Rekam Jejak Paus Leo XIV Terhadap Isu Lingkungan: Penguasaan Atas Alam Tidak Boleh Jadi Tirani
Paus Leo XIV. (Vatican Media)
11:08
11 Mei 2025

Rekam Jejak Paus Leo XIV Terhadap Isu Lingkungan: Penguasaan Atas Alam Tidak Boleh Jadi Tirani

Nama Robert Francis Prevost mengejutkan dunia ketika diumumkan sebagai Paus baru Gereja Katolik. Ia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Dari loggia Basilika Santo Petrus, ia memperkenalkan diri sebagai Paus Leo XIV. Kalimat pertamanya: “Damai sejahtera bagi kamu semua.”

Leo XIV adalah Paus ke-267. Ia juga Paus pertama dari Amerika Serikat dan dari Ordo Santo Agustinus. Sosoknya bukan wajah asing bagi para pemimpin gereja. Ia telah lama dikenal sebagai figur yang membela kaum miskin, migran, dan mereka yang tersisih.

Namun ada satu hal lagi yang menonjol komitmennya terhadap isu lingkungan.

“Kemanusiaan membutuhkan Kristus sebagai jembatan untuk mencapai Tuhan dan kasih-Nya. Anda semua membantu kami membangun jembatan dengan dialog dan perjumpaan, sehingga kita semua dapat menjadi satu umat yang selalu dalam damai,” kata Leo XIV di hadapan ribuan umat yang berkumpul menyambutnya di Lapangan Santo Petrus.

Lahir di Chicago, 14 September 1955, Prevost menghabiskan lebih dari satu dekade hidupnya sebagai misionaris di Peru. Ia bekerja di daerah-daerah miskin, memimpin seminari, mengajar hukum kanonik, dan menjadi kepala studi. Ia bahkan mengambil kewarganegaraan Peru—bukan karena formalitas, tetapi karena hatinya sudah lama tinggal di sana.

Pengalaman itu membentuk cara pandangnya. Bagi Leo XIV, kemiskinan, ketidakadilan, dan krisis lingkungan adalah satu paket persoalan. Tidak bisa diselesaikan secara terpisah.

Ia percaya bahwa bumi yang rusak dan manusia yang tertindas sering kali lahir dari akar sistem yang sama: ketamakan dan pengabaian terhadap sesama.

Dalam perannya sebelumnya sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, Prevost sudah berbicara gamblang soal ini. Ia menolak ide bahwa manusia boleh menguasai alam tanpa batas.

“Penguasaan atas alam tidak boleh menjadi tirani,” katanya.

Robert Prevost Paus Leo XIV dari Amerika Serikat. [Instagram]Robert Prevost Paus Leo XIV dari Amerika Serikat. [Instagram]

Ia mengajak umat untuk membangun hubungan timbal balik dengan lingkungan.

Bukan sekadar ajakan. Ia menunjukkan contoh.

Paus Leo XIV juga mewaspadai bahaya kemajuan teknologi yang tidak disertai kesadaran moral. Ia mengingatkan: tanpa arah etis, teknologi bisa membawa kehancuran. Bagi Leo XIV, perkembangan ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan prinsip-prinsip keadilan ekologis.

Ia ingin gereja tidak hanya berkhotbah. Tapi bergerak. Ia menyerukan transisi dari “kata-kata ke tindakan.”

Ia juga menekankan pentingnya Doktrin Sosial Gereja sebagai fondasi untuk menghadapi tantangan krisis iklim.

Pemilihan nama "Leo" bukan tanpa makna. Paus Leo XIII—tokoh yang pernah mengeluarkan Rerum Novarum, ensiklik tentang hak-hak buruh dan keadilan sosial—adalah simbol keberpihakan gereja pada rakyat. Kini, Leo XIV tampaknya ingin melanjutkan warisan itu. 

Di tangan Paus Leo XIV, Gereja Katolik berpotensi menjadi kekuatan moral global dalam isu lingkungan. Tidak hanya membela yang lemah, tetapi juga membela bumi sebagai rumah bersama. 

Disambut pemimpin Eropa

Dari berbagai penjuru Eropa, para pemimpin negara langsung menyampaikan ucapan selamat. Selain itu, mereka juga menitipkan harapan akan perdamaian, keadilan, dan persatuan dunia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pemilihan ini sebagai “momen bersejarah” bagi Gereja Katolik.

Lewat platform X, ia mengirimkan pesan persaudaraan dan doa agar masa kepausan yang baru ini dipenuhi oleh kedamaian.

Dari Jerman, Kanselir Friedrich Merz, yang belum lama menjabat, juga memberi penghormatan. Ia menyebut Paus Leo XIV sebagai figur yang akan menjadi penjaga keadilan dan tokoh rekonsiliasi dunia.

Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berharap agar kepemimpinan Paus baru bisa memperkuat dialog global. Dalam unggahan singkatnya di X, ia menyampaikan harapan agar hak asasi manusia terus diperjuangkan di tengah dunia yang rentan dan terbelah.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut momen pemilihan ini sebagai peristiwa yang sangat menggembirakan. Ia percaya Tahta Suci punya posisi strategis dalam menjembatani bangsa-bangsa dan mendorong kerja sama global.

“Gereja memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan besar dunia saat ini—dari krisis iklim hingga pengentasan kemiskinan,” ujarnya. Ia juga menyoroti perlunya promosi terhadap perdamaian dan keadilan global yang lebih merata.

Editor: Bimo Aria Fundrika

Tag:  #rekam #jejak #paus #terhadap #lingkungan #penguasaan #atas #alam #tidak #boleh #jadi #tirani

KOMENTAR