



Kacamata Hukum Tribunnews 24 Februari 2025: Polemik Band Sukatani
Band punk rock asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani, yang dikenal dengan lagu "Bayar Bayar Bayar," menjadi sorotan publik setelah lagu mereka viral.
Lagu tersebut dianggap menyindir praktik pungutan liar yang melibatkan oknum polisi.
Setelah lagu itu viral, dua personelnya mengunggah video permintaan maaf kepada institusi Polri di akun media soial Sukatani pada Kamis (20/2/2025).
Video itu membuat publik curiga, pasalnya kedua persenel itu meminta maaf dengan menampilkan sosok asli mereka yang selama ini selalu disembunyikan.
Publik menduga ada intimidasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Sebagai respons, Propam Polri telah memeriksa empat anggota Polda Jateng mengenai dugaan intimidasi terhadap band Sukatani.
Selain dugaan intimidasi, salah satu vokalis Band Sukatani, dipecat dari profesinya sebagai guru.
Keputusan ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Ombudsman yang turun tangan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam pemecatan tersebut.
Lebih lanjut akan kita bahas bersama Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso dalam Program Kacamata Hukum pukul 19.00 WIB di YouTube Tribunnews.com.
Link YouTube:
(Tribunnews.com)
Tag: #kacamata #hukum #tribunnews #februari #2025 #polemik #band #sukatani