Waspada! Kebiasaan Kamu Sehari-Hari Ini Bisa Membuat Kamu Tampak Lebih Tua dan Banyak Kerutan di Usia 20an yang Tak Kamu Sadari
Ilustrasi wajah dengan kerutan. (Sumber: freepik/stockking).
07:37
24 Oktober 2024

Waspada! Kebiasaan Kamu Sehari-Hari Ini Bisa Membuat Kamu Tampak Lebih Tua dan Banyak Kerutan di Usia 20an yang Tak Kamu Sadari

JawaPos.Com - Kerutan di bawah mata kerap kali dianggap sebagai tanda penuaan, namun tidak sedikit anak muda di usia 20an yang sudah mulai mengalaminya.

Hal ini memicu kekhawatiran tersendiri karena kerutan bisa berdampak pada penampilan, membuat seseorang terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.

Seiring bertambahnya usia, kulit secara alami kehilangan kelembaban dan elastisitasnya, yang pada akhirnya mempercepat munculnya kerutan, terutama di area sensitif seperti mata dan dahi.

Meski begitu, munculnya kerutan di usia muda tidak hanya disebabkan oleh penuaan alami, melainkan juga dipengaruhi oleh gaya hidup, kebiasaan sehari-hari, dan faktor lingkungan tanpa kamu sadari.

Menurut laporan dari Daily Mail dan Health Line, munculnya kerutan di bawah mata pada usia muda ternyata dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Lalu, faktor apa saja yang sebenarnya mempercepat pembentukan kerutan di usia muda?

Menatap Layar Dalam Jangka Waktu Lama

Penggunaan gadget atau layar komputer dalam waktu yang panjang, tidak hanya buruk pada kesehatan mata namun juga bisa berakibat negatif pada kulit seperti penuan dini.

Seringnya menatap layar dalam waktu yang lama otot-otot mata akan mempertahankan untuk fokus , ketegangan otot ini terutama di area dahi dan sekitar mata, yang dikenal sebagai crow's feet atau garis-garis halus di sudut mata.

Sinar biru dari gadget salah faktor utama yang merusak kulit dan menyebabkan kelelahan mata dan gangguan tidur, ia juga mempengaruhi kesehatan kulit.

Paparan sinar biru yang berlebihan dapat mempercepat kerusakan kolagen dan mengganggu proses regenerasi kulit, sehingga kulit kehilangan elastisitasnya dan mulai muncul kerutan serta garis-garis halus.

Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan untuk menangkal efek radikal bebas, menggunakan pelembab untuk menjaga kelembaban kulit, serta menggunakan sunscreen yang memiliki perlindungan terhadap sinar UV dan sinar biru.

Paparan Sinar UV

Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari merupakan salah satu penyebab utama kerusakan kulit yang signifikan, terutama dalam hal penuaan dini.

Sinar UV, yang terdiri dari sinar UVA dan UVB, memiliki dampak negatif yang berbeda terhadap kulit, dan kerusakan yang ditimbulkannya bersifat kumulatif, artinya semakin sering terpapar sinar UV tanpa perlindungan, semakin besar kerusakan yang terjadi pada kulit.

Ketika kulit terkena sinar UVA dalam jangka waktu panjang, kolagen dan serat elastis rusak.

Hal ini menyebabkan kulit kehilangan kekencangan dan elastisitasnya, yang akhirnya memicu munculnya kerutan, garis halus, dan kulit yang kendur.

Selain menyebabkan kerutan dan garis halus, paparan sinar UV juga dapat memicu timbulnya hiperpigmentasi atau bintik-bintik hitam di kulit.

Bintik ini sering disebut sebagai age spots atau sunspots dan biasanya muncul di area yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, tangan, leher, dan lengan. Kondisi ini dapat membuat kulit terlihat kusam dan tidak merata.

Pergerakan Wajah Berlebih

Pergerakan wajah secara berlebihan dan berulang seperti menguap, tertawa dengan lebar, mengerutkan dahi menjadi salah satu penyebab munculnya garis halus dan kerutan.

Seiring waktu, kulit akan kehilangan elastisitasnya karena kolagen dan elastin yang berperan dalam menjaga kekenyalan kulit mulai melemah. Akibatnya, garis halus dan kerutan, terutama di area sekitar mata dan dahi, mulai terbentuk.

Salah satu area yang paling rentan terhadap kerutan akibat ekspresi wajah adalah di bawah mata. Kulit di area ini lebih tipis dibandingkan dengan bagian lain dari wajah, sehingga lebih cepat kehilangan elastisitas dan menunjukkan tanda-tanda penuaan.

Merokok

Merokok secara terus-menerus dan dalam jangka panjang memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan kulit.

Salah satu efek paling nyata dari merokok adalah percepatan proses penuaan, yang disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya dalam rokok, seperti nikotin, tar, dan berbagai bahan kimia lainnya.

Selain itu, merokok merusak kolagen dan elastin, dua protein penting yang menjaga kekenyalan dan kekuatan kulit.

Akibatnya, kulit kehilangan kelenturannya, dan proses regenerasi kulit terganggu, yang menyebabkan kulit menjadi lebih tipis, lebih rentan terhadap kerusakan, serta lebih cepat mengalami penuaan.

Nikotin, sebagai salah satu zat utama dalam rokok, dikenal mempersempit pembuluh darah di lapisan luar kulit, hal ini mengurangi aliran darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke kulit.

Untuk mencegah kerusakan kulit yang lebih parah akibat merokok, langkah terbaik adalah berhenti merokok.

Stress

Stres dan depresi, terutama pada anak muda, memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan kulit.

Salah satu mekanisme utama yang menjelaskan bagaimana stres mempengaruhi kulit adalah melalui pelepasan hormon kortisol, dampak utama dari peningkatan kortisol adalah kerusakan kolagen, yang merupakan protein penting yang bertanggung jawab untuk menjaga kekenyalan, elastisitas, dan kekuatan kulit.

Akibatnya, kulit menjadi lebih rentan terhadap pembentukan garis halus, kerutan, dan tanda-tanda penuaan dini.

Saat stres, produksi minyak (sebum) di kulit bisa meningkat, yang dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat atau kulit berminyak.

Dengan pengelolaan stres yang baik, serta perawatan kulit yang tepat, efek negatif dari hormon kortisol pada kulit dapat diminimalkan, sehingga kulit tetap sehat, elastis, dan tampak awet muda.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #waspada #kebiasaan #kamu #sehari #hari #bisa #membuat #kamu #tampak #lebih #banyak #kerutan #usia #20an #yang #kamu #sadari

KOMENTAR