William Lai Menangkan Pilpres Taiwan, Dibenci China
Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te (kiri) berpidato di samping pasangannya Hsiao Bi-khim di luar markas Partai Progresif Demokrat (DPP) di Taipei pada 13 Januari 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden. Kandidat dari partai yang berkuasa di Taiwan, Lai Ching-te, yang dicap sebagai ancaman terhadap perdamaian oleh China, memenangkan pemilihan presiden di pulau itu, sebuah pemungutan suara yang diawasi ketat dari Beijing hingga Washington. 
21:20
13 Januari 2024

William Lai Menangkan Pilpres Taiwan, Dibenci China

Lai Ching-te atau William Lai, dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, berhasil memenangkan pemilihan presiden Taiwan, pada Sabtu (13/1/2024), meskipun ada seruan dari China untuk tidak memilihnya.

Lai yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden, bersaing dengan Hou Yu-ih dari Kuomintang yang konservatif (KMT) dan mantan Wali Kota Taipei, Ko Wen-je, dari Partai Rakyat Taiwan, yang baru didirikan pada tahun 2019.

Lai meraih 40,2 persen suara, menurut hasil parsial dari Komisi Pemilihan Umum Pusat, dikutip dari Al Jazeera.

Hasil tersebut dihitung dari 98 persen TPS di seluruh pulau, menurut penghitungan komisi, yang juga menunjukkan bahwa Hou tertinggal dengan raihan 33,4 persen suara.

Sadar tak akan bisa mengejar raihan suara Lai, Hou telah mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada Lai atas kemenangannya.

Ia juga meminta maaf kepada pendukung KMT karena tidak bisa mengalahkan DPP.

Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te atau William Lai menghadiri konferensi pers di luar markas besar Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taipei pada 13 Januari 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden. Kandidat dari partai yang berkuasa di Taiwan, Lai Ching-te, yang dicap sebagai ancaman terhadap perdamaian oleh Tiongkok, pada 13 Januari memenangkan pemilihan presiden di pulau itu, sebuah pemungutan suara yang diawasi ketat dari Beijing hingga Washington. Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te atau William Lai menghadiri konferensi pers di luar markas besar Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taipei pada 13 Januari 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden. Kandidat dari partai yang berkuasa di Taiwan, Lai Ching-te, yang dicap sebagai ancaman terhadap perdamaian oleh Tiongkok, pada 13 Januari memenangkan pemilihan presiden di pulau itu, sebuah pemungutan suara yang diawasi ketat dari Beijing hingga Washington. (Alastair PIKE / AFP)

Wen-je yang berasal dari partai yang lebih pun mengakui kekalahan.

“Saya ingin berterima kasih kepada rakyat Taiwan karena telah menulis babak baru dalam demokrasi kita,” kata Lai dalam pidato kemenangannya.

“Kami mengatakan kepada komunitas internasional bahwa antara demokrasi dan otoritarianisme, kami akan berpihak pada demokrasi.”

Pemilihan umum di Taiwan mempunyai arti yang sangat penting karena status politik wilayah tersebut.

Meskipun secara de facto Taiwan sudah merdeka sejak tahun 1940an, China masih mengklaim pulau tersebut dan wilayahnya.

China juga tak ragu menggunakan kekuatan untuk mencapai ambisinya.

William Lai disebut-sebut sebagai ancaman bagi perdamaian di wilayah tersebut jika ia menang.

Otoritas China juga menyebut pemilu tersebut sebagai pilihan antara perang dan perdamaian.

Beberapa hari sebelum pemilu, Beijing bahkan mengancam Taiwan dengan menyebut Lai sebagai penghasut perang.

“Lai… akan membawa Taiwan semakin jauh dari perdamaian dan kemakmuran, dan semakin dekat dengan perang dan pembusukan,” kata Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, pada hari Kamis (11/1/2024).

Sementara itu, dalam pidato kemenangannya, Lai mengatakan negaranya berhasil menggagalkan upaya pihak lain untuk mempengaruhi hasil pemilihan umum.

“Rakyat Taiwan telah berhasil menolak upaya kekuatan eksternal untuk mempengaruhi pemilu ini,” katanya.

Lai menegaskan dia berkomitmen terhadap perdamaian dan terbuka terhadap keterlibatan bersyarat dengan Beijing, sekaligus meningkatkan pertahanan pulau tersebut.

Di samping pemilihan presiden, warga Taiwan juga memilih politisi untuk duduk di badan legislatif.

Ada 113 kursi di badan legislatif yang diawasi ketat oleh China dan Amerika Serikat.

DPP telah berkuasa selama delapan tahun terakhir di bawah Presiden Tsai Ing-wen.

Sekitar 19,5 juta orang berusia 20 tahun ke atas berhak memilih, dan jumlah pemilih diperkirakan tinggi berdasarkan data angkutan umum.

Warga Taiwan diharuskan untuk kembali ke kota asal mereka untuk memberikan suara secara langsung.

Karena itu menjelang pemilu, layanan kereta api di seluruh pulau menjadi sangat sibuk.

Pada hari Jumat, Administrasi Kereta Api Taiwan memperkirakan rekor penjualan tiket sebanyak 758.000, lebih tinggi dari pemilu sebelumnya.

Tidak Disukai China

China selama ini memandang William Lai sebagai ikon gerakan Taiwan merdeka.

Lai sendiri memang pernah menyebut dirinya sebagai “pekerja pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan” pada tahun 2017, meskipun ia tidak lagi menggembor-gemborkan pernyataan tersebut.

Mengutip POLITICO, Lai adalah lulusan Harvard berusia 64 tahun dan berasal dari latar belakang sederhana.

Ayahnya meninggal dalam kecelakaan pertambangan ketika usianya belum genap satu tahun.

Dia termasuk di antara enam bersaudara yang dibesarkan oleh ibunya.

Sebelum menjadi wakil presiden, Lai menjabat sebagau walikota kota Tainan dan kemudian menjadi perdana menteri Taiwan.

Selama kampanye, Lai mengesampingkan deklarasi kemerdekaan Taiwan selama masa jabatannya.

Namun, para analis dan diplomat yakin Beijing akan meningkatkan tekanan terhadap Taiwan mulai sekarang hingga pelantikan Lai pada pertengahan Mei mendatang.

China dan AS telah menunjukkan tanda-tanda upaya untuk mengelola ketegangan menjelang pemilu.

Di Washington, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan kepala departemen internasional Partai Komunis Tiongkok yang sedang berkunjung, Liu Jianchao, sehari sebelum pemungutan suara di Taiwan.

AS dan China juga mengadakan dialog militer fisik pertama dalam empat tahun.

Beijing menuntut agar AS berhenti mempersenjatai Taiwan.

Pentagon tidak menyebutkan bagaimana AS menanggapi seruan tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #william #menangkan #pilpres #taiwan #dibenci #china

KOMENTAR