



Terungkap! Profesi Asli Elwizan Aminudin, Dokter Gadungan Timnas Indonesia Ternyata Kondektur Bus
– Hanya dengan cara mengambil contoh ijazah di Google, diunduh lalu diedit, Elwizan Aminudin bisa menjadi dokter tim nasional (timnas) U-19 sepak bola dan beberapa klub Liga 1. Ternyata aslinya dia adalah kondektur bus.
Fakta itu terungkap menyusul tertangkapnya Amin (sapaan akrab pria 41 tahun tersebut) oleh Satreskrim Polres Sleman, Jogjakarta, setelah lebih dari dua tahun menjadi buron. ”Selain menjadi kondektur bus, dia usaha toko kelontong,” kata Kasatreskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian dalam jumpa pers di Mapolres Sleman kemarin (30/1) sebagaimana dilansir Jawa Pos Radar Jogja.
Amin dibekuk di Cibodas, Kota Tangerang, Banten, pada Rabu (24/1) pekan lalu. Menurut Riski, proses perburuannya berlangsung lama karena pelaku berpindah-pindah lokasi tinggal.
Kasus Amin pertama mencuat pada November 2021. Dia terendus sebagai dokter gadungan setelah manajemen PSS mendapat klarifikasi dari Universitas Syiah Kuala. Merasa aksi jahatnya mulai terendus, tersangka pergi meninggalkan PSS pada awal Desember 2021 dengan alasan pulang ke Palembang karena orang tuanya sakit. PSS kemudian melaporkannya ke polisi pada 4 Desember 2021.
Kapolresta Sleman Kombespol Yuswanto Ardi menjelaskan, setelah itu pelaku tidak pernah kembali hingga ditangkap. ”Akibat kejadian tersebut, PSS Sleman mengalami kerugian sebesar Rp 254 juta,” ungkapnya.
Ada sejumlah pemain yang menjadi korban penanganan Amin. Kiper Ernando Ari dan striker Saddam Gaffar di antaranya. Ernando yang membela Persebaya Surabaya ditangani dokter palsu tersebut saat memperkuat timnas U-19. Adapun Saddam ditangani Amin di PSS.
JEJAK PEMALSUAN: Barang bukti berbagai dokumen palsu ditunjukkan saat rilis kasus dokter gadungan tim PSS Sleman Elwisan Aminudin di Mapolresta Sleman pada Selasa (30/1). (JAWA POS RADAR JOGJA)
Riski menyampaikan, Amin melakukan pemalsuan terhadap ijazah dokternya dengan cara sederhana. ”Jadi, simpel ngambil salah satu contoh ijazah di Google, dia download, lantas diedit. Dimasukkan dan diubah nama dan dimasukkan fotonya,” beber dia.
Dengan cara sederhana itu, Amin mengelabui banyak orang karena dianggap sebagai dokter.
”Sebelum bekerja sebagai dokter gadungan di beberapa tim sepak bola itu, dia bekerja sebagai kondektur bus kota di daerah Tangerang, juga sambil usaha toko kelontong,” imbuhnya.
Amin nekat menjadi dokter gadungan karena motif ekonomi: mencari pekerjaan dengan pendapatan yang lebih tinggi daripada pekerjaan sebelumnya. Adapun cara menangani pemain yang cedera saat bekerja menjadi dokter gadungan, Amin bermodal Google pula.
Riski menyebutkan, hasil keterangan dan pengakuan pelaku, ada sembilan tim sepak bola yang pernah menjadi tempatnya bekerja, termasuk PSS. ”Tim-tim tempat dia pernah bekerja, Persita Tangerang, Barito Putera, timnas U-19, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, kembali ke timnas U-19, Kalteng Putra, PSS Sleman. Itu dari 2013 sampai 2021,” ungkapnya.
PSS, Persita, Barito, Bali United, dan Madura United sampai saat ini masih bermain di Liga 1. Riski menambahkan, selain sering berpindah-pindah untuk melarikan diri dari Palembang ke Depok, penangkapan Amin juga terkendala masalah identitasnya yang kerap diubah. Dia mengubah identitas KTP-nya yang sebelumnya beralamat di Palembang menjadi beralamat di Depok.
Amin dijerat Pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman enam tahun penjara dan/atau Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara. Gusti Randa yang juga hadir berterima kasih atas pengungkapan kasus tersebut. (rul/c9/ttg)
Tag: #terungkap #profesi #asli #elwizan #aminudin #dokter #gadungan #timnas #indonesia #ternyata #kondektur