Larry Page dan Sergey Brin Tambah Rp\915 Triliun dalam 3 Bulan, Cermin Konsentrasi Kekayaan Baru di Era AI
— Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, dua pendiri Alphabet Inc., Larry Page dan Sergey Brin, mencatat lonjakan kekayaan pribadi hingga lebih dari USD 55 miliar (sekitar Rp915 triliun dengan kurs Rp16.630 per dolar AS).
Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, keduanya kini menjadi sosok dengan peningkatan kekayaan tercepat kedua di dunia tahun ini, menempati posisi tepat di bawah pendiri Oracle, Larry Ellison, yang mencatat kenaikan kekayaan tertinggi sepanjang 2025.
Kekayaan Page kini diperkirakan mencapai USD 234 miliar, sementara Brin mencapai USD 219 miliar, menempatkan mereka di peringkat kelima dan keenam daftar miliarder dunia. Secara kolektif, kekayaan mereka mencapai USD 453 miliar, mendekati kekayaan Elon Musk yang sekitar USD 466 miliar.
“Page dan Brin hanya tertinggal dari Larry Ellison dalam hal pertumbuhan kekayaan tahun ini,” seperti dikutip Business Insider, Senin (3/11/2025).
Lonjakan ini terjadi seiring reli saham Alphabet yang melonjak lebih dari 40 persen sejak Juli, menyentuh rekor tertinggi di atas USD 270 per saham. Saham Alphabet terdorong oleh keputusan pengadilan antimonopoli di AS yang menyatakan Google tidak perlu menjual peramban Chrome maupun sistem operasi Android, sebuah keputusan yang menenangkan investor dan memicu optimisme pasar.
Selain itu, kerja sama besar Alphabet dengan Anthropic, perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI), juga memperkuat keyakinan investor bahwa Google tetap menjadi pemain utama dalam perlombaan AI global.
Menurut Bloomberg, “Kinerja saham Alphabet mencerminkan bagaimana AI kini menjadi katalis baru dalam menciptakan nilai pasar dan kekayaan pribadi di sektor teknologi.”
Keduanya diketahui masih memegang sekitar 6 persen saham Alphabet, yang kini bernilai lebih dari USD 3,3 triliun. Kondisi serupa juga terjadi di kalangan raksasa teknologi lain, di mana lonjakan valuasi perusahaan turut mendorong peningkatan kekayaan para pendirinya.
Seiring meningkatnya nilai pasar perusahaan besar seperti Oracle, Nvidia, dan Meta, kekayaan pribadi para tokoh teknologi dunia ikut terdongkrak. Meta CEO Mark Zuckerberg, misalnya, juga mencatat kenaikan kekayaan sebesar USD 56,8 miliar pada periode yang sama.
Tren tersebut sekaligus menegaskan pergeseran pusat kekuatan ekonomi global menuju sektor teknologi dan kecerdasan buatan. Dalam beberapa tahun terakhir, nilai pasar perusahaan berbasis AI melonjak tajam, menciptakan kelas baru miliarder teknologi yang kekayaannya tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor konvensional.
Menurut para analis, hal ini menunjukkan bagaimana inovasi digital kini bukan hanya instrumen ekonomi, tetapi juga simbol kekuasaan finansial yang membentuk tatanan ekonomi dunia.
Namun, di balik tren tersebut, analis memperingatkan bahwa konsentrasi kekayaan ekstrem di kalangan segelintir miliarder teknologi memperlebar kesenjangan global. “Sepuluh orang terkaya dunia telah menambah kekayaan gabungan lebih dari USD 500 miliar tahun ini, terutama akibat lonjakan saham perusahaan AI,” tulis Business Insider dalam analisis terpisah.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana ledakan AI bukan hanya mengubah peta teknologi, tetapi juga mempercepat ketimpangan ekonomi global. Sementara sebagian kecil elite menikmati pertumbuhan eksponensial dari inovasi digital, jutaan orang di belahan dunia lain masih bergulat dengan stagnasi ekonomi dan ancaman otomatisasi lapangan kerja.
Lonjakan kekayaan Page dan Brin dengan demikian menjadi cermin perubahan ekonomi dunia, bahwa AI bukan lagi sekadar inovasi teknologi, melainkan mesin pembentuk ketimpangan baru di tingkat global.
Dalam lanskap yang makin didominasi perusahaan raksasa digital, pertanyaan terbesar kini bukan sekadar siapa yang paling kaya—tetapi seberapa jauh dunia siap menghadapi dampak sosial dari kekayaan yang terkonsentrasi di tangan segelintir orang. (*)
Tag: #larry #page #sergey #brin #tambah #rp915 #triliun #dalam #bulan #cermin #konsentrasi #kekayaan #baru