Alasan Jokowi Pakai Kemeja Kuning di Munas Golkar
Saat memberikan pidato penutupan Munas Golkar, Jokowi menyampaikan alasannya mengenakan baju kuning.
"Mungkin ada yang bertanya kepada saya Kenapa malam hari ini saya memakai baju kuning, kenapa? Ada yang bisa jawab? Saya beri sepeda," ungkap Jokowi.
Jokowi mengatakan, tidak ada alasan khusus mengenakan kemeja panjang berwarna kuning.
"Ya baju itu menyesuaikan, baju yang saya kenakan ini untuk menghormati, untuk menghargai yang memiliki acara yaitu Partai Golkar."
"Jangan ke mana-mana dulu," sambungnya.
Jokowi mengatakan ia menghargai hajatan besar Partai Golkar yang telah secara aklamasi telah memiliki ketua umum yang baru, yaitu Bahlil Lahadalia.
Ia juga menyanjung Ketua Umum Golkar sebelumnya, Airlangga Hartarto.
"Saya yakin kondisi yang baik ini, yang terjaga ini dalam proses di Munas ini tidak lepas dari peran ketua umum yang lama, yaitu Bapak Airlangga Hartarto, seorang politisi besar dan sekaligus teknokrat sejati."
"Seorang orkestrator ekonomi Indonesia yang hasil kerjanya betul-betul terlihat nyata," pujinya.
Isu Jokowi Jadi Dewan Pembina Partai Golkar
Diketahui, Jokowi sempat diisukan menjadi Dewan Pembina Partai Golkar.
Tetapi, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia membantah isu tersebut.
Bahlil meminta agar publik tidak selalu berpikir negatif.
"Yang pertama teman-teman kita ini berpikiranya harus positif. Jangan selalu negatif terus makanya bangsa ini enggak maju gara-gara, bukan, bangsa ini terlambat maju itu karena gara-gara pikiran kita terlalu negatif duluan," kata Bahlil, dalam konferensi pers Munas Golkar IX, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (21/8/2024).
"Jadi enggak ada sampai urusan Pak presiden Jokowi mau jadi Ketua Dewan Pembina itu sampai dengan hari ini enggak ada, ya. Saya berdiskusi kok, enggak ada. Jadi enggak benar itu," tegasnya.
Di sisi lain, Bahlil kemudian mengatakan, ia juga tidak bisa melarang seseorang berasumsi terkait isu tersebut.
"Tapi kita nggak boleh melarang orang berasumsi. Negara kita kan demokrasi," jelasnya.
Ia menuturkan, apabila asumsi publik tersebut menjadi realita, maka soal itu merupakan kabar baik bagi Partai Golkar.
"Ya mudah-mudahan aja orang itu kalau ngomong kalau doanya diijabah oleh Allah. Kan bukan kita yang mau, tapi kalau kalian doa begitu terus doanya diijabah oleh Allah, kalau jadi, paten barang itu kan. Jadi nggak ada itu ya," imbuh Bahlil.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Ibriza Fasti Ifhami)