebagai pembawa cahaya dalam kegelapan musim dingin.
Karena kisah yang berkaitan dengan kedua matanya yang dicabut, Santa Lusia kemudian juga menjadi pelindung orang buta dan penderita penyakit mata lainnya.
Santa Lusia juga menjadi pelindung Sirakusa di Sisilia, Italia. Di Piazza Duomo, Sirakusa, Gereja Santa Lucia alla Badia dulunya menyimpan lukisan Pemakaman St. Lusia karya Caravaggio. Lukisan ini sekarang disimpan di Gereja Santa Lucia al Sepolcro di Sirakusa.
Ia juga menjadi santa pelindung Kota Olon di Ekuador. Di sana dirayakan festival untuk Santa Lusia selama seminggu yang berpundak pada tanggal 13 Desember.
Tag: #mengenal #santa #lusia #dari #sirakusa #menolak #pernikahan #mencabut #matanya #sendiri #untuk #peminangnya