Prancis Ingin Israel-Hizbullah Damai Lewat Proposal yang Diajukan ke Lebanon
Menteri Luar Negeri Perancis Stephane Sejourne berbicara dalam konferensi pers di Chateau de La Celle-Saint-Cloud, dekat Paris, pada 12 Februari 2024. Ia mengajukan proposal perdamaian Israel-Hizbullah ke pemerintah Lebanon. 
12:00
13 Februari 2024

Prancis Ingin Israel-Hizbullah Damai Lewat Proposal yang Diajukan ke Lebanon

Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, menyarankan proposal perdamaian untuk Israel dan Hizbullah yang bertempur di perbatasan Israel utara dan Lebanon selatan.

Ia menyampaikan saran ini kepada pemerintah Lebanon setelah mediasi berminggu-minggu dengan pejabat Barat.

Stephane Sejourne mengatakan ia sebelumnya telah membicarakan proposal itu bersama Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, dan Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski di Kota Paris, Prancis.

"Kami membuat proposal selama kunjungan kami ke Beirut," kata Stephane Sejourne kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).

"Kami akan membangun solusi dalam beberapa hari dan bulan mendatang," lanjutnya, dikutip dari Arab News.

Ia mengatakan Prancis mendukung perdamaian antara Israel dan Hizbullah.

Menurut laporan Reuters, empat pejabat senior Lebanon dan tiga pejabat Prancis mengatakan Stephane Sejourne menyerahkan dokumen itu pekan lalu kepada pejabat senior di negara bagian Lebanon, termasuk Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati.

Salah satu sumber diplomatik Prancis mengatakan proposal itu telah diajukan kepada pemerintah Israel, Lebanon, dan Hizbullah.

"Kami juga menjalin kontak dengan Amerika Serikat. Penting bagi kami untuk memberikan sifat timbal balik pada semua inisiatif yang sekarang dilakukan untuk membangun kamp perdamaian di Timur Tengah," kata Stephane Sejourne.

Stephane Sejourne mengingatkan bahwa Prancis juga mempunyai kepentingan langsung di Lebanon.

"Dua puluh ribu warga negara kami berada di Lebanon selain 700 tentara yang berpartisipasi dalam misi menjaga perdamaian di selatan (Lebanon)," tambahnya.

Isi Proposal Perdamaian Israel-Hizbullah

Menurut sumber diplomatik AFP, isi proposal yang diajukan Prancis itu termasuk untuk memperkuat peran tentara Lebanon.

Sebanyak 15.000 tentara Lebanon akan dikerahkan di wilayah perbatasan Lebanon selatan, yang merupakan basis Hizbullah.

Hizbullah juga diminta untuk menarik unit elit Radwan Hizbullah dan kemampuan militer seperti sistem antitank.

Seluruh kekuatan militer Hizbullah diminta mundur sejauh 10 km dari perbatasan Lebanon-Israel.

Termasuk, Hizbullah harus membongkar semua bangunan dan fasilitas di dekat perbatasan.

Penarikan ini diharapkan akan membantu memastikan tidak ada serangan roket Hizbullah yang dapat mencapai desa-desa di Israel utara.

Namun, penarikan itu diperkirakan masih bisa mendekatkan pejuang Hizbullah ke perbatasan Israel dibandingkan penarikan sejauh 30 km ke Sungai Litani di Lebanon, yang ditetapkan dalam resolusi PBB yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah pada tahun 2006.

Tanggapan Hizbullah

Sementara itu, pejabat senior Hizbullah mengomentari proposal yang diajukan Prancis hanyalah sia-sia.

"Kami tidak akan membahas masalah apa pun terkait Lebanon selatan sebelum serangan Israel di Jalur Gaza berhenti," kata politisi senior Hizbullah, Hassan Fadlallah, kepada Reuters, Selasa.

“Musuh (Israel) tidak dalam posisi untuk memaksakan persyaratan,” tambahnya.

Sejak deklarasi untuk mendukung perlawanan Hamas melawan Israel dan menentang agresi Israel di Jalur Gaza pada Minggu (8/10/2023), Hizbullah meluncurkan serangan ke Israel utara melalui basisnya di Lebanon selatan.

Setidaknya 238 orang tewas, termasuk 172 pejuang Hizbullah dan 30 warga sipil, termasuk 3 jurnalis Lebanon.

Sementara itu, tentara Israel menghitung ada sembilan kematian tentara dan enam warga sipilnya.

lihat fotoPejuang Hizbullah Lebanon berparade selama tur pers di desa Aaramta, Lebanon selatan, pada 21 Mei 2023, menjelang peringatan penarikan mundur Israel dari Lebanon. Pejuang Hizbullah Lebanon berparade selama tur pers di desa Aaramta, Lebanon selatan, pada 21 Mei 2023, menjelang peringatan penarikan mundur Israel dari Lebanon.

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.340 jiwa dan 67.984 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (12/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #prancis #ingin #israel #hizbullah #damai #lewat #proposal #yang #diajukan #lebanon

KOMENTAR