



Badan Nuklir PBB Tak Adil, Iran Resmi Putuskan Hubungan dengan IAEA
- Dunia internasional kembali dibuat tegang. Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, secara resmi menandatangani undang-undang yang menghentikan kerja sama negaranya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Langkah dramatis ini dinilai sebagai tamparan keras bagi badan pengawas nuklir PBB di tengah memburuknya ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat. PBB dinilai menerapkan standar ganda, tak adil dengan isu nuklir yang selama ini dijadikan alasan oleh Barat dan Israel untuk menyerang Iran.
Pengumuman mengejutkan ini disiarkan langsung oleh televisi pemerintah Iran pada Rabu (2/7), hanya seminggu setelah parlemen Iran menyetujui undang-undang kontroversial tersebut.
Pemicu utamanya, jelas serangan mendadak Israel pada 13 Juni lalu yang menyasar fasilitas nuklir Iran, disusul dengan serangan lanjutan oleh AS.
Mengutip Al-Jazeera, dalam undang-undang baru tersebut, Iran secara eksplisit melarang inspektur IAEA mengakses fasilitas nuklirnya, kecuali mendapat izin khusus dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Langkah ini dianggap sebagai bentuk penolakan total terhadap pengawasan internasional atas program nuklirnya.
Menanggapi hal tersebut, sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, langsung angkat suara. Melalui juru bicaranya, ia menyebut keputusan Iran sebagai 'sangat mengkhawatirkan' dan menyerukan Iran untuk tetap bekerja sama dengan IAEA demi stabilitas global.
Tak hanya PBB, kecaman juga datang dari berbagai penjuru dunia. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyerukan negara-negara Eropa agar segera mengaktifkan mekanisme 'snapback', sebuah langkah yang memungkinkan pemberlakuan kembali sanksi penuh PBB terhadap Iran.
Dari Washington, pernyataan keras dilontarkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce. Ia menyebut keputusan Iran sebagai 'tidak dapat diterima' dan menegaskan komitmen AS untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir.
“Dengan kepemimpinan Donald Trump sebelumnya, kita telah mencapai kemajuan besar. Pesan kami jelas: Iran tidak bisa dan tidak akan pernah memiliki senjata nuklir,” tegas Bruce.
Sementara itu, Jerman menilai tindakan Iran sebagai 'sinyal bencana' yang bisa membunuh segala upaya diplomasi yang tersisa. “Tanpa kerja sama dengan IAEA, tak mungkin ada solusi damai,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Martin Giese.
Badan Energi Atom Internasional sendiri masih bungkam soal rincian keputusan Iran. Dalam pernyataan singkat, IAEA mengatakan tengah menunggu informasi resmi dari Teheran untuk menentukan langkah selanjutnya.
Tag: #badan #nuklir #adil #iran #resmi #putuskan #hubungan #dengan #iaea