Silfester Pertanyakan Video Skandal Pejabat Dititipkan ke Connie, Kenapa Enggak ke Megawati?
Dilansir Tribun Solo, Ketua Umum Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina pun mempertanyakan hal tersebut.
Pasalnya, sambung Silfester, Connie adalah orang baru di kalangan elite PDIP.
Hal ini disampaikannya setelah bertemu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/1/2025).
“Bapak bilang silakan buktikan kalau ada. Kalau memang Connie ini punya bukti, kenapa Hasto menyerahkan ke Connie. Connie ini kan baru di PDIP,” ungkap Silfester di kediaman Jokowi.
Menurutnya, lebih masuk akal jika data ini dititipkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Atau kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani ataupun Menko Polkam Budi Gunawan.
“Kalau benar-benar ada Connie punya dokumen harusnya kan bisa digugat di Indonesia. Kenapa nggak dititipkan ke Bu Megawati atau Mbak Puan? Atau Pak Budi Karya (yang dimaksud Budi Gunawan) sebagai Menko Polhukam yang dulunya BIN?” ungkapnya.
Lebih lanjut, Silfester menyinggung Connie yang sempat digugat karena dianggap menyebarkan informasi bohong mengenai polisi yang bisa mengakses Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Pemilu 2024.
Silfester menduga, Connie ke Rusia untuk menghindari proses hukum atas kasus ini.
“Kenapa harus dititipkan seorang Connie yang kabur di Rusia karena takut menghadapi proses hukum atas pelaporan dia memfitnah polisi bisa mengakses Sirekap,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Guntur Romli mengungkapkan bahwa bukti sejumlah video milik Hasto Kristiyanto yang berisi skandal elite politik di Indonesia telah diamankan Connie Bakrie ke Rusia.
Ia menyebut, video-video itu nantinya akan segera dirilis sebagai bentuk solidaritas kepada Ketua DPP PDIP Yasonna Laoly yang dinilai tengah mengalami kriminalisasi.
"Saudara Sekjen mau merilis video-video itu sebagai bentuk solidaritas atas pencekalan terhadap Bapak Yasonna Laoly yang juga korban kriminalisasi tanpa alasan yang jelas," kata Guntur saat dihubungi, Minggu (29/12/2024).
Ia juga mempertanyakan langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang turut melakukan pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap Yasonna Laoly.
"Padahal, tidak mungkin Pak Yasonna melarikan diri, selama ini juga selalu kooperatif termasuk juga saudara Sekjen," terangnya.
Guntur juga berujar, banyak dokumen dari video-video itu sudah dibawa oleh Connie Bakrie ke Rusia untuk diselamatkan dan sudah dinotariskan di sana.
"Mas Andi Widjajanto (AW) juga memberikan tambahan-tambahan data dan analisa. Semuanya sumber dari internal. Karena baik saya, Sekjen dan Mas AW sebelum ini ada di dalam kekuasaan," terangnya.
Guntur Romli mengaku, telah melihat bukti-bukti video tersebut. Ia menyatakan video tersebut berisi skandal elite politik di Indonesia, dugaan kriminalisasi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta rekayasa hukum penyalahgunaan aparat negara dipakai untuk membunuh lawan politik.
"Saya sudah menonton beberapa, beserta bukti-bukti yang valid, kuat sah. Karena bagaimana pun saudara Sekjen itu ada di pusaran kekuasaan selama 9 tahun tanpa harus menjadi pejabat publik," kata Guntur.
Ia juga menyebut, terdapat video khusus soal kriminalisasi terhadap Anies Baswedan beserta bukti-bukti pertemuan.
"Ini skandal besar melebihi kasus watergate di Amerika. Bagaimana rekayasa hukum dengan menyalahgunakan aparat negara dipakai untuk membunuh lawan politik. Daya ledaknya luar biasa," terangnya.
Khusus untuk seorang mantan petinggi, lanjutnya, Hasto dan partai selalu membersamai, mendukung, serta membela dia dan keluarganya selama 23 tahun ini.
"Rahasia sekecil apa pun dan buktinya dipegang saudara Sekjen dan partai," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul: Di Solo, Silfester Matutina Pertanyakan Data Skandal Pejabat Dititipkan ke Connie Bukan ke Megawati.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)
Tag: #silfester #pertanyakan #video #skandal #pejabat #dititipkan #connie #kenapa #enggak #megawati