Setelah Negosiasi 2 Hari, AS-China Akhirnya Sepakati Tarif Impor 10 Persen
Bendera Amerika Serikat dan bendera China saat berkibar di Genting Snow Park jelang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Zhangjiakou, China, 2 Februari 2022.(AP PHOTO/KIICHIRO SATO)
20:12
12 Mei 2025

Setelah Negosiasi 2 Hari, AS-China Akhirnya Sepakati Tarif Impor 10 Persen

- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China sepakat untuk menurunkan pemberlakuan tarif impor untuk masing-masing negara sebesar 115 persen.

Kesepakatan ini merupakan hasil dari negosiasi tarif yang dilakukan petinggi AS dan China di Jenewa, Swiss pada Sabtu-Minggu (10 dan 11/5/2025).

Dilansir keterangan resmi pemerintah AS yang diunggah di laman Gedung Putih pada Senin (12/5/2025) petang, kedua negara juga sepakat memberlakukan tarif 10 persen selama periode jeda.

Ilustrasi kegiatan ekspor dan impor.PIXABAY/STOCKSNAP Ilustrasi kegiatan ekspor dan impor.

"Kedua pihak akan mengambil tindakan ini paling lambat tanggal 14 Mei 2025. Kesepakatan perdagangan ini merupakan kemenangan bagi AS yang menunjukkan keahlian Presiden Trump yang tak tertandingi dalam mengamankan kesepakatan yang menguntungkan rakyat Amerika," demikian bunyi keterangan Gedung Putih.

Keterangan juga menjelaskan, pemerintah China akan mengambil dua langkah dalam menindaklanjuti kesepakatan dengan AS.

Pertama, China akan menghapus tarif pembalasan yang diumumkannya sejak 4 April 2025, dan juga akan menangguhkan atau menghapus tindakan balasan non-tarif yang diambil terhadap AS sejak 2 April 2025.

Kedua, China juga akan menangguhkan tarif awal 34 persen terhadap AS yang diumumkannya pada 4 April 2025 selama 90 hari, tetapi akan mempertahankan tarif 10 persen selama periode jeda.

Lalu pemerintah AS juga akan mengambil dua tindakan atas kesepakatan dengan China.

Pertama, AS akan menghapus tarif tambahan yang dikenakannya terhadap China pada tanggal 8 April dan 9 April 2025.

Tetapi AS akan mempertahankan semua bea yang dikenakan terhadap China sebelum tanggal 2 April 2025.

China memiliki berbagai cara untuk membalas tarif tinggi yang diterapkan Amerika Serikat (AS), mulai dari kontrol utang hingga elemen langka. PIXABAY/AWADPALESTINE China memiliki berbagai cara untuk membalas tarif tinggi yang diterapkan Amerika Serikat (AS), mulai dari kontrol utang hingga elemen langka.

Termasuk di dalamnya tarif Bagian 301, tarif Bagian 232, tarif yang dikenakan sebagai tanggapan terhadap keadaan darurat nasional fentanil yang diberlakukan berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.

Kedua, AS akan menangguhkan tarif timbal balik sebesar 34 persen yang dikenakan pada tanggal 2 April 2025 selama 90 hari, tetapi mempertahankan tarif sebesar 10 persen selama periode jeda tersebut.

Menurut pernyataan Gedung Putih, kesepakatan menetapkan tarif 10 persen akan mendorong produksi dalam negeri AS, memperkuat rantai pasok, dan memastikan bahwa kebijakan perdagangan AS melindungi pekerja dalam negeri terlebih dulu.

Selain kesepakatan tarif 10 persen, AS dan China juga setuju untuk mengambil langkah agresif dalam membendung peredaran obat fentanil dan prekursor lainnya dari China dan mengalihkan untuk produsen obat di Amerika Utara.

Ketika perubahan tarif ini mulai berlaku, kedua negara sepakat untuk membentuk mekanisme guna melanjutkan diskusi penting tentang perdagangan dan ekonomi.

Menurut data pemerintah AS, defisit perdagangan barang AS dengan China mencapai 295,4 miliar dollar pada tahun 202 atau merupakan yang terbesar dengan mitra dagang mana pun.

"Perjanjian (kesepakatan) hari ini berupaya mengatasi ketidakseimbangan ini untuk memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi pekerja, petani, dan bisnis Amerika," tambah keterangan Gedung Putih.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menerapkan tarif yang tinggi untuk barang-barang dari China.

Secara total tarif yang dikenakan AS untuk barang dari China sebesar 145 persen, dengan bea masuk kumulatif AS pada beberapa barang China mencapai 245 persen.

Sebagai balasan, "Negeri Panda" mengenakan tarif 125 persen pada barang-barang AS.

Kedua negara sebenarnya telah lama memberikan sinyal ingin mengakhiri kebuntuan perang tarif. Namun, tidak ada yang ingin terlihat mengalah lebih dulu sebelum akhirnya setuju melakukan negosiasi secara langsung pada akhir pekan lalu.

Dalam negosiasi, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer melakukan dialog dengan Perdana Menteri China, He Lifeng di Jenewa, Swiss.

Tag:  #setelah #negosiasi #hari #china #akhirnya #sepakati #tarif #impor #persen

KOMENTAR