



Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Menpar: Lakukan Audit Menyeluruh
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Wardhana, memerintahkan audit menyeluruh terhadap seluruh operator kapal wisata di wilayah perairan Bengkulu.
Instruksi ini disampaikan menyusul kecelakaan kapal wisata Tiga Putra yang karam akibat badai di perairan Pantai Berkas, Bengkulu, pada Minggu (11/5/2025).
Permintaan itu ditujukan kepada Pemerintah Daerah dan instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta Dinas Pariwisata.
"Kementerian Pariwisata menegaskan bahwa keselamatan pengunjung adalah hal yang tidak bisa ditawar," ujar Menpar dalam siaran pers, Senin (12/5/2025).
"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada seluruh pelaku industri wisata untuk selalu mematuhi standar keselamatan yang ketat, termasuk tidak melebihi kapasitas yang telah ditentukan untuk setiap kapal wisata," sambungnya.
Kronologi Kejadian Kecelakaan Kapal Wisata
Insiden terjadi pada Minggu sore, 11 Mei 2025, sekitar pukul 15.30 WIB, saat kapal Tiga Putra tengah berlayar dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu. Dalam perjalanan, kapal dihantam ombak besar dan angin kencang yang menyebabkan mesin mati.
Akibatnya, kapal tidak dapat dikendalikan dan akhirnya karam di sekitar alur perahu nelayan Kelurahan Malabero.
Kapal tersebut mengangkut total 104 orang yang terdiri dari 1 nahkoda, 5 anak buah kapal (ABK), dan 98 wisatawan.
Tujuh orang dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di dua rumah sakit. Sebanyak 15 orang dirawat di Rumah Sakit HD dan 19 orang di Rumah Sakit Bhayangkara.
Menpar menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa keselamatan dalam kegiatan wisata harus menjadi prioritas utama. Ia juga mengimbau seluruh pelaku industri wisata untuk disiplin dalam menerapkan standar keselamatan, termasuk tidak melebihi kapasitas kapal.
“Kecelakaan ini menunjukkan pentingnya memprioritaskan keselamatan dalam setiap kegiatan wisata, terutama saat berhadapan dengan cuaca buruk,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan rutin dan penggunaan sistem peringatan dini dari BMKG agar operator kapal dapat mengambil tindakan preventif.
Data peringatan dini dari BMKG dinilai akan memberikan waktu bagi wisatawan dan operator untuk mengambil langkah-langkah guna menghindari potensi kecelakaan.
Di akhir pernyataan, Menpar mengapresiasi upaya Basarnas Bengkulu, BPBD Kota Bengkulu, TNI, Polri, nelayan, dan masyarakat yang telah membantu proses evakuasi dan penanganan korban.
“Kami akan terus mendorong evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan di sektor pariwisata, khususnya perjalanan dengan kapal,” tutupnya.
Identitas tujuh korban meninggal dunia yang telah dikonfirmasi adalah Tesya (20), Ricti (29), Riska (28), Nesya (27), Ratna Kurniati (28), Yunita, dan Sunatra.
Tag: #kapal #wisata #tenggelam #bengkulu #menpar #lakukan #audit #menyeluruh