



Cara Lansia di Surabaya Menjaga Semangat Hidup setelah Pensiun: Senam Rutin, Jalan-Jalan, hingga Kebayaan
- Jumat pagi di halaman RSUD Soetomo Surabaya tak pernah sepi. Ratusan lansia berpakaian olahraga bergerak penuh semangat mengikuti irama senam. Mereka adalah bagian dari Komunitas Lansia yang anggotanya mencapai lebih dari 300 orang. Mayoritas berusia di atas 60 tahun.
Tak hanya berkeringat bersama, mereka juga rutin mengikuti penyuluhan kesehatan, berwisata ke luar kota hingga lomba-lomba bertema khusus. “Kami ini dulunya pegawai RSUD Soetomo, sekarang setelah pensiun, tetap ingin aktif” ujar koordinator komunitas, Arsad, 68 tahun.
Senam yang digelar pun tidak monoton. Ada senam diabetes, senam lansia, hingga senam kreasi dengan instruktur yang berganti-ganti. “Biar tidak bosan. Bulan ini hari Jumatnya dua kali libur nasional, kami ganti dengan kegiatan luar kota. Sekalian jalan-jalan. Bali, Jogja, bahkan Lombok sudah pernah,” kata mantan staf administrasi itu.
Setiap perayaan pun tak dilewatkan. Pada Hari Kartini lalu, para anggota senam mengenakan kebaya dan mengikuti berbagai lomba khas. “Antusias banget. Kalau seminggu saja tidak ada kegiatan, mereka pasti kangen dan malah mengeluh,” tambah Arsad sambil tersenyum.
Bukan hanya senam dan wisata, komunitas ini juga menjadi tempat silaturahmi dan berbagi cerita masa lalu. Naniek Soebandriyattie, 70, mantan pegawai bagian farmasi, mengaku bergabung sejak awal pensiun demi menjaga hubungan dengan rekan sejawat tetap terjalin.
“Dulu saat masih kerja belum tentu akrab karena beda bagian. Tapi setelah gabung komunitas ini, justru jadi dekat. Nambah teman, bisa ngobrol, bisa ketawa-tawa,” ujar humas komunitas lansia itu.
Menurutnya, tetap aktif di usia senior berpengaruh besar terhadap kesehatan. “Saya ngga pernah minum obat. Badan ngga linu-linu. Ya karena rajin senam dan selalu bergerak,” ungkap oma dua cucu yang juga aktif mengajar menyulam dan keterampilan untuk lansia di berbagai tempat itu.
Hal serupa dirasakan Sukartini, 65, mantan perawat yang kini menjabat sebagai seksi konsumsi di komunitas. Dia mengaku lebih termotivasi saat olahraga bersama daripada melakukannya sendirian di rumah.
"Kalau ngga ada kegiatan, rasanya boring. Apalagi anak-anak sudah sibuk, cucu juga sudah besar. Kita yang dulunya aktif kerja, kalau diam di rumah bisa-bisa drop malah cepat pikun,” ucapnya.
Bagi ketiganya, keberadaan komunitas lansia seperti ini sangat penting. Tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tapi juga mental. “Lansia itu butuh wadah. Kalau di rumah saja bisa bosan. Saya pribadi juga masih aktif main tenis, gowes, dan tergabung di Persatuan Atlet Master Indonesia (PAMI) baik Surabaya maupun provinsi,” ungkap Arsad.
Sebagai koordinator, tidaklah susah mengelola komunitas lansia, selama dikerjakan dengan kesabaran. “Lansia itu sensitif, jadi kita harus hati-hati dalam berkomunikasi. Tapi mereka mudah diajak. Waktunya ada, dan biasanya juga cukup punya budget untuk kegiatan,” ujarnya.
Arsad menambahkan, pentingnya menjaga pikiran tetap positif. “Sehat itu 60 persen dari pikiran. Kalau stres, badan gampang sakit. Tapi kalau pikiran fresh, tubuh ikut sehat,” pungkas opa enam cucu itu.
Melalui komunitas lansia ini, para pensiunan RSUD Soetomo menunjukkan bahwa masa tua bukanlah akhir dari aktivitas. Justru menjadi masa baru yang penuh gerak, tawa, dan pertemanan baru.
Tag: #cara #lansia #surabaya #menjaga #semangat #hidup #setelah #pensiun #senam #rutin #jalan #jalan #hingga #kebayaan