



Cerita Intan ART Batam yang Dipaksa Makan Kotoran oleh Majikan, Selamat Usai Nekat Lakukan Ini
Kabar pilu datang dari Batam, sebuah kota yang dikenal dengan kemajuan ekonominya. Di balik gemerlap kawasan elite, terungkap kisah memilukan seorang Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Intan, yang berasal dari Sumba.
Gadis muda ini berani membongkar dugaan penyiksaan yang ia alami di tangan majikannya, sebuah cerita yang mengguncang nurani dan menyoroti sisi gelap kekerasan dalam rumah tangga.
Kasus ini menjadi sorotan publik setelah Intan, yang selama ini hidup dalam tekanan dan penderitaan, menemukan celah untuk meminta bantuan.
Dengan keberanian luar biasa, ia berhasil meminjam telepon genggam tetangga majikannya untuk menghubungi keluarganya, sebuah langkah kecil yang menjadi awal terkuaknya penderitaan panjang.
Kunci Terungkapnya Kekejaman: Telepon Genggam Tetangga

Intan bekerja di sebuah rumah di kawasan elit di Batam, milik seorang perempuan bernama Roslina. Selama masa kerjanya, Intan mengaku menjadi korban kekerasan fisik dan verbal yang tiada henti.
Ia menceritakan bagaimana ia kerap dipukul dengan sapu, ditusuk dengan obeng, bahkan ditendang di bagian kepala, dada, hingga area sensitif tubuhnya.
Selain kekerasan fisik, Intan juga tak luput dari makian dan hinaan yang merendahkan martabatnya.
Berdasarkan keterangan Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri Andrestian, Roslina memaksa ART makan kotoran anjing.
Roslina juga disebut melakukan kekerasan fisik kepada Intan.
'Majikan dari neraka' ini juga tidak pernah memberikan gaji kepada Intan sejak ART-nya ini bekerja pada Juni 2024.
Tak hanya itu, Roslina juga mencatat semua kesalahan ART dalam buku. Setiap kesalahan tersebut dikenai denda.
Kebebasan Intan pun dirampas. Telepon genggam pribadinya disita oleh sang majikan, memutus segala akses komunikasi dengan dunia luar, termasuk keluarganya.
Kondisi ini membuat Intan terisolasi dan kesulitan mencari pertolongan, hingga akhirnya ia memberanikan diri mencari cara lain.
Tindakan heroik meminjam ponsel tetangga inilah yang menjadi titik balik, membuka tabir penyiksaan yang selama ini tersembunyi.
"Dia hanya bilang: 'Kak, tolong saya, saya tidak kuat lagi.' Saya langsung gemetar. Saya tahu sesuatu yang buruk sedang terjadi," ungkap Anggraini, kakak korban dikutip dari .
Gerak Cepat Keluarga dan Komunitas: Penyelamatan Intan
Menerima pesan darurat dari Intan, keluarga dan komunitas Flobamora Batam, yang merupakan wadah bagi masyarakat asal Nusa Tenggara Timur, langsung bergerak cepat.
Tanpa membuang waktu, mereka mendatangi kediaman majikan Intan. Sesampainya di sana, mereka menemukan Intan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, dengan luka-luka di tubuhnya yang menjadi bukti nyata kekerasan yang ia alami.
Melihat kondisi Intan yang memprihatinkan, mereka segera membawa Intan ke RS Elisabeth Batam Kota untuk mendapatkan penanganan medis dan visum.
Langkah cepat ini tidak hanya menyelamatkan Intan dari lingkungan yang menyiksanya, tetapi juga menjadi bukti awal untuk proses hukum.
Penanganan Hukum: Kepolisian Turun Tangan
Kini, kasus dugaan penyiksaan ini telah sepenuhnya ditangani oleh pihak kepolisian. Petugas tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengumpulkan bukti-bukti, meminta keterangan dari berbagai pihak, dan memastikan keadilan ditegakkan bagi Intan.
Publik menanti dengan cermat bagaimana proses hukum ini akan berjalan, berharap kasus ini menjadi preseden untuk melindungi hak-hak para pekerja rumah tangga yang rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan.
Kisah Intan adalah pengingat keras bagi kita semua tentang pentingnya pengawasan terhadap pekerja rumah tangga dan perlindungan hak-hak mereka. Ini juga menjadi seruan bagi masyarakat untuk tidak diam ketika melihat atau mencurigai adanya tindakan kekerasan di sekitar kita.
Tag: #cerita #intan #batam #yang #dipaksa #makan #kotoran #oleh #majikan #selamat #usai #nekat #lakukan