Dharma Pongrekun: Mengapa Tes PCR Harus Dicolok-colok ke Hidung?
Pasangan Cagub-Cawagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun - Kun Wardana memberikan pemaparan saat mengikuti debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
14:50
7 Oktober 2024

Dharma Pongrekun: Mengapa Tes PCR Harus Dicolok-colok ke Hidung?

Calon gubernur Jakarta Dharma Pongrekun menuai kontroversi usai membahas teori konspirasi Covid-19. Momen ini terjadi saat Dharma menjalani debat Pilgub Jakarta 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2024).

Dalam kesempatan ini, Dharma tampak menggebu-gebu saat menyinggung teori konspirasi Covid-19. Menurutnya, pandemi virus corona adalah cara asing berusaha merebut kedaulatan bangsa Indonesia dengan memanfaatkan isu kesehatan.

"Saya paham betul tentang pandemi ini. Pandemi ini adalah agenda terselubung dari asing untuk mengambil alih kedaulatan negara, sehingga terlihat sekali begitu rapuhnya bangsa ini sampai harus mengikuti istilahnya saja ngikut. Kenapa ngikuti covid?" kata Dharma dalam debat seperti dikutip Suara.com, Senin (7/10/2024).

Tak sampai di situ, Dharma secara khusus mengkritik tes PCR yang dianggapnya janggal. Sebagai informasi, tes PCR dipakai untuk mendeteksi Covid-19 di tubuh seseorang. Tes ini diterapkan di Indonesia selama pandemi untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga: Terbatas Dana, Cagub Independen Dharma Pongrekun 'Sulit' Temui Warga

Namun, Dharma merasa heran mengapa prosedur tes PCR harus dicolokkan ke hidung. Padahal, lanjutnya, mendeteksi virus cukup dilakukan melalui ludah.

"Banyak dari antara kita yang tidak paham bahwa PCR yang dipakai selama ini, boleh diuji itu bukan untuk mengetes virus. Jadi, itu (tes PCR) hanya untuk mengecek asidosis," klaim Dharma.

"Dan kenapa (tes PCR) harus dicolok-colok (ke hidung)? Kenapa tidak ambil dari ludah kalau memang mau ngetes virus?" sambung jenderal polisi ini.

Terakhir, Dharma menyinggung terkait pandemi yang merusak perekonomian sampai UMKM. Menurutnya, Jakarta tidak akan bisa maju sebagai kota global jika pikiran dan tubuh rakyat dirusak.

Oleh sebab itu, seorang pemimpin, terutama otonomi DKI, harus memperjuangkan segala sesuatu untuk melindungi warganya. Jangan sampai gara-gara pandemi, ekonomi hancur, dibiasakan online, UMKM hancur. Dan kemudian rakyat ditakut-takuti," ucapnya.

Baca Juga: Teori Konspirasi Dharma Pongrekun di Debat Pilgub Jakarta Jadi Sorotan: Stand Up Comedy

"Bagaimana akan menuju ke kota global yang sejati kalau hati rakyatnya disakiti, pikirannya dirusak, dan badannya diracuni. Semua itu adalah omong kosong belaka. Mari sama-sama kita sukseskan program Jakarta aman karena indah adabnya," pungkas Dharma Pongrekun.

Editor: Ruth Meliana

Tag:  #dharma #pongrekun #mengapa #harus #dicolok #colok #hidung

KOMENTAR