Larry Ellison Kembali Rebut Peringkat Ketiga sebagai Orang Terkaya Dunia di Tengah Gejolak AI dan Persaingan Silicon Valley
- Dalam pusaran pergeseran besar di industri teknologi global, nama Larry Ellison kembali mencuat sebagai orang terkaya ketiga di dunia. Keputusan pasar untuk menurunkan sementara peringkatnya dan reli saham Oracle beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa kekayaan besar tidak lagi hanya milik pendiri perusahaan yang dulu dominan, tetapi juga mereka yang dinilai memimpin era kecerdasan buatan (AI) dan layanan cloud.
Melansir Forbes pada Kamis (27/11/2025), kenaikan lebih dari 4 persen pada saham Oracle menjadi sekitar USD 205 per lembar pada Rabu siang menjadi faktor utama kebangkitan kembali posisi Ellison. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar menilai prospek Oracle semakin positif, terutama di tengah persaingan ketat sektor teknologi.
Berkat pergerakan tersebut, kekayaan bersih Ellison kini diperkirakan mencapai USD 256,4 miliar, sehingga Sang Bos Oracle yang berusia 81 tahun itu menempati kembali posisi ketiga terkaya di dunia. Sebelumnya, posisi ini sempat dikuasai Sergey Brin dari Alphabet. Kekayaan Brin dilaporkan turun menjadi sekitar 242,4 miliar dolar AS setelah saham Alphabet melemah.
Perubahan dramatis dalam peringkat miliarder teknologi dunia mencerminkan betapa sensitifnya kekayaan individu terhadap fluktuasi pasar. Industri teknologi kini dikuasai oleh AI dan cloud, dua arena yang menjadi medan perebutan kekayaan di Silicon Valley dan pasar global.
Menurut laporan Forbes, pemulihan saham Oracle terjadi setelah pasar global menarik kembali pandangan negatif atau "bearish takes" terhadap perusahaan—pandangan yang sebelumnya membuat banyak investor meremehkan potensi Oracle di sektor AI dan cloud.
Forbes melaporkan, "Wall Street menarik kembali pandangan negatif terhadap Oracle, mengangkat harga saham perusahaan dan posisi pendirinya, Larry Ellison, sebagai orang terkaya ketiga di dunia menggantikan Sergey Brin dari Google, seiring pasar terus menata ulang siapa yang dianggap pemenang dalam persaingan AI."
Sebelumnya, saham Oracle sempat terpuruk dari level puncak sekitar USD 287 per lembar pada 27 Oktober menjadi sedikit di atas USD 185 pada awal minggu ini, seiring meningkatnya skeptisisme terhadap kemampuan perusahaan memimpin tren AI dan cloud. Kini, pemulihan harga saham menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang Oracle telah kembali menguat.
Selain itu, beberapa analis dari lembaga keuangan besar menilai bahwa kekhawatiran pasar terhadap bisnis AI Oracle terlalu berlebihan. Deutsche Bank, misalnya, menyatakan bahwa pada harga saham sekitar USD 200, perusahaan "mendapat sedikit atau bahkan tanpa penghargaan sama sekali" atas bisnisnya dengan OpenAI.
Sementara itu, HSBC menilai bahwa pengungkapan Oracle terkait kontrak masa depan senilai lebih dari USD 500 miliar membuat banyak investor kebingungan. Pasar kemudian "mengisi titik-titik kosong dengan informasi yang terbatas," artinya investor mencoba menebak nilai dan prospek kontrak tersebut meski detailnya belum sepenuhnya tersedia.
Fenomena ini menggambarkan bahwa dalam persaingan global antara raksasa teknologi seperti Oracle, Alphabet, dan perusahaan lain di Silicon Valley, nilai perusahaan dan kekayaan individu sangat dipengaruhi oleh persepsi terhadap masa depan AI. Posisi puncak dalam daftar miliarder kini lebih ditentukan oleh kemampuan adaptasi di era transformasi digital daripada sejarah atau ukuran perusahaan semata.
Kembalinya Ellison ke urutan tiga besar dunia bukan sekadar soal angka kekayaan. Lebih dari itu, hal ini menjadi indikasi nyata bahwa investor global, bukan hanya di Amerika Serikat, terus memindahkan modal ke perusahaan yang dianggap siap memimpin gelombang AI dan cloud computing.
Pada akhirnya, pergeseran ini bukan hanya tentang kekayaan satu individu, tetapi juga gambaran lebih luas tentang bagaimana gejolak teknologi, ekspektasi pasar, dan strategi korporasi mengubah wajah kekuatan finansial dunia. Bagi Ellison, Oracle kembali berada di garis depan elit global.
Tag: #larry #ellison #kembali #rebut #peringkat #ketiga #sebagai #orang #terkaya #dunia #tengah #gejolak #persaingan #silicon #valley