Kelebihan Berat Badan Berisiko Kena Pengapuran Tulang Lebih Tinggi
Ilustrasi osteoporosis (ANTARA/Shutterstock/Chayanuphol)
19:32
4 Desember 2024

Kelebihan Berat Badan Berisiko Kena Pengapuran Tulang Lebih Tinggi

- Banyak fakta medis menjelaskan bahwa berat badan berlebihan tidak baik bagi kesehatan. Risiko terserang penyakit bahkan hingga komplikasi berpotensi besar menyerang seseorang dengan berat badan yang berlebih-lebihan.   Salah satu penyakit yang mengintai orang dengan berat badan berlebihan adalah osteoartritis atau pengapuran tulang dan persendian. Kenapa? Sebab sejatinya raga ini punya kemampuan maksimal untuk menopang seluruh bagian tubu seperti tulang, organ dalam, otot, lemak, daging dan bagian lainnya.   Semakin besar dan berat badan kita, semakin tinggi pula risiko terjadinya osteoartritis terutama di bagian persendian lutut. Banyak hasil penelitian dan jurnal kesehatan mencatat, dengan berat badan berlebih maka kerja sendi pun akan bertambah, terutama pada sendi-sendi penopang berat badan seperti sendi lutut.  

  Psteoartritis atau pengapuran tulang adalah masalah kesehatan berupa pengapuran sendi akibat kerusakan tulang rawan. Kondisi ini terjadi ketika tulang rawan yang bertugas melindungi bagian ujung tulang keras mengalami kerusakan.   Osteoartritis merupakan gangguan sendi yang umum terjadi. Tidak hanya terjadi pada lutut, osteoartritis juga dapat dirasakan pada sendi lain, seperti pinggul, tulang punggung, jari tangan, dan lain sebagainya.    Osteoartritis termasuk dalam penyakit degeneratif. Artinya, penyakit ini dapat memburuk seiring dengan bertambahnya usia. Maka dari itu, osteoarthritis adalah hal yang perlu ditangani sesegera mungkin.   Sampai saat ini, osteoarthritis menjadi salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan secara total dengan obat-obatan. Namun, Anda tetap perlu penanganan medis dalam mengatasi osteoartritis agar gejala yang dirasakan menjadi lebih ringan.   Menjelaskan mengenai osteoartritis dan korelasinya dengan kelebihan berat badan, Prof. Dr. dr. Andri Lubis, Sp.OT (K), dokter spesialis ortopedi RS Siloam Mampang menuturkan, kerusakan sendi lutut akibat osteoartritis dapat diperburuk oleh faktor eksternal seperti kelebihan berat badan dan aktivitas fisik yang memberikan dampak tinggi pada lutut.    "Oleh karena itu, menjaga berat badan yang sehat sangat penting untuk memperlambat perkembangan osteoartritis serta mencegah kerusakan lebih lanjut pada sendi lutut. Aktivitas fisik yang berisiko tinggi, seperti olahraga dengan dampak tinggi, juga dapat memperburuk kondisi lutut," kata dr. Andri di Jakarta, Rabu (4/12).   Dirinya melanjutkan, kerusakan pada sendi lutut sering kali dipercepat oleh kelebihan berat badan atau aktivitas yang memberikan tekanan tinggi pada lutut. Oleh karena itu, pengelolaan berat badan sangat penting dalam pencegahan osteoartritis.   Anda dengan berat badan berlebihan sebaiknya menghindari kegiatan yang memberi beban berlebih pada lutut. Serta yang paling penting adalah menjaga berat badan ideal merupakan langkah-langkah preventif yang sangat disarankan bagi pasien yang ingin mengurangi risiko osteoartritis.   Selain menjadi salah satu penyebab osteoartritis, berat badan berlebihan juga akan menghambat proses penyembuhan pasien penyakit tersebut.    Misalnya, saat pasien menjalani pengobatan osteoartritis dengan metode,  Total Knee Replacement atau TKR, prosedur bedah di mana sendi lutut yang rusak akibat osteoartritis digantikan dengan protesa atau implan buatan, proses selanjutnya adalah penyembuhan dengan fisioterapi.   Pemulihan setelah TKR sangat bergantung pada fisioterapi yang dilakukan selama beberapa bulan pertamapasca operasi. Fisioterapi bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot dan mobilitas lutut yang telah terganggu akibat osteoartritis atau prosedur itu sendiri.    Pemulihan yang cepat dan efektif sangat bergantung pada komitmen pasien untuk mengikuti program rehabilitasi. Dan mereka dengan bobot berlebihan cenderung akan lebih lama menjalani proses fisioterapi.   ”Fisioterapi pada bulan pertama sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Rata-rata, pasien membutuhkan waktu hingga tiga bulan untuk kembali ke aktivitas normal," lanjut dr. Andri.   Fisioterapi pascaoperasi juga mencakup latihan untuk memperkuat otot-otot sekitar lutut dan meningkatkan kelenturan sendi, sehingga pasien dapat kembali bergerak dengan lebih lancar dan tanpa rasa sakit.   Sementara prosedur TKR, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi rasa sakit akibat kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi lutut, sehingga pasien dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari. Prosedur ini sering direkomendasikan ketika pengobatan konservatif seperti obat-obatan, fisioterapi, atau injeksi, sudah tidak lagi memberikan hasil yang efektif.   ”TKR merupakan opsi terakhir bagi pasien osteoartritis yang gejalanya sudah parah dan tidak dapat lagi diatasi dengan obat-obatan atau terapi fisik," tandas dr. Andri.   Prosedur ini terutama disarankan bagi pasien di atas usia 65 tahun, karena mereka sering kali mengalami penurunan kualitas hidup yang signifikan akibat nyeri lutut kronis. Pada pasien yang lebih muda, TKR sering dianggap sebagai pilihan terakhir mengingat risiko kegagalan implan dalam jangka panjang, yang dapat mengharuskan prosedur penggantian ulang.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #kelebihan #berat #badan #berisiko #kena #pengapuran #tulang #lebih #tinggi

KOMENTAR