Cak Imin Cerita Persoalan KTP Ganda Teratasi dengan Manfaatkan AI
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar di acara AI and Humanity: Where Do We Draw the Line?, Selasa (11/2/2025).(KOMPAS.COM / KIKI SAFITRI)
13:48
11 Februari 2025

Cak Imin Cerita Persoalan KTP Ganda Teratasi dengan Manfaatkan AI

- Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan politik.

Pria yang karib disapa Cak Imin ini pun membagikan pengalamannya dalam memanfaatkan AI secara positif, meski mengakui bahwa ada pihak lain yang menyalahgunakan kemajuan teknologi.

“Perkembangan AI memang pesat dan membawa banyak manfaat, tetapi juga tidak luput dari penyalahgunaan yang merugikan orang lain,” kata Cak Imin di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Cak Imin mengatakan, dia bersama kementerian lain telah berhasil menuntaskan masalah yang selama ini belum terselesaikan, yaitu pembuatan data tunggal masyarakat Indonesia.

“Kita pernah gagal dalam pembuatan Sistem Informasi Nasional, juga dalam menyatukan berbagai data dari sektor yang berbeda-beda,” katanya.

“Namun, hari ini kita sebagai bangsa berhasil menyatukan data tersebut. Ke depan, tidak ada lagi yang namanya KTP ganda,” ujar Cak Imin lagi.

Dia mengungkapkan bahwa berkat penerapan sistem AI, pemerintah berhasil menemukan puluhan juta KTP nonaktif.

Teknologi ini memungkinkan integrasi data yang lebih akurat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Kita membutuhkan AI untuk mengintegrasikan data dan memastikan bahwa teknologi ini berperan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut, Cak Imin menyebut, pentingnya etika dan keadilan dalam penggunaan AI, terutama dalam ekosistem digital.

Menurut dia, inovasi AI harus memperkuat masyarakat dan memastikan keamanan serta privasi identitas individu.

“AI bisa menjadi alat pemberdayaan atau malah memperlebar kesenjangan sosial,” ujar Cak Imin.

“Ini bukan hanya pertanyaan teknis, tetapi juga kebijakan yang harus dipertimbangkan secara matang. Manusia harus tetap menjadi pusat dari seluruh perubahan dan pembangunan,” katanya lagi.

Dalam kesempatan yang sama, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyoroti bagaimana AI telah mengubah dunia, layaknya revolusi e-mail dan internet beberapa dekade lalu.

Menurut dia, teknologi AI akan membawa perubahan besar dalam ekonomi dan geopolitik.

“Dulu, saat saya sekolah di Kanada, dosen saya mengatakan bahwa kita tidak perlu lagi mengirimkan makalah secara fisik, cukup lewat e-mail,” kata Dino Patti Djalal.

“Hal kecil seperti itu ternyata berdampak besar dan mengubah dunia. Kini, AI akan membawa kita ke level yang benar-benar baru,” ujarnya lagi.

Namun, dia juga mengingatkan adanya ancaman di balik kemajuan teknologi ini. Jika tidak dikelola dengan bijak, AI dapat disalahgunakan untuk tindakan merugikan, seperti pencurian identitas dan penipuan finansial.

“Indonesia adalah negara demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan. Penggunaan AI yang tidak bijak dapat mengompromikan keamanan data dan identitas kita,” katanya.

“Bagaimana kita memastikan bahwa AI tetap menjadi alat yang memperkuat kemanusiaan, bukan malah menjadi ancaman?” ujar Dino Patti Djalal lagi.

Dia menegaskan bahwa jika Indonesia ingin mencapai visi Indonesia Emas 2045, maka strategi teknologi harus menjadi prioritas utama.

Menurut dia, dalam 10 tahun ke depan, perkembangan teknologi akan sangat menentukan arah masa depan bangsa.

“Kita harus berinvestasi dalam AI, teknologi akselerator, enabler, dan mesin eksponensial. Namun, kita juga harus memahami risikonya dan membangun mekanisme perlindungan yang kuat,” katanya.

Editor: Kiki Safitri

Tag:  #imin #cerita #persoalan #ganda #teratasi #dengan #manfaatkan

KOMENTAR