8 Karakteristik Orang yang Sering Merasa Galau Antara Diam di Rumah atau Pergi Keluar, Menurut Psikologi
Ilustrasi seseorang yang sering merasa galau antara diam di rumah atau pergi keluar. (Freepik)
23:14
8 Februari 2025

8 Karakteristik Orang yang Sering Merasa Galau Antara Diam di Rumah atau Pergi Keluar, Menurut Psikologi

- Ada sejumlah orang yang sering merasa galau antara kenyamanan di rumah dan godaan dunia luar. Mungkin kamu termasuk salah satunya yang sering kebingungan, antara memilih tetap di rumah atau keluar bersosialisasi. Ternyata, psikologi punya penjelasan terkait perasaan tersebut.

Beberapa perilaku tertentu bisa menjelaskan mengapa sebagian dari kita sulit memilih, apakah menjadi pribadi yang lebih tertutup atau lebih aktif bersosialisasi.

Dilansir dari Geediting, berikut 8 karakteristik yang sering muncul dalam dilema ini. Dengan memahami perasaan galau ini, kamu mungkin bisa menemukan cara untuk menyeimbangkan kebutuhan akan waktu sendiri dan waktu bersosialiasi.

1. Takut Kehilangan Kesempatan (FOMO)

Jika kamu sering merasa bingung antara memilih tetap di rumah atau pergi keluar, bisa jadi kamu mengalami FOMO (Fear of Missing Out). FOMO merupakan rasa takut ketinggalan momen seru atau penting yang sedang terjadi di luar sana.

Menurut Dr. Dan Herman, FOMO adalah keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain. Biasanya, rasa ini muncul ketika kita merasa khawatir kehilangan pengalaman yang menyenankan jika memilih untuk tetap di rumah.

2. Paradoks Pilihan

Menurut psikolog Barry Schwartz, semakin banyak pilihan yang kita miliki, kadang malah membuat kita merasa tertekan dan sulit mengambil keputusan. Misalnya, suatu malam, kamu diundang ke beberapa acara sosial sekaligus, seperti menonton film bersama teman, menghadiri pesta ulang tahun di klub, atau makan malam di restoran mewah. Karena bingung memilih, akhirnya kamu malah memutuskan untuk tetap di rumah, meski semuanya tampak menarik. Kadang, terlalu banyak pilihan justru membuat kita tidak puas dengan keputusan yang diambil.

3. Kebutuhan untuk Menyendiri

Seringkali, perasaan galau antara keluar dan tetap di rumah berasal dari kebutuhan kita untuk menikmati kesendirian. Ada kalanya kita ingin berada di ruang yang tenang, menikmati musik, atau membaca buku tanpa gangguan.

Ini bukan berarti kita tidak suka bersosialisasi, tetapi kadang-kadang kita butuh waktu sendiri untuk merenung dan menenangkan pikiran. Kebutuhan ini sering membuat kita sulit memilih antara bersosialisasi atau menikmati waktu tenang di rumah.

4. Keseimbangan Energi

Sebagian orang, seperti saya, adalah ambivert—suka berinteraksi dengan orang, tetapi terkadang merasa perlu waktu untuk mengisi ulang energi. Terkadang, berinteraksi dengan banyak orang justru membuat kita merasa lelah dan perlu waktu untuk diri sendiri.

Psikolog Carl Jung membedakan antara introvert yang merasa lebih energik setelah menghabiskan waktu sendiri, dan extrovert yang justru mendapatkan energi dari interaksi sosial. Ambivert seperti kita, sering kali harus menyeimbangkan keduanya.

5. Dilema Zona Nyaman

Pertarungan antara keluar rumah dan tetap di rumah sering kali berhubungan dengan zona nyaman kita. Di rumah, kita merasa aman dan familiar, tetapi di luar rumah, kita dihadapkan pada hal-hal yang baru dan seringkali menantang.

Meninggalkan zona nyaman bisa memicu rasa cemas, tetapi di sinilah kita bisa berkembang. Banyak pertumbuhan pribadi yang terjadi saat kita memutuskan untuk keluar dan menghadapi hal-hal baru.

6. Kerinduan Akan Koneksi Sosial

Sebagai manusia, kita memiliki kebutuhan akan koneksi sosial. Namun, terkadang kebutuhan ini membuat kita bingung antara memilih kenyamanan kesendirian atau merindukan interaksi dengan orang lain.

Di satu sisi, kita menginginkan kedamaian dan ketenangan, sementara di sisi lain kita juga mencari kebersamaan dan pengakuan dari orang lain. Inilah yang membuat keputusan untuk keluar atau tetap di rumah tidak selalu mudah.

7. Perilaku Prokrastinasi

Sering kali, kebingungan antara keluar dan tetap di rumah bukanlah dilema besar, tetapi justru bentuk dari prokrastinasi. Saya pun pernah beberapa kali merasa galau, hanya untuk akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Ini adalah kebiasaan menunda yang sering kali kita alami, dan menyadari hal ini bisa menjadi langkah awal untuk menghindari kebingungan yang tak berujung.

8. Takut terhadap Komitmen

Meskipun tampaknya tidak berhubungan, perasaan galau antara keluar dan tetap di rumah bisa saja berkaitan dengan rasa takut terhadap komitmen. Ketika kita memilih untuk keluar, berarti kita siap menerima konsekuensi dari keputusan itu, seperti merasa lelah atau kehilangan waktu pribadi.

Terkadang, takut menghadapi akibat dari sebuah keputusan membuat kita enggan untuk memilih, bahkan dalam hal yang sepele sekalipun.

Dilema antara memilih untuk tetap di rumah atau keluar bukan hanya masalah sederhana. Psikologi yang mendasarinya mengungkapkan banyak faktor yang mempengaruhi keputusan ini. Dengan memahami karakteristik-karakteristik ini, kamu mungkin bisa lebih bijak dalam memilih mana yang terbaik untuk dirimu.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #karakteristik #orang #yang #sering #merasa #galau #antara #diam #rumah #atau #pergi #keluar #menurut #psikologi

KOMENTAR