Kenali Eustress dan Distress, Psikolog Unair Surabaya: Stres Bisa Bermanfaat dan Untuk Penyemangat
Eustress dan Distress./Pexels/Andrea Piacquadio
09:56
30 Maret 2024

Kenali Eustress dan Distress, Psikolog Unair Surabaya: Stres Bisa Bermanfaat dan Untuk Penyemangat

- Eustress dan Distress adalah dua bentuk stress yang tak banyak diketahui oleh masyarakat.

Kedua model stress ini, baik Eustress maupun Distress, merupakan dua kondisi yang berseberangan, bertolak belakang.

Baik Eustress maupun Distress ibarat sebuah hitam dan putih dalam konteks stres. Satu sisi adalah sesuatu yang positif, di sisi yang lain bersifat negatif.

Dimas Aryo Wicaksono, dosen psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjelaskan bahwa tak semua stress berkonotasi buruk atau merugikan.

Melainkan, ada stres yang justru bisa sangat bermanfaat dan menjadi penyemangat bagi seseorang untuk terus mengembangkan dirinya.

“Stress itu sendiri dimaknai dua yang dikenal dengan eustress dan distress. Jadi sebetulnya stress itu bisa jadi sesuatu yang bermanfaat tapi bisa juga menjadi sesuatu yang merugi,” jelas Wicaksono yang dikutip dari YouTube Universitas Airlangga pada Jum’at (29/3).

Banyak dari kita yang menganggap stress adalah sesuatu yang negatif, sesuatu yang buruk dan lain semacamnya.

Tak heran ketika mengalami stres, kita seolah-olah langsung membuangnya jauh-jauh dan berusaha menghindarinya.

Padahal, ada yang stres yang bermanfaat bagi seseorang. Dapat menjadi penyemangat untuk terus memacu seseorang untuk mengembangkan dirinya.

Stress bersifat positif semacam ini yang kemudian disebut sebagai eustress. Sebuah stres yang bisa memotivasi seseorang untuk menyelesaikan masalah.

“Stres yang bermanfaat itu dikenal dengan eustress. Di mana ketika kita dari stress justru malah memunculkan semangat untuk kita merasa tertantang, kita merasa termotivasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut,” tutur Wicaksono.

Bahkan eustress ini tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri melainkan juga bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Dikutip dari Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi pada Jum’at (29/3) bahwa respon positif dari eustress tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh lingkungan sekitarnya, seperti dengan adanya pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

Eustress merupakan situasi atau kondisi apapun yang dialami seseorang, yang kemudian memberikan inspirasi dan memberikan motivasi untuk bertindak positif.

Berkebalikan dengan eustress, stres yang berdampak buruk, bersifat negatif, bahkan stress yang acap kali dihindari banyak orang itu disebut distress.

“Sedangkan distress itu adalah stres yang menganggap bahwa itu sesuatu yang menghancurkan atau sesuatu yang merugikan bagi kita,” ungkap pengampu mata kuliah bidang psikologi industri dan organisasi, Unair tersebut.

Distress tidak hanya mengganggu kondisi psikologis yang sedang mengalaminya saja, melainkan juga berdampak buruk pada lingkungan sosialnya.

Misalnya saja berdampak buruk pada organisasi atau tempatnya bekerja, mulai dari tingkat ketidakhadiran yang tinggi, sulit berkonsentrasi, sulit menerima hasil yang didapat dan lain sebagainya.

Stres semacam ini terbagi lagi menjadi dua. Pertama, stres akut yang munculnya cukup kuat, namun ia cepat untuk menghilang.

Contohnya seperti ketika mendapatkan ancaman, ketika terlambat kuliah atau bekerja, dan lain sebagainya.

Sedangkan yang kedua adalah stres kronis. Munculnya tidak begitu kuat namun bertahan lama, berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

Misalnya, orang yang mengalami trauma atau kehilangan seseorang yang penting bagi diri kita.

Oleh karena itu, dalam perspektif psikologis, stress harus kita lihat, apakah stress yang dialami merupakan sebuah stress bentuk eustress dan distress.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #kenali #eustress #distress #psikolog #unair #surabaya #stres #bisa #bermanfaat #untuk #penyemangat

KOMENTAR