Mantan Jendral Top Israel Desak Netanyahu Ubah Strategi perang, Fokuskan Militer ke Lebanon
Jendral top Israel Benny Gantz mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengalihkan fokus pasukannya ke Lebanon. Pengalihan strategi perang dengan memindahkan fokus militer ke wilayah Lebanon perlu dilakukan karena keberadaan Iran dan proksinya Hizbullah telah memberikan masalah baru bagi Israel. 
20:10
9 September 2024

Mantan Jendral Top Israel Desak Netanyahu Ubah Strategi perang, Fokuskan Militer ke Lebanon

Jenderal top Israel sekaligus mantan menteri kabinet perang, Benny Gantz mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengalihkan fokus pasukannya ke Lebanon.

Desakan itu dilontarkan Gantz saat berbicara dalam forum Timur Tengah di Washington, Amerika Serikat (AS), Senin (9/9/2024).

"Kita memiliki kekuatan yang cukup untuk menangani Gaza, dan kita seharusnya berkonsentrasi pada apa yang terjadi di wilayah utara," ujar Gantz, seperti dilansir Times Of Israel.

Dalam keterangan Gantz menjelaskan pengalihan strategi perang dengan memindahkan fokus militer ke wilayah Lebanon perlu dilakukan karena keberadaan Iran dan proksinya Hizbullah telah memberikan masalah baru bagi Israel.

Lantaran Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran hampir setiap hari melontarkan serangan lintas perbatasan.

Hizbullah menyebut serangannya itu sebagai dukungan untuk sekutunya, Hamas, yang sedang berperang melawan Tel Aviv.

Namun serangan tersebut justru menambah penderitaan warga Israel yang berada di perbatasan Utara.

Bahkan hampir sebagian besar warga Israel Utara yang rumahnya berbatasan dengan Lebanon terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kerugian Israel Bengkak Rp 2,04 triliun

Tak sampai disitu, serangan drone Hizbullah juga membuat para petani asal Israel Utara tidak dapat bekerja di lahan perkebunan mereka hingga membuat sektor pertanian Israel merugi.

Membengkak hingga kerugian negara tembus 599 juta shekel atau sekitar Rp 2,04 triliun.

Serangkaian masalah ini yang mendorong Gantz agar Netanyahu segera bertindak , memindahkan pasukannya guna mempersiapkan apa pun yang mungkin terjadi di wilayah utara.

"Kisah Hamas adalah berita lama. Kisah Iran dan proksinya di seluruh wilayah yang mereka coba lakukan adalah masalah sebenarnya," tutur Gantz.

"Pergeseran pusat gravitasi bisa terjadi dengan cepat dan juga bisa melibatkan kalian dalam waktu singkat," imbuhnya.

Adapun diketahui Menteri Kabinet Perang Benny Gantz mengundurkan diri dari pemerintahan darurat saat perang masih berlangsung.

Gantz mengundurkan diri dari kursi jabatannya setelah kecewa dengan Netanyahu yang terus mencegah Israel maju menuju kemenangan sejati melawan Hamas di Jalur Gaza.

“Netanyahu menghalangi kita untuk maju menuju kemenangan sejati,” kata Gantz dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN International.

“Untuk alasan ini kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini, dengan berat hati, namun dengan sepenuh hati," lanjunya.

Hizbullah Bombardir Israel

Terpisah pasca operasi militer Gaza digelar, Hizbullah sekutu Hamas dilaporkan membombardir lintas perbatasan Israel di akhir pekan kemarin.

Hizbullah mengatakan pihaknya telah membombardir kota 'Kiryat Shmona' di Israel utara dengan rentetan roket Falaq pada Minggu dini hari.

"Sebagai respons terhadap serangan musuh... dan khususnya serangan yang menewaskan pekerja responden darurat di desa Froun di Lebanon," kata pernyataan Hizbullah.

Serangan ini menambah daftar panjang gempuran Hizbullah atas Israel yang telah berlangsung selama 11 bulan terakhir.

Mengutip Radio Army Israel, kelompok Hizbullah Lebanon setidaknya telah meluncurkan lebih dari 1.307 roket ke lokasi-lokasi Israel pada bulan Agustus.

Jumlah tersebut meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan bulan Januari ketika menyerang Israel sebanyak 334 kali.

Operasi ini diklaim Hizbullah sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan untuk mendukung upaya perlawanan mereka.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #mantan #jendral #israel #desak #netanyahu #ubah #strategi #perang #fokuskan #militer #lebanon

KOMENTAR