Kans Trah Presiden Melenggang ke DPR RI: Ibas-Puan Dominan di Dapil, Titiek Terimbas Efek Parpol
Titiek Soeharto-Diah Pikatan-Puan Maharani-Puti Guntur Soekarno-Edhie Baskoro Yudhoyono. (Jawa Pos)
14:24
28 Pebruari 2024

Kans Trah Presiden Melenggang ke DPR RI: Ibas-Puan Dominan di Dapil, Titiek Terimbas Efek Parpol

 - Dari semua presiden Indonesia, hanya keluarga B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid yang trah mereka tidak secara langsung terjun berebut suara pemilih di Pemilu 2024. Dan, seperti Gibran Rakabuming Raka yang hampir pasti menjadi wakil presiden pendamping Prabowo Subianto, di pemilihan legislatif (pileg) pun para keturunan presiden berpeluang besar melenggang ke Senayan.

Dari kelompok ini, selain nama-nama lama atau incumbent seperti Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), putra Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY); Puan Maharani, putri Presiden Ke-5 Megawati; serta Puti Guntur, cucu Presiden Pertama Soekarno; ada juga penantang baru yang berpotensi menjadi legislator.

Misalnya Titiek Soeharto, putri Presiden Ke-2 Soeharto, hingga Diah Pikatan O. Putri Haprani, cucu Megawati.

Untuk Ibas dan Puan, keduanya kembali mendominasi secara mutlak di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Ibas bahkan berstatus peraih suara pileg terbanyak se-Indonesia dengan 253.480 suara (data per Selasa, 27/2, pukul 14.00). Maju di Dapil Jatim VII, Ibas unggul jauh atas posisi kedua yang diduduki caleg PDIP Budi Sulistyono alias Kanang dengan 97.375 suara maupun rekan caleg separtai Ibas, Sartono, dengan 57.063 suara.

Puan juga berhasil menang besar dengan perolehan 187.946 suara di Dapil Jateng V. Suara Puan nyaris dua kali lipat dari posisi kedua yang diraih caleg Gerindra Sasongko dengan 95.437 suara dan Singgih Januratmoko, caleg Golkar, yang meraup 76.481 suara.

Sementara Siti Hediati atau Titiek Soeharto juga mendapat suara tertinggi Partai Gerindra di Dapil Daerah Istimewa Jogjakarta. Meski, dia masih kalah oleh Esti Wijaya, politikus PDIP peraih 119.590 suara. Meski demikian, Titiek masih berpeluang mendapat kursi.

Dari generasi cicit presiden, Diah Pikatan juga berpeluang melenggang. Di Dapil Jateng IV, dia berhasil meraih 64.150 suara. Bahkan unggul atas politikus senior PDIP Bambang Pacul yang mengumpulkan 59.824 suara. Namun, dia berada di bawah caleg PDIP lainnya, Dolfie, yang mendapat 88.655 suara.

Cucu Soekarno, Puti Guntur Soekarno, yang maju di Dapil Jawa Timur I dari PDIP juga berpeluang terpilih kembali. Dia mendapat 49.942 suara sekaligus menempatkannya di posisi tertinggi PDIP. Meski, suaranya di bawah caleg Gerindra Bambang Haryo dengan 88.259 suara dan Ahmad Dhani (Gerindra) dengan 55.824 suara, serta Adies Kadir (Golkar) yang meraih 58.569 suara.

Pengamat politik Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, mendominasinya nama-nama tersebut menunjukkan pengaruh personalisasi politik yang masih kuat dari para presiden. ’’Itu sebagai faktor preferensi politik pemilih,’’ ujarnya kemarin.

Dia meyakini, meski sebagian sudah tidak menjabat, sosok mereka masih dipandang. ’’Masih ada dan kuatnya memori pemilih terhadap faktor kepemimpinan di masa lalu dan juga mungkin faktor karisma,’’ imbuhnya.

Selain faktor nama besar para presiden, harus diakui ada juga faktor lain seperti partai politik. Jika mengacu pengalaman Titiek Soeharto, pada 2019 dia pernah juga maju melalui Partai Berkarya. Namun, perolehannya tidak setinggi saat ini di Gerindra, partai yang sejak 2014 tidak pernah terlempar dari tiga besar pemenang pemilu.

"Faktor lain mungkin bisa juga partai, terlebih partai yang konsisten bisa masuk ke DPR tiap edisi pemilu," ujarnya.

Sementara dari sisi penempatan dapil, Wasisto juga menilai partai punya andil dalam menempatkan. Ibas, misalnya, ditempatkan di Jatim VII yang meliputi Pacitan, kampung halaman sang bapak, sebagai basis suara. "Saya pikir itu kembali lagi pada strategi politik tiap partai. Misalnya upaya mempertahankan daerah basis konstituen," pungkasnya. (far/c17/ttg)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #kans #trah #presiden #melenggang #ibas #puan #dominan #dapil #titiek #terimbas #efek #parpol

KOMENTAR