Election Anxiety Berkaitan dengan Pemilu, Kenali Gejala dan 3 Cara Atasi Kecemasan agar Tidak Semakin Parah
– Pilpres seringkali menjadi sumber stres bagi masyarakat Indonesia.
Subjek politik pada pemilu, nyatanya sangat berpengaruh dalam memunculkan Election Anxiety.
Namun tahukah kamu apa itu Election Anxiety? Election Anxiety merupakan kasus kecemasan berlebihan yang muncul pada orang dewasa yang terlibat dalam proses politik.
Masalah mental ini memunculkan rasa khawatir, kesedihan, keputusasaan, hingga ketegangan fisik.
Jika masalah ini tidak ditangani dengan benar, kemungkinan besar akan berkembang menjadi masalah mental yang lebih buruk.
Dilansir dari choosingtherapy.com (15/1), pemilu menimbulkan tingkat kecemasan karena politik dan politisi merupakan sumber stres yang sangat besar bagi masyarakat Amerika.
Stres ini muncul baik secara langsung maupun tidak langsung karena masyarakat khawatir akan dampak langsung dari kemenangan politisi tertentu.
Dampak jangka panjang dari kemenangan tersebut dapat memunculkan sumber stres membahayakan lainnya.
Menurut studi yang dilakukan oleh American Psychological Association (2019), lebih dari 60% orang Amerika memandang politik dan politisi sebagai sumber stres langsung, dan 56% melihat pemilu sebagai pemicu stres dalam hidup mereka.
Gejala Election Anxiety akan terlihat jika, seseorang mengalami tingkat kecemasan yang tinggi ketika mereka berkeinginan kuat untuk mengantisipasi apa saja hal yang bisa terjadi jika pihak lain yang tidak diinginkan terpilih.
Mereka mungkin khawatir bahwa pemungutan suara tersebut akan berdampak negatif terhadap keluarga, pekerjaan, rumah, keselamatan, dan hak-hak mereka.
Setelah suara dihitung dan keputusan dibuat, seseorang dapat merasakan kombinasi ketakutan dan kecemasan terhadap masa kini dan masa depan.
Tanda dan gejala kecemasan pemilu dapat mencakup diantaranya, kekhawatiran intens (memengaruhi kehidupan di rumah, sekolah, atau pekerjaan), kegelisahan, perasaan bersemangat, perasaan semakin lelah dan letih, konsentrasi buyar, mudah marah, gangguan tidur, hingga serangan panik.
Bergantung pada intensitas, frekuensi, dan durasi gejalanya, seseorang dapat memenuhi kriteria gangguan kecemasan akibat stres terkait pemilu.
Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang mencapai puncaknya sebelum pemilu, beberapa diantaranya mungkin akan merasakan gejala yang memburuk setelah hasil pemilu ditetapkan (terkadang disebut gangguan post election stress disorder).
Mirisnya, bahkan jika kandidat favorit seseorang menang, tekanan tersebut dapat menimbulkan dampak buruk yang bertahan lama setelah suara akhir selesai dihitung.
Untuk mengatasinya, terdapat 3 hal yang bisa dilakukan untuk meringankan hingga menghindari Election Anxiety. Diantaranya adalah:
1. Memilih atau memberikan suara
Dengan banyaknya tekanan yang terjadi akibat pemilu, kita bisa merasakan bahwa kekuasaan dan kendali seseorang atas situasi tersebut sangatlah kecil.
Orang dapat mengalami pikiran yang sangat tertekan dengan keputusasaan ketika mereka bertanya-tanya tentang kemampuan mereka dalam membuat perbedaan yang nyata.
Memilih atau memberikan suara merupakan salah satu cara terbaik untuk meredakan stres selama pemilu karena hal ini merupakan tindakan aktif dan juga sebuah kewajiban bagi seorang warga negara.
Tindakan memilih juga dapat mewakili akhir dari siklus pemilu lainnya, dan hal ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengubah kebiasaan mereka dari politik.
2. Batasi Paparan Berita
Orang yang menonton program berita terlalu banyak dapat mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Hal ini menyebabkan program atau saluran kabel yang didedikasikan untuk berita penting untuk dihindari.
Asupan berita dalam jumlah sedang memberikan beberapa manfaat, namun mengurangi konsumsi mungkin merupakan cara yang berharga untuk mengurangi stres.
Orang yang terlalu banyak menonton berita memiliki kemungkinan satu setengah kali lebih besar mengalami gangguan kecemasan dibandingkan orang lain. Menonton terlalu banyak berita sering dihubungkan dengan, ketakutan yang tidak terkendali, berjaga berlebihan dan mudah terkejut, hingga gangguan tidur
Dalam upaya membatasi paparan berita, sebagian orang akan dengan cepat beralih ke jumlah konsumsi berita yang nyaman, sementara sebagian lainnya mungkin kesulitan menemukan keseimbangan yang sehat.
Dalam situasi tertentu, seseorang harus benar-benar memutuskan hubungan dengan siklus berita 24 jam untuk mengurangi stresnya, seperti halnya seseorang yang kecanduan yang diharuskan mematuhi suatu pantangan.
3. Temukan cara berkontribusi dalam hal positif
Orang yang menjalani hidup dengan election anxiety harus ingat bahwa hidup dengan terlalu banyak stres bukanlah penggunaan sumber daya yang produktif.
Stres hanya menciptakan lebih banyak ketegangan ketika menyebar ke seluruh aspek kehidupan. hentikan aliran negatif dengan menyalurkan waktu, energi, dan buatlah kegiatan positif di wilayah Anda.
Kegiatan positif dapat dilakukan dalam bentuk, menjadi sukarelawan untuk organisasi atau badan amal lokal, melakukan tindakan kebaikan secara random atau acak, menghabiskan waktu bersama anggota komunitas,berusaha untuk mempercantik taman atau ruang hijau di dekatnya, hingga mengumpulkan sampah dari jalan raya.
Semua aktivitas ini akan menimbulkan rasa pencapaian dan kendali yang mampu mengimbangi hal negatif dan ketegangan karena politik.
Menyumbangkan waktu secara sukarela dapat menghubungkan kita dengan sekelompok orang baru yang berpikiran sama dalam keinginan berbuat baik.
***
Tag: #election #anxiety #berkaitan #dengan #pemilu #kenali #gejala #cara #atasi #kecemasan #agar #tidak #semakin #parah