



Peringati Hari Air Sedunia, Kementerian PU Tegaskan Sinergi Stakeholder untuk Swasembada Pangan lewat Pengelolaan Air Berkelanjutan
Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia 2025, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Sekretariat Dewan Sumber Daya Air Nasional (DSDAN) menggelar Webinar Air untuk Negeri bertema “Sinergitas Stakeholders dalam Melestarikan Air Guna Mendukung Swasembada Pangan”, pada Senin (16/6/2025).
Kegiatan itu menjadi bukti komitmen nyata dari Kementerian PU dan Sekretariat DSDAN untuk mendorong partisipasi aktif berbagai pihak dalam menjaga kelestarian air.
Melalui webinar ini, masyarakat luas, mulai dari individu, komunitas, hingga organisasi, didorong untuk turut berperan aktif dalam upaya konservasi sumber daya air demi mewujudkan swasembada pangan nasional yang berkelanjutan.
Tema yang diangkat tak lepas dari pentingnya peran air sebagai fondasi utama ketahanan pangan. Tanpa ketersediaan air yang cukup dan berkualitas, upaya mencapai swasembada pangan akan sulit, terwujud.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Ayodhia GL Kalae menekankan bahwa 80 persen pasokan air nasional digunakan untuk sektor pertanian.
“Di sisi lain, lebih dari 50 persen sumber daya air kita saat ini terancam pencemaran. Ini tantangan besar yang membutuhkan langkah kolaboratif dan strategis untuk mewujudkan swasembada pangan sebagaimana visi Presiden RI Prabowo Subianto,” ujar Ayodhia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (27/6/2025).
Ayodhia berharap, kegiatan itu dapat menjadi ruang diskusi yang melahirkan langkah konkret menuju tata kelola air yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus anggota DSDAN Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya webinar tersebut.
“Tema itu bukan hanya mencerminkan pentingnya air dalam kehidupan, melainkan juga tanggung jawab kolektif kita semua untuk menangani persoalan air dan sanitasi. Kesadaran masyarakat perlu terus dibangun demi menjaga kelestarian sumber daya air bagi generasi mendatang,” ujarnya saat menyampaikan pidato kunci (keynote speech).
Menteri Lingkungan Hidup yang juga merupakan anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional Hanif Faisol Nurofiq.
Hal senada disampaikan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Isu Air Dunia, Retno Marsudi. Mantan Menteri Luar Negeri ini menyampaikan penghargaan atas inisiatif Kementerian PU dan DSDAN.
“Inisiatif itu menegaskan komitmen Indonesia dalam kontribusi terhadap agenda air, baik di tingkat nasional maupun global,” ujar Retno.
Menurut Retno, air adalah fondasi sistem pangan dunia. Setiap orang membutuhkan sekitar 2.000 hingga 5.000 liter air per hari. Dengan proyeksi populasi Indonesia yang akan melebihi 300 juta jiwa pada 2050, kebutuhan air akan meningkat drastis.
“Inilah saatnya kita kembali menempatkan air sebagai sumber daya vital. Air adalah kehidupan sekaligus enabler ketahanan pangan. Pengelolaan air yang berkelanjutan akan menghadirkan multiplier effect bagi bangsa, termasuk menekan angka stunting dan malnutrisi pada anak,” tegasnya.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Isu Air Dunia, Retno Marsudi.
Retno menambahkan, persoalan air bukan beban tambahan, melainkan investasi jangka panjang. Inovasi di bidang pertanian yang mengutamakan efisiensi air bisa menjadi game changer bagi ketahanan pangan global. Kerja sama antarnegara menjadi elemen krusial.
“Dalam situasi dunia yang tak pasti, kerja sama adalah kunci. Indonesia berpotensi menjadi contoh praktik terbaik dalam pengelolaan air dan pangan. Saya dan PBB siap mendukung Indonesia menghadapi tantangan ini,” kata Retno
Fondasi ketahanan pangan dan pembangunan nasional
Mewakili Menteri PU Dodi Hanggodo, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian PU Lilik Retno Cahyadiningsih menekankan bahwa air adalah sumber kehidupan sekaligus fondasi ketahanan pangan dan pembangunan nasional.
“Pangan adalah kebutuhan dasar manusia dan pilar utama ketahanan nasional. Untuk mencapainya, kita tidak boleh menutup mata dari sejumlah tantangan,” ujar Lilik saat menyampaikan keynote speech.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Lilik Retno Cahyadiningsih.
Lilik merinci lima tantangan utama dalam pengelolaan sumber daya air, yakni ketimpangan distribusi air yang tidak selalu sejalan dengan wilayah produksi pangan, ketidakpastian pasokan akibat perubahan iklim, degradasi sumber air karena pencemaran dan kerusakan ekosistem hulu, alih fungsi lahan pertanian, serta pencemaran sungai oleh limbah industri dan rumah tangga.
Selain itu, terjadi ketidakseimbangan pemanfaatan antarsektor, seperti pertanian, industri, dan konsumsi rumah tangga, yang saling berebut air.
“Oleh karena itu, penyediaan air untuk sistem irigasi, khususnya bagi pertanian rakyat, harus menjadi prioritas,” ujar Lilik.
Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo telah menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai langkah strategis menghadapi tantangan global. Untuk itu, kolaborasi lintas sektor perlu digalakkan melalui pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM).
“Tak satu pun pihak dapat bekerja sendirian. Kolaborasi pentaheliks antara pemerintah, akademisi, petani, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara konservasi, pemanfaatan, dan pengendalian daya rusak air,” tegas Lilik.
Dengan sinergi yang kuat antar-pemangku kepentingan, mulai pemerintah, akademisi, praktisi, komunitas lokal, sektor swasta, hingga masyarakat luas, diharapkan upaya mencapai swasembada pangan bisa terwujud secara holistik dan berkelanjutan.
Sinergi tersebut juga mencakup kolaborasi riset dan teknologi irigasi efisien, pertukaran pengetahuan, penerapan kebijakan konservasi air, serta edukasi publik yang masif.
Lebih dari sekadar sarana edukasi, webinar tersebut diharapkan mampu memicu gerakan nyata di lapangan, demi menjaga kelestarian sumber daya air dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Tag: #peringati #hari #sedunia #kementerian #tegaskan #sinergi #stakeholder #untuk #swasembada #pangan #lewat #pengelolaan #berkelanjutan