Hari yang Sibuk di Jakarta: Pelantikan Kepala Daerah, Unjuk Rasa, hingga Hasto Ditahan
Sejumlah kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih mengikuti kirab ke Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk dilantik pada, Kamis (20/2/2025). Presiden Prabowo Subianto melantik serentak 961 kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih pada Pilkada 2024.(KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN)
08:12
21 Februari 2025

Hari yang Sibuk di Jakarta: Pelantikan Kepala Daerah, Unjuk Rasa, hingga Hasto Ditahan

Jakarta begitu sibuk dengan serangkaian peristiwa politik dan hukum yang menuai atensi publik pada Kamis (20/2/2025) kemarin.

Pemberitaan di dunia maya pun diisi dengan beragam informasi yang begitu dinamis sejak pagi hingga malam hari.

Kamis pagi di Jakarta dimulai dengan momen bersejarah, yakni pelantikan 961 kepala dan wakil kepala daerah secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sejak Kamis pagi, ratusan kepala daerah sudah berkumpul di Monumen Nasional untuk melakukan kirab ke Kompleks Istana Kepresidenan sebelum dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Ini saya kira adalah momen bersejarah pertama kali di negara kita, kita lantik 33 gubernur, 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, 85 wali kota, 85 wakil wali kota dengan total 961 kepala daerah dari 481 daerah. Dilantik serentak di Istana Merdeka oleh Kepala Negara," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, pelantikan ratusan kepala daerah secara serentak ini juga menunjukkan bahwa Indonesia punya demokrasi yang hidup, berjalan, dan dinamis.

Ia menyebutkan, para kepala daerah telah melaksanakan kampanye yang tidak ringan dengan turun langsung ke rakyat hingga akhirnya mendapatkan kepercayaan untuk memimpin daerah masing-masing.

Oleh karena itu, Prabowo berpesan agar para kepala daerah harus menjadi pelayan rakyat yang senantiasa membela kepentingan rakyat demi memperbaiki kehidupan rakyat.

"Walaupun kita mungkin berasal dari partai yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda, dari suku yang berbeda-beda tapi kita telah lahir dalam keluarga besar nusantara, keluarga besar Republik Indonesia, keluarga besar merah putih," ujar Prabowo.

Indonesia Gelap

Tak menunggu gegap gempita pelantikan kepala daerah selesai, peristiwa lain sudah menyambut yakni aksi Indonesia Gelap yang dimotori ribuan mahasiswa untuk mengkritik pemerintah.

Sekitar pukul 14:32 WIB, massa aksi Indonesia Gelap telah berkumpul di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya yang jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari istana.

Demonstrasi dengan sembilan tuntutan itu terus berlangsung hingga selepas maghrib dan diwarnai sejumlah momen panas.

Para mahasiswa sempat mencoba untuk memasuki Kompleks Istana Kepresidenan yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

“Teman-teman, saat ini kami berusaha mengkomunikasikan dengan pihak istana, untuk para korlap agar menahan massa aksi yang bersifat merusak,” kata seorang polisi lewat pengeras suara.

Tak berselang lama, Menteri Sekretaris Dalam Negeri (Mensesneg) Prasetyo Hadi mulai muncul dari pagar pembatas di Jalan Merdeka Barat.

Namun, para mahasiswa memintanya untuk keluar dan menemui mereka.

Pras lantas menaiki mobil komando ditemani oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo.

Dengan mikrofon yang dipegangnya, ia berjanji bakal menindaklanjuti tuntutan mahasiswa.

Bahkan, Pras juga meminta para mahasiswa untuk menunjuk perwakilan yang bisa diajaknya mendiskusikan berbagai tuntutan aksi.

Setelah peristiwa itu berlangsung, para mahasiswa pun sepakat untuk membubarkan diri.

Hanya saja, mereka mengancam akan kembali menggelar aksi jika tuntutan mereka tidak ditanggapi dalam waktu 2x24 jam.

Hasto ditahan

Dua peristiwa tersebut agaknya tak cukup untuk memeriahkan dinamika politik pada Kamis kemarin.

Ketika hari mulai gelap, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Hasto ditahan setelah diperiksa sebagai tersangka kasus suap terkait pergantian antarwaktu anggota DPR dan perintangan penyidikan terhadap Harun Masiku.

Selepas diperiksa, Hasto yang sudah mengenakan rompi tahanan oranye dan tangan terborgol digirin untuk 'dipamerkan' pada konferensi pers yang digelar KPK.

"Merdeka!" teriak Hasto saat ditampilkan di hadapan awak media.

Penahanan ini pun membuka lembaran baru drama antara Hasto dan KPK, sebab Hasto maupun PDI-P sebelumnya berkali-kali menganggap bahwa kasus yang menjerat Hasto adalah kriminalisasi.

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pun mengeluarkan instruksi agar kepala daerah dari PDI-P menunda keberangkatannya menuju Akademi Militer, Magelang, untuk mengikuti retreat.

Di sisi lain, seluruh kader PDI-P juga diminta merapatkan barisan dalam merespons penahanan Hasto.

“Kepada seluruh kader, keluarga besar PDI Perjuangan kami minta tetap tenang dan solid di bawah kepemimpinan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujar Ketua DPP PDI-P Ronny Talapessy.

Editor: Tatang Guritno

Tag:  #hari #yang #sibuk #jakarta #pelantikan #kepala #daerah #unjuk #rasa #hingga #hasto #ditahan

KOMENTAR